Artikel berikut ditulis tanggal 8 Januari 2008, diterjemahkan dari teks berbahasa Arab yang merupakan analisa atas alasan Presiden Bush mengunjungi Timur Tengah. Kunjungan Bush dilakukan di tahun pemilihan umum di Amerika, ketika sang presiden memiliki sedikit otoritas untuk mengambil keputusan mengenai isu-isu internasional. Inilah sebabnya mengapa pada tahun 1950an dan 1960an ketika Inggris masih merupakan rival Amerika di percaturan politik internasional, Amerika menjadi sangat aktif selama tahun pemilu yakni masa ketika calon presidennya dan partai-partainya disibukkan dalam aktivitas pemilu dan kemudian segera setelah presiden yang baru terpilih, Inggris lalu bersikap tenang.

Kunjungan ini dilakukan pada saat negara zionis tidak puas dengan respon Amerika yang lunak atas isu nuklir Iran khususnya setelah adanya laporan-laporan intelejen Amerika bahwa mereka telah “membebaskan” Iran dari tuduhan-tuduhan atas usaha untuk memperoleh persenjataan nuklir. Ini adalah isu kritis yang membuat negara Zionis kalang kabut. Karena itu mereka mempersiapkan setumpuk dokumen khusus pada masalah itu kepada presiden Bush setelah diadakan pembicaraan rahasia dengan pihak keamanan di satu sisi dan badan politik di Israel yang diadakan tanggal 16 Januari 2008. Hal ini dilaporkan oleh harian Ye’diot Aharonot.

Negara Israel melakukan kampanye besar-besaran untuk memanas-manasi isu nuklir Iran secara internasional dan khususnya di Amerika, karena Amerika terlihat enggan untuk mengambil tindakan militer atas isu ini. Amerika menganggap penting untuk berunding secara politik dengan Iran karena Iran telah bertindak positif pada isu Afghanistan maupun karena mengamankan negosiasi yang berulang kali dilakukan atas Irak.

Israel menyadari bahwa Amerika telah mengetahui, berdasarkan laporan-laporan intelejen baru-baru ini, alasan untuk mendinginkan situasi untuk melakukan aksi militer atas Iran, dan hal ini telah mengecewakan mereka. Reaksi yang dilakukan Lobi Yahudi di Washington adalah jelas dan pernyataan Bush tidak bisa meredakan kekesalan mereka. Dia menegaskan bahwa walaupun ada laporan itu, masyarakat di wilayah itu harus sadar bahwa semua opsi mengenai Iran masih terbuka, dan hal ini menunjukkan opsi militer. Tapi dia menambahkan “Kami percaya solusi diplomatic adalah mungkin.” Kunjungan ini dilakukan di tengah-tengah kampanye gencar yang dilakukan Partai Demokrat yang menyerang Bush dan Partai Republik nya karena gagal dalam kebijakan-kebijakan internsional. Kubu Demokrat telah menekankan bahwa Amerika telah menjadi negara yang paling dibenci di wilayah Timur Tengah yang merupakan wilayah sumber utama kebutuhan minyaknya. Kubu Demokrat lebih lanjut menuduh bahwa pemerintah Bush telah menyia-nyiakan nyawa tentara Amerika di Irak dan tidak peduli atas kondisi mereka.

Pada situasi dan periode seperti inilah kunjunganya ke wilayah Palestina yang diduduki, wilayah Teluk dan Mesir itu dilakukan. Bush terus menerus berusaha meredakan rasa frustasi yang diakibatkan oleh laporan intelejen itu dan menawarkan janji dan jaminan pada mereka yang menyatakan bahwa Amerika tidak akan membiarkan Iran untuk memperoleh senjata nuklirnya. Sebagai tambahan atas janji itu, Bush juga ingin memberikan persenjataan canggih dan bantuan keuangan buat Israel. Lebih lanjut, Bush juga menyokong keamanan negeri itu dengan mencegah Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, untuk bisa mengancam negara Zionis di Tepi Barat. Setelah hal ini, dia akan memberikan pekerjaan pada Hosni Mubarak agar menjinakkan Hamas dan isu tawanan serdadu Israel Galid Shalit.[yang ditangkap tahun 2006]

Inilah caranya bagaimana Bush mencoba untuk menenangkan ketakutan Israel yang berkaitan dengan isu nuklir Iran dan menawarkan mereka jaminan keamanan, di satu sisi dengan mencegah Mahmuoud Abbas untuk mengganggu keamanan mereka, dan di sisi lain dari Hamas melalui pembicaraan di Mesir menyangkut isu itu termasuk isu Shalit. Semua hal ini mencerminkan reaksi Lobi Yahudi Amerika vis a vis pemilu Amerika. Karena kunjungannya ke wilayah Teluk adalah dimaksudkan untuk meng-counter kampanye partai Demokrat bahwa Amerika dianggap sebagai negara yang dibenci. Melalui kunjungan ini, Bush ingin menunjukkan kepada warga Amerika bahwa negara mereka tetap diterima dengan baik dan masih tetap popular dan ini bertentangan dengan apa yang dikatakan partai Demokrat. Lebih lanjut, Bush akan mengunjungi tentara Amerika di negara-negara itu dan menunjukkan kepeduliannya akan kondisi mereka.

Walaupun tidak ada pemberi tahuan sebelumnya, dia mungkin akan memasukkan kedalam jadwal kunjungannya ke Irak untuk bertemu dengan tentara Amerika. Kunjungannya didisain sebagai puncak diakhir masa jabatan yang akan dilihat sebagai cara mengamankan kepentingan-kepentingan Amerika di wilayah itu dan akan dianggap sebagai penerimaan bangsa Arab terhadap mereka. Hal ini akan membentengi pengaruh politik Eropa dan mengekang bentuk-bentuk penentangan terhadap pengaruh Amerika. Apa yang sedang dirancang oleh Otoritas Palestina adalah ilusi bahwa kunjungan Bush akan membawa berkah yang banyak buat bangsa Palestina dan mereka akan diberikan sebuah negara dengan batas-batas negara dan kedaulatan yang sudah ditentukan.

Hal ini ibarat seorang yang mencoba menggapaikan tangannya pada sumur yang dalam, dan berusaha agar air tidak memasuki mulutnya, tapi tentu saja tidak bisa! Bush datang adalah untuk menenangkan kaum Zionis dan menawarkan mereka kepastian akan keamanan mereka, dan bukannya untuk menjanjikan negara berdaulat kepada Mahmoud Abbas dan Otoritas Palestinanya. Bahkan isu yang banyak berkembang adalah menghilangkan wilayah perkampungan Palestina, yang merupakan struktur berpindah-pindah yang didisain bagi wilayah yang gersang , yang mungkin dapat dikompromikan sebagai imbalan dari tindakan Otoritas Palestina untuk mundur secara memalukan dan menerima skema perumahan yang terpisah di beberapa wilayah yang dipilih oleh Israel.

Karena inisiatifnya untuk membagi negara Palestina yang independen, Bush amat sadar bahwa tahun pemilu bukanlah saat yang tepat untuk melakukan proyek semacam itu, bahkan dia mengklarifikasikan hal ini sebelum memulai kunjungannya itu dan mengatakan: “Bahkan jikalau para pemimpin Palestina dan Israel tidak bisa mencapai kesepakatan sebelum akhir tahun ini, saya berharap bahwa kita dapat memaparkan kerangka umum bagi negara Palestina”. Tentu saja telah kita ketahui bahwa kerangka umum ini berarti berlanjutnya negosiasi yang menghinakan dengan negara Zionis yang berakibat pada diberikannya konsesi demi konsesi.

Tentu saja Bush datang ke Palestina untuk menawarkan kepastian keamanan kepada bangsa Israel yang pengecut, untuk menenangkan mereka dan ini berarti berdiri berdampingan dengan Bush untuk menentang apa yang disebut sebagai nuklir Iran. Dia mengunjungi juga negara-negara Teluk untuk meng-counter kampanye partai Demokrat bahwa Amerika adalah negara yang dipandang rendah dan tidak popular di wilayah yang kaya minyak itu. Sementara kunjungannya ke Mesir, negara Arab terbesar di wilayah itu, adalah bertujuan untuk menunjukkan kekuatannya melawan partai Demokrat. Sebenarnya Bush telah memulai kampanye pemilihan untuk Partai Republik dari tanah kita: Palestina, wilayah negara-negara Teluk dan Mesir yang strategis.

Tanah kaum muslim bukan hanya direduksi hanya menjadi isu kebijakan luar negeri bagi negara-negar penjajah, tapi tanah kita itu telah menjadi masalah politik dalam negeri mereka juga. Penghinaan semacam itu bukanlah ketentuan nasib melainkan dikarenakan para penguasa yang telah menjual tidak saja dunia mereka sendiri tapi juga menggadaikan yang lainnya untuk kepentingan mereka. Betapa terkutuknya mereka dan tindakan yang mereka lakukan! Palestina bukanlah seekor serangga yang sedang merayap, seperti para penguasa yang membuatnya demikian untuk kepentingan penyambutan bagi Bush, bukan juga sesuatu yang bisa dijadikan alat tawar menawar dengan Israel.

Apa yang akan mengembalikan kehormatan dan kebanggan Palestina adalah berbarisnya tentara yang menyebrangi perbatasan. Orang yang akan mengembalikan kehormatan Palestina adalah seorang pemimpin yang tulus yang mengharapkan dari Allah salah satu dari dua kebaikan: kemenangan atau mati syahid. Orang yang akan mengembalikan kehormatan Palestina adalah Khalifah, dibawah benderanya lah kaum muslim akan bertempur dan di belakangnya lah mereka mencari perlindungan. Apa yang akan mengembalikan kehormatan Palestina adalah pemerintahan yang telah Allah (SWT) terangkan, Khilafah Rasyidah, yang berada di jalan Kenabian. Inilah jalan satu-satunya untuk menyelamatkan Palestina, seluruh Palestina.

30th Dhil Hijjah, 1428 A.H
8 January, 2008

(Riza Aulia : www.khilafah.com )