Blogger Themes

News Update :

Hancurkan Batas Semu Nasionalisme Itu!

Minggu, 27 Januari 2008

Friday, 25 January 2008

 Syabab.Com - Warga Palestina membuat celah baru dengan buldozer di tembok perbatasan Mesir-Gaza setelah aparat Mesir menutup lubang-lubang yang belum lama ini diciptakan oleh warga Muslim Palestina. Kaum Muslim sudah lama menderita akibat batas-batas semu nasionalisme yang dibuat kafir barat untuk memecah belah kaum Muslim sejak fase penjajahan mereka di dunia muslim.


Penjaga perbatasan yang dibekali perisai hanya berjaga-jaga saat warga Palestina membanjir masuk melalui pagar perbatasan yang baru saja dihancurkan.

Ratusan ribu warga Jalur Gaza berduyun-duyun memasuki Mesir untuk membeli berbagai keperluan sejak tembok perbatasan dijebol hari Rabu.

Mesir mengatakan, aparatnya menutup perbatasan dan mengirimkan pasukan tambahan untuk menghalau warga Palestina.

Gerakan Islam, Hamas, yang mengendalikan Gaza, mengatakan, mereka mendukung keputusan Mesir untuk menutup perbatasan.

Israel menuntut Mesir agar mengambil tindakan, karena mengkhawatirkan penyelundupan senjata.

PBB memperkirakan bahwa sekitar setengah dari 1,5 juta warga Gaza menyeberangi perbatasan untuk menyiasati blokade yang diberlakukan Israel sebagai pembalasan atas serangan roket.

Kawat berduri


Budlozer besar berwarna kuning dilajukan ke perbatasan dari wilayah Gaza, dan ditubrukkan ke tembok perbatasan.

Wartawan BBC Ian Pannell di perbatasan mengatakan, pasukan keamanan Mesir tampaknya tidak lagi melancarkan upaya untuk menghentikan warga Palestina masuk.

Insiden ini merupakan pukulan yang mempermalukan bagi Kairo, yang kini harus memutuskan cara untuk menanggapi perkembangan ini, kata para wartawan.

Aksi baru untuk menjebol tembok perbatasan ini terjadi beberapa jam setelah pasukan Mesir mulai menghalangi warga Palestina memasuki negara mereka, sementara memperkenakan warga kembali ke Gaza.

Balabantuan polisi yang dibekali pentungan listrik dikerahkan untuk menutup pagar perbatasan yang telah dijebol hari Rabu, sementara meriam air ditembakkan ke atas kepala massa yang berdesak-desakan setelah sebagian warga Palestina melemparkan batu.

Dalam perkembangan terkait, pasukan penjaga perbatasan Mesir mulai memasang tumpukan kawat berduri dan pagar berantai di sepanjang perbatasan dalam upaya menutup kembali bentang pagar perbatasan.

Tekanan Kafir Barat

Langkah Mesir menutup kembali perbatasan berlangsung beberapa jam setelah Menteri Luar Negeri AS Condoleezza Rice, yang tengah berada di Kolombia, mengatakan, dia memahami posisi Mesir "sulit", tapi menambahkan: "Ini perbatasan internasional, itu perlu dilindungi dan saya yakin Mesir memahami arti penting melakukan hal itu.

 Teroris Israel memperkuat pengamanannya sejak pagar perbatasan diledakkan, dan warganya diperingatkan agar tidak bepergian ke Semenanjung Sinai di Mesir.

Jurubicara kementrian keamanan publik negara teroris tersebut Avi Dichter mengatakan kepada AP bahwa polisi diperintahkan untuk meningkatkan kesiagan, akibat "peringatan intelijen bahwa teroris akan menyusup ke Israel".

Sementara itu, Kemeterian Luar Negeri Teroris Israel Arye Mekel mempersalahkan Hamas atas penderitaan warga Gaza.

"Semua yang mereka perlu lakukan adalah berhenti menembakkan roket ke Sderot dan tempat-tempat lain di Israel, dan segera menyeberangi perbatasan tidak akan ada masalah lagi, " katanya.

Padahal, teroris Israel itu yang telah menicptakan suasana tidak aman bagi warga muslim Palestina. Dan teroris Israel sejak 1948 telah merebut tanah kaum Muslim Palestina.

Kamis larut malam, pasukan teroris Israel melancarkan dua serangan udara di dekat perbatasan dan menewaskan empat mujahidin Palestina hingga syahid.

Panglima militer Hamas di Rafah, Mohammed Abu Harb, meninggal syahid bersama seorang anggota seniornya ketika rudal Israel menghantam jep di kota kecil tersebut, kata petugas medis Palestina.

Dua anggota lain kelompok itu ikut syahid dua jam sebelumnya dalam serangan udara teroris Israel terhadap sebuah truk di Rafah selatan.

Teroris Israel laknatullahálaih telah membunuh lebih dari 40 warga muslim Palestina di Gaza hingga syahid dalam 10 hari terakhir di samping memperketat blokade terhadap kawasan pesisir, yang dipergunakan untuk menembakkan roket ke negara Yahudi tadi.

Kesengsaraan warga muslim Palestina ini semakin menunjukkan kebutuhan kaum Muslim untuk bersegera hidup di bawah sistem Khilafah Islamiyyah. Banyak warga Muslim Palestina yang memandang kaum Muslim untuk segera menghancurkan batas-batas semu nasionalisme yang membuat terpecah belahnya kaum Muslim di dunia. [f/bbc/syabab.com]

Evolusi: Inspirasi bagi Komunisme

H A R U N Y A H Y A



Evolusi: Inspirasi bagi Marx dan Engels

Filsafat Materialisme, yang lahir di Yunani Kuno, memperoleh kemenangan di abad ke-19. Filsafat kuno ini meraih keberhasilannya melalui dua tokoh filsuf Jerman, Karl Marx dan Friedrich Engels.

Marx dan Engels berusaha menjelaskan filsafat materialis, yang bertahan hidup selama berabad-abad, dengan penjelasan baru bernama “dialektika”. Secara singkat, dialektika beranggapan bahwa segala perubahan yang terjadi di alam semesta adalah akibat dari konflik persaingan dan kepentingan pribadi antar kekuatan yang saling bertentangan.

Marx dan Engels menggunakan dialektika untuk menjelaskan keseluruhan sejarah dunia. Analisis sederhana oleh Marx menyatakan bahwa sejarah kemanusiaan didasarkan pada konflik, dan konflik yang ada saat ini adalah antara kaum buruh dan masyarakat kelas atas. Ia meramalkan bahwa kaum buruh pada akhirnya akan menyadari bahwa harapan satu-satunya adalah agar mereka bersatu dan melakukan revolusi.

Marx dan Engels memiliki kebencian mendalam terhadap agama. Sebagai ateis tulen, mereka menegaskan bahwa penghapusan agama adalah perlu demi keberhasilan Komunisme. Saat Marx dan Engels sedang merumuskan pandangannya, muncul perkembangan penting yang dapat memberikan dukungan bagi teori mereka. Darwin muncul ke permukaan dengan bukunya The Origin of Species. Darwin menyatakan bahwa di alam kehidupan, makhluk hidup berevolusi dan bertahan hidup akibat adanya perjuangan untuk mempertahankan hidup. Apa lagi ini kalau bukan dialektika? Lagi pula, ini adalah dialektika yang muncul untuk mengingkari segala peran agama termasuk adanya penciptaan atau Pencipta. Ini adalah kesempatan emas bagi Marx dan Engels.

Engels membaca buku Darwin segera setelah terbit dan menulis kepada Karl Marx:

“(Buku) Darwin, yang kini sedang saya baca, sungguh mengagumkan”.

Karl Marx menjawab:

“Ini adalah buku yang berisi dasar berpijak pada sejarah alam bagi pandangan kita.”

Engels sangat terpengaruh oleh teori Darwin sehingga, dalam upaya memberi sumbangsih pada teori tersebut, ia menulis artikel berjudul: “Peran yang Dimainkan Kaum Buruh dalam Peralihan dari Kera ke Manusia”. Dengan segera, Engels mengumpulkan seluruh gagasan evolusionisnya dalam sebuah buku berjudul “Dialectics of Nature”.

Buah Komunisme di Uni Sovyet

Pandangan Karl Marx dan Engels tumbuh dan berkembang subur, khususnya setelah kematian mereka. Vladimir Ilyich Lenin adalah yang pertama menerapkan revolusi komunis sebagaimana dicita-citakan Karl Marx.

Lenin adalah pemimpin pergerakan komunis Bolshevik di Rusia. Saat itu, rejim Tsar diperintah oleh dinasti Romanov. Kaum Bolshevik di bawah pimpinan Lenin sedang menunggu kesempatan untuk menumbangkan rejim Tsar dengan kekuatan. Kekacauan akibat Perang Dunia Pertama memunculkan peluang yang ditunggu-tunggu kaum Bolshevik. Di bulan Oktober 1917, mereka berhasil mengambil alih kekuasaan. Setelah revolusi, Rusia menjadi ajang perang saudara berdarah antara kaum komunis melawan para pendukung Tsar. Siapapun yang dianggap musuh oleh kaum komunis, termasuk keluarga Romanov, dibunuh secara sadis.

Sebagaimana gurunya, yakni Karl Marx dan Engels, Lenin pun seorang evolusionis tulen, dan seringkali menegaskan bahwa teori Darwin adalah dasar berpijak filsafat materialis dialektika yang ia agungkan.

Trotsky adalah nama penting kedua dalam revolusi Bolshevik. Ia juga sangat menekankan pentingnya Darwinisme, dan menyatakan dukungannya kepada Darwin dengan mengatakan.

"Penemuan Darwin adalah kemenangan tertinggi dialektika di seluruh alam kehidupan."

Joseph Stalin, sang diktator Partai Komunis paling kejam, menggantikan Lenin pada tahun 1924. Menengok tiga puluh tahun pemerintahan teror Stalin, siapapun hampir pasti akan berkata bahwa kebijakan Stalin secara umum adalah untuk membuktikan kekejaman komunisme.
Di antara kebijakan pertamanya adalah menghilangkan kepemilikan tanah secara individu. Ia mengerahkan tentara untuk memaksa petani, yang berjumlah 80% dari populasi, agar menggabungkan tanah mereka menjadi lahan-lahan luas kolektif milik pemerintah. Biji-bijian tanaman pangan dipanen oleh tentara bersenjata. Kelaparan pun melanda, merenggut nyawa pria, wanita dan anak-anak. Tapi Stalin terus saja mengekspor stok makanan daripada memberi makan penduduknya. Menurut perhitungan, sekitar sepuluh juta petani tewas dalam tahun-tahun ini. Enam juta orang mati kelaparan di Ukraina. Dua puluh persen penduduk Kazakhstan lenyap. Di Kaukasus saja, angka kematian mencapai satu juta.

Stalin mengirim ribuan para penentang kebijakannya ke kamp kerja paksa di Siberia. Kamp-kamp ini, tempat para tahanan dipekerjakan sampai mati, menjadi kuburan bagi kebanyakan mereka. Di samping itu, puluhan ribu orang dibunuh oleh polisi rahasia Stalin. Di wilayah Krimea dan Turkistan, jutaan orang juga dipaksa pindah ke daerah-daerah terpencil di Uni Soviet.

Akibat kebijakan berdarah Stalin, sekitar tiga puluh juta orang mati terbunuh. Menurut para ahli sejarah, Stalin merasakan kenikmatan tersendiri dari kekejaman ini. Di kantornya di Istana Kremlin, ia merasa senang ketika memeriksa daftar orang-orang yang dieksekusi dan dibunuh.

Selain karena kondisi kejiwaannya, yang menjadikan Stalin pembunuh masal kejam adalah keyakinan kuatnya pada filsafat materialis. Dan dasar berpijak filsafat ini, dalam pengertian Stalin, adalah teori evolusi Darwin. Ia mengatakan:.

"Tiga hal yang kita lakukan agar tidak melecehkan akal para pelajar seminari kita. Kita harus mengajarkan mereka usia bumi, asal-usul bumi, dan ajaran-ajaran Darwin."

Satu lagi yang menunjukkan keyakinan buta Stalin pada teori evolusi adalah penolakan hukum genetika Mendel oleh sistem pendidikan Soviet. Sejak awal abad ke-20, hukum Mendel telah diterima oleh kalangan ilmuwan – kecuali di Uni Soviet. Penemuan ini menggugurkan klaim Lamarck, yang sebagiannya juga diyakini Darwin, tentang “pewarisan sifat-sifat dapatan kepada generasi berikutnya”. Ilmuwan Rusia Lysenko menganggap hal ini sebagai pukulan berat terhadap teori evolusi, dan merumuskan teori alternatif Lamarckis. Stalin kagum atas ide Lysenko dan kemudian mengangkatnya sebagai kepala lembaga-lembaga ilmiah milik pemerintah. Hingga kematian Stalin, ilmu genetika tidak diterima di lembaga-lembaga ilmiah Uni Soviet.

Evolusi dan Komunisme Cina

Selama pemerintahan totaliter Stalin, rejim komunis lainnya yang berlandaskan Darwinisme didirikan di Cina. Pada tahun 1949, setelah perang saudara yang panjang, kaum komunis memenangkan kekuasaan di bawah pimpinan Mao Tse Tung. Mao mendirikan rezim penindas dan berdarah, sebagaimana sekutunya Stalin yang memberinya banyak dukungan. Hukuman mati yang tak terhitung jumlahnya terjadi di China. Sekitar tiga puluh juta orang mati kelaparan akibat kebijakan kejam Mao. Selama Revolusi Kebudayaan, kelompok pemuda militan yang disebut “Pasukan Pengawal Merah Mao” menghempaskan negeri ini dalam kekacauan dan ketakutan. Mao menjelaskan landasan filosofis rezimnya dengan menyatakan secara terang-terangan bahwa: “Sosialisme Cina didirikan di atas Darwin dan teori evolusi”. Ahli sejarah universitas Harvard, James Reeve Pusey juga mengakui pengaruh Darwinis pada Maoisme. Dalam bukunya yang berjudul “China and Charles Darwin”, Pusey mengatakan:

Darwin telah membenarkan perubahan dan revolusi dengan kekerasan. Sungguh, ini adalah satu di antara hal paling berharga yang diberikan Darwin pada China. Dan ini betul-betul sesuai dengan pemikiran Mao Tse Tung.
(James Reeve Pusey, China and Charles Darwin, Harvard University Press, Cambridge Massachusetts, 1983, hlm. 450-51)

Komunisme telah menyebabkan teror, perang gerilya dan perang saudara di banyak negara. Di Kamboja, Khmer merah komunis membantai hampir sepertiga dari penduduk negeri. Manusia dibunuh hanya karena mengambil sedikit makanan dari lahan pertanian kolektif atau mengucapkan perkataan yang bertentangan dengan komunisme. Bukti-bukti pembantaian Kamboja menampakkan kebiadaban komunisme tanpa perlu dijelaskan lagi.

Selama seratus lima puluh tahun, ideologi komunis, yang identik dengan pertikaian dan peperangan, senantiasa berjalan beriringan dengan Darwinisme. Kini, kaum Marxis dan komunis masih merupakan pendukung utama Darwinisme. Di hampir setiap negara, pendukung terdepan teori evolusi cenderung berpandangan Marxis. Mudah dipahami, sebab sebagaimana perkataan Karl Marx sendiri, teori evolusi berisi dasar berpijak pada sejarah alam bagi ideologi materialisnya.

Kesimpulan

Darwinisme muncul seratus lima puluh tahun yang lalu. Sejak itu, bencana yang ditimbulkan pada manusia adalah kebrutalan para diktator, rasisme, penyiksaan, penganiayaan dan peperangan. Ini adalah akibat alamiah yang dimiliki Darwinisme dan materialisme terhadap umat manusia. Filsafat gabungan ini, yang menganggap manusia tak lebih dari spesies hewan, yang hanya meyakini “materi”, dan yang menyatakan bahwa pertikaian adalah hukum alam yang tak berubah, akan menghilangkan sifat kemanusiaan dan menghancurkan masyarakat.

Penyebab sesungguhnya dari semua ini adalah keingkaran manusia terhadap Pencipta mereka sendiri. Masyarakat yang berpaling dari Allah, dan terpedaya oleh dogma seperti materialisme, menjadi rentan terhadap segala bentuk kerusakan. Akibatnya, mereka menderita kesengsaraan, ketakutan dan kebinasaan. Allah menyatakan hal ini dalam firman-Nya:

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar-Ruum, 30:41)

Kedamaian, keadilan dan ketentraman akan terwujud hanya jika Darwinisme dan materialisme diungkap kepada dunia sebagai kebohongan sebagaimana wajah asli mereka, dan ketika manusia mengetahui tujuan penciptaannya, yaitu mengabdi kepada Penciptanya, mengabdi kepada Allah.

Kedok Musharraf dalam Lawatannya ke Eropa akan Disambut Protes Muslim London

Friday, 25 January 2008

 Syabab.Com - Dengan manis Presiden Pakistan Pervez Musharraf mengatakan ia telah membangun demokrasi di negaranya, membela dirinya dari tuduhan bahwa ia melanggar hak asasi manusia dan tidak mau memerangi ekstremisme. Ia meyakinkan pada Barat bahwa ia pendukung Ideologi Barat yang busuk itu.

Keterangan ini diucapkannya di Royal United Service Institute di London hari Jum’at. Ia mengatakan ia seorang yang percaya pada hak individu dan kebebasan berbicara.

Namun, katanya, Pakistan tidak dapat membiarkan kebebasan itu menjurus kepada kekerasan, pengrusakan dan anarki.

Di waktu yang sama, Musharraf sendiri telah melakukan serangkaian pembantaian atas warga Muslim yang rindu syariah. Seperti yang pembantaian atas kaum Muslim di Masjid Merah dan di pedesaan perbatasan Afghanistan.

Seterusnya Musharraf mengatakan, pemerintahnya telah membebaskan Pakistan dari teroris al-Qaida dan mengurangi jumlah teroris itu di daerah kesukuan dari tadinya ratusan orang. Ia membela keputusannya memberlakukan undang-undang keadaan darurat dan memberhentikan hakim anggota Mahkamah Agung.

Padahal yang terjadi Musharraf telah menjerumuskan Pakistan pada jurang krisis yang paling dalam. Kediktatoran Musharraf dengan berbalut demokrasi yang busuk menyebabkan ribuan kaum Muslim menjadi korban atas tangan besi pemerintahannya.

HTB Akan Gelar Aksi Protes Musharraf.

London adalah persinggahan terakhir Musharraf dalam lawatannya di empat negara Eropah. Berbarengan dengan itu, diperkirakan ribuan kaum Muslim London beserta masyarakat umum akan menggelar aksi protes untuk meminta Musharraf pergi.

Agenda aksi publik ini digelar oleh Hizbut Tahrir Britain (HTB). Dalam beberapa publikasinya mereka menyerukan Musharraf untuk pergi dan menyerukan untuk mengembalikan Khilafah bagi Pakistan.

Aksi akan digelar pada hari Sabtu (26/01) di depan kedutaan Pakistan. [z/voa/htb/syabab.com]

Warga Muslim Palestina Hancurkan Batas 'Semu' Mesir untuk Peroleh Bahan Makanan

Friday, 25 January 2008

 Syabab.Com - Sengsara hidup ketika khilafah tidak tegak dan batas-batas busuk nasionalisme memecah belah umat. Kaum Muslim itu bersaudara semestinya saling membantu tanpa batas negara lagi. Seperti yang dialami Muslim Palestina yang sengsara akibat blokade oleh teroris Israel.

Muslim Gaza: Krisis Air Bersih

Menyusul kian luasnya blokade Rezim Teroris Zionis Israel di Jalur Gaza, saat ini 80 persen warga wilayah ini menghadapi krisis air bersih. Menurut laporan Kantor Berita Fars, Direktur Perusahaan Air minum dan Limbah, Munzir Shablaq mengatakan, berlanjutnya pemadaman listrik dan penutupan pusat penyulingan air di Gaza menyulitkan 80 persen warga di wilayah ini.

Shablaq menyatakan, berlanjutnya penutupan pusat penyulingan air mengakibatkan pemutusan total saluran air bersih dan meningkatnya wabah penyakit di wilayah ini. Shablaq juga meminta PBB menjadi perantara untuk menekan Israel mengirimkan bahan bakar ke Gaza sehingga pusat pembangkit listrik dan mesin penyulingan air bisa beroperasi kembali.

Banjiri Perbatasan Mesir

Ribuan warga Palestina di Gaza membanjiri kota Rafah di perbatasan Mesir, setelah orang-orang bersenjata meledakkan sejumlah bahan peledak tadi malam dan menghancurkan sebagian besar dinding besi di sepanjang perbatasan itu.

Warga Palestina mulai memasuki Mesir sejak Rabu (23/01) untuk membeli makanan, bahan bakar dan suplai lainnya yang kini sulit didapat karena blokade Israel terhadap Jalur

Muslim Palestina saat ini berada dalam kesusahan dan diblokade oleh teroris Israel.
Ketika batas nasionalisme yang busuk menikam umat, mereka kesusahan untuk pergi ke wilayah muslim lainnya. Walaupun kini banyak warga Palestina menyeberang ke daerah Mesir, bagi kaum Muslim itu adalah hal yang wajar. Tidak wajar, ketika batas-batas semu tersebut membuat kaum Muslim melewati atau berpergian ke wilayah muslim lainnya.

Apalagi yang menimpa Palestina saat ini, mereka berada dalam kondisi kesusahan. Setelah jalur Gaza diblokade oleh teroris Israel, warga muslim Palestina keslitan mendapatkan makanan dan bahan bakar.

Warga Palestina menyeberang ke Mesir untuk membeli bahan makanan, bahan bakar dan perbekalan rumah tangga yang menjadi langka sejak Israel melakukan blokade terhadap Jalur Gaza pekan lalu.

Para pengawal perbatasan Mesir meronda jalan akses ke kawasan itu hari Kamis, untuk mencegah warga Palestina bergerak di luar batas pasar di kawasan itu.

Menyeberangnya muslim Palestina ke Mesir adalah yang wajar, bahkan semestinya batas-batas semu yang memisahkan muslim Palestina dan Mesir tersebut dihapuskan. Bukan hanya batas semu antara Mesir dan Palestina, melainkan juga menghilangkan batas-batas semua nasionalisme yang busuk yang ada di seluruh negeri-negeri kaum Muslim. Hanya Khilafah yang akan menyatukan kaum Muslim di berbagai wilayah di dunia saat ini. [z/voa/syabab.com]

Uzbekistan: Riwayatmu Dulu

Secara geografis, Uzbekistan terletak di Asia Tengah. Tetanggaan ama Kazakhstan, Turkmenistan, Afghanistan, Tajikistan, dan Kyrgistan. Pokoknya, yang belakangnya tan, tapi nggak termasuk ketan lho!

Pengaruh agama Islam mulai merembes ke kawasan ini pada abad 7-8 M di masa kekhilafahan Abdul Malik bin Marwan. Adalah seorang pejuang Islam terkemuka bernama Quataiba bin Muslim Bahli yang menjadikan kawasan ini tunduk di bawah kekhilafahan pada tahun 706 M, setelah berjihad selama sembilan tahun. Kaum Uzbek pun menerima Islam tanpa sungkan. Buktinya, bahasa Arab diterima menjadi bahasa resmi Uzbekistan.

Dalam sejarah dunia Islam, daerah penghasil katun ini dikenal sebagai tempat lahirnya ilmuwan Islam seperti al-Khawarizmi, al-Biruni, al-Farabi, Abu Ali Ibnu Sina dan pionir hadits terkemuka, Imam Bukhori.

Kejayaan Islam bangsa Uzbek sempet kolaps akibat penyerangan bangsa Mongol pada abad ke-13 M. Di kemudian hari, muslim Uzbek bangkit melawan bangsa Mongol di bawah pimpinan putra Mongol, The Great Timur atau Timur Leng. Muslim Uzbek menyebut pahlawan besar yang hidup antara tahun 1336 hingga tahun 1405 M ini sebagai Amir Timur.

Setelah dijajah Rusia sejak tahun 1860-an, pada tanggal 1 September 1991 negara mandiri Uzbekistan dideklarasikan dengan Islam Karimov, seorang Rusia keturunan Yahudi sebagai presidennya. Kepemimpinan seorang pewaris trah komunisme Soviet bernama asli Abdulghanievich Karimov ini malah makin menggencarkan tindakan represif terhadap muslim Uzbek. Tragedi Andijan, Uzbek pada Mei 2005 lalu yang memakan korban 7000 muslim cukup membuktikannya.

Sobat, dulu Uzbekistan dikenal sebagai mutiara Islam di jantung Asia Tengah. Namun kini, nasib mutiara ini kian redup atau cenderung padam akibat makar (tipu daya) dari musuh-musuh Islam. Tugas kitalah bersama-sama untuk memancarkan kembali cahaya Islam. Nggak cuma di Uzbek, tapi di bumi Allah ini. Oke? Berangkaat! [Hafidz, diolah dari berbagai sumber]

http://www.gaulislam.com/uzbekistan-riwayatmu-dulu/

Intelijen AS Berambisi Sadap Lalu Lintas Internet Dunia

Ditulis oleh ihsan
Friday, 25 January 2008
 Khilafah-centre.com - Intelijen Amerika Serikat (AS) ingin mengawasi seluruh trafik internet, baik di dalam maupun luar negeri. Hal ini terkuak dalam sebuah proposal yang diajukan oleh Mike McConnel, Direktur National Intelligence yang membawahi lembaga-lembaga intelijen AS.
Menurut McConnel, salah satu alasannya adalah karena serangan cyber ke bank-bank AS dianggap akan lebih berbahaya secara ekonomi daripada serangan yang dilancarkan teroris. Bahkan, dilansir dari p2pnet, McConnel mempercayai dampaknya akan lebih gawat dari tragedi 9/11.
Alhasil, pria yang juga penasehat keamanan Presiden George Bush ini pun mengatakan, perlu mengenyampingkan urusan privasi demi masalah keamanan. Proposal itu sendiri rencananya ditujukan untuk melengkapi draft peraturan US Cyber Security Policy.

Dilaporkan, kebijakan ini akan membuat intelijen mempunyai otoritas memeriksa konten semua e-mail, transfer file ataupun pencarian web di dunia maya. Meski demikian, McConnel mengakui bahwa pengajuan peraturan tersebut memang akan sulit disetujui oleh dewan legislatif, namun ia tetap bersikeras hal itu penting untuk dilakukan.

Pengawasan lalu lintas telekomunikasi oleh pemerintah AS bukanlah berita baru. Seorang pekerja operator seluler AT&T, Mark Klein, bahkan berujar bahwa lembaga keamanan nasional AS, National Security Agnecy (NSA) sebenarnya telah memiliki sistem yang bisa merekam semua trafik internet.

Klein berani mengatakan hal itu bukanlah tanpa dasar. Sebab, ia mengklaim bahwa dirinya lah yang juga menginstal sistem data switching, yang memungkinkan NSA mendapatkan rekaman trafik internet.

"Saya tahu, (data) apapun yang melintasi kabel itu seluruhnya akan terkopi. Kami berbicara bukan hanya dometik, tetapi juga trafik internasional," umbarnya.

Sebelumnya, berdasarkan peraturan baru Protect America Act 2007, NSA sekarang secara sah bisa mengawasi seluruh lalu lintas telepon yang berasal, melalui atau berakhir di AS tanpa harus menunggu perintah dari pengadilan.

Berdasarkan analisis telekomunikasi, setidaknya 35 persen lalu lintas telekomunikasi suara maupun non suara dunia mempunyai rute yang berpusat di AS. Berarti, hampir sepertiga lalu lintas telekomunikasi dunia bisa disadap Amerika Serikat.

Bukan Remaja Biasa

Add to Technorati Favorites

logo-gi-8.jpg
edisi 011/tahun I (28 Dzulhijjah 1428/7 Januari 2008)
Pernah beli martabak dengan menu yang “biasa”? Hmm… rasanya juga kayaknya biasa-biasa aja. Beda banget dengan martabak yang spesial atau istimewa, baik penyajian maupun rasa so pasti lebih keren, lebih nikmat. Iya nggak sih? Begitupun ketika kita disuruh milih produk ponsel misalnya, kita pasti milih produk yang lebih keren ketimbang yang biasa-biasa aja. Kalo ponsel fungsinya sekadar bisa ngirim SMS or nelepon, produk ponsel dari berbagai merek terkenal sekalipun harganya bisa jauh lebih murah. Maklum, fasilitas biasa dan harga ?dirinya’ juga biasa, gitu lho. Tapi silakan bandingkan sendiri dengan produk ponsel yang tak biasa, artinya yang luar biasa dalam arti positif: tampilannya, fiturnya, kemampuannya yang menganggumkan dibanding ponsel biasa, dan pasti harganya juga bakalan lebih mahal. Maklumlah, ponsel “sejuta umat” harganya pasti jauh di bawah ponsel jenis smartphone atau communicator. Bahkan ada barang yang saking kerennya nggak bisa dijual di sembarang tempat dan jumlahnya terbatas.

Sobat muda muslim, kalo ngomongin benda biasa dan luar biasa insya Allah bisa nyambung ya. Nah, begitu pun dengan diri kita ini. Hidup kita pengen biasa-biasa aja, atau malah pengen banget menjadi luar biasa? Jawaban umumnya pasti ingin menjadi yang luar biasa, menjadi “the special one”, menjadi istimewa di hadapan siapa pun. Apakah menjadi istimewa atau spesial itu bisa dengan sendirinya? Hmm.. sayangnya nggak tuh. Tapi harus diupayakan sama diri kita sendiri. Sumpah, manusia biasa kayak kita-kita ini nggak ada yang begitu lahir punya kemampuan luar biasa. Seiring dengan perkembangan usia dan juga pendidikan, insya Allah kita akan menjadi luar biasa. Yakin saja asal kita mau belajar dan mau mengubah diri kita untuk menjadi lebih baik lagi dari hari ke hari.

Boys and gals, insya Allah kita bisa menjadi luar biasa. Bukan biasa-biasa aja. Kita juga bisa mempermak diri menjadi remaja luar biasa. Tentu, itu bergantung kepada komitmen kita, tanggung jawab kita, harapan kita, cita-cita kita dan kerja keras kita. Betul, kita nggak mau kalo cuma dianggap remaja biasa. Sebab, dalam diri kita bersemayam naluri untuk mempertahankan diri, yang salah satu penampakkannya kita nggak mau dianggap rendah. Dalam pergaulan aja, kita pasti nggak mau kan kalo cuma dianggap bilangan aja dalam sebuah komunitas, tapi sekaligus kita juga ingin diperhitungkan. Yup, kita nggak sudi kalo dalam sebuah komunitas dianggap sebagai “ngajejegan” alias pelengkap bin ganjel aja. Tapi keberadaan kita dalam sebuah komunitas itu memang benar-benar diharapkan karena memiliki kelebihan dan kemampuan yang tak dimiliki oleh anggota komunitas pada umumnya.

Bro, kamu pasti bisa melakukannya. Kita semua pasti bisa mengubah diri menjadi yang terbaik. Kalo kata Pak Fauzil ?Adhim yang penulis itu, jika mampu menjadi yang terbaik, menjadi baik saja belum cukup. Duile keren abis dah! So, kalo kamu mampu menjadi keren, maka menjadi biasa-biasa aja apalagi cupu (culun punya) nggak asyik banget. Sumpah tujuh turunan dan tujuh tanjakan! (backsound: capek dong jalannya? Hehehe.. iya apalagi jalannya berbatu dan terjal! Uppss.. apa hubungannya?)

Kita bukan hewan

Halah, pasti kita semua tahu dan sadar dong kalo diri kita adalah manusia, dan tentunya bukan hewan. Betul, kita semua paham bahwa dilihat dari sisi biologis, kita adalah manusia. Tapi, kalo soal pikiran dan perasaan, nggak otomatis juga kok. Banyak di antara kita ternyata malah mirip-mirip dengan pikiran dan perasaan hewan. Mau contoh? Singa kalo mau makan suka berebut nggak dengan singa lainnya? Kalo kamu perhatiin dalam acara Animal Planet sih emang gitu deh. Main cakar dan saling gigit lawan masing-masing untuk dapetin makanan incerannya. Manusia, kalo nggak belajar norma dan aturan, kayaknya gitu juga deh. Banyak banget kasus gara-gara rebutan penumpang, sopir angkutan umum berantem, malah pake ngeluarin senjata tajam segala. Ujungnya, yang satu masuk bui, yang satu masuk kubur. Rugi semuanya kan?

Oya, kita juga paham bahwa antara manusia dan hewan sama-sama memiliki otak. Tapi perbedaannya, hewan nggak dibekali akal, sementara kita diberikan karunia besar oleh Allah Swt. berupa kemampuan berpikir. Buktinya, dalam peradaban hewan nggak dikenal kemajuan teknologi, nggak ada juga yang sampe sekarang gajah bisa bikin rumah sendiri, atau sesama gajah saling bantu untuk bikin kandang, nggak ada juga gajah yang jualan bahan bangunan. Ya, karena kemampuannya yang “segitu-gitunya” itu gajah nggak memiliki kemampuan untuk berpikir. Maka, ?peradaban’ gajah nggak berkembang, dari dulu sampe sekarang dan masa yang akan datang gajah hanya makan makanan yang “itu-itu” juga. Kalo manusia? Hmm.. mungkin yang mau makan gajah juga ada. Manusia bisa mengolah bahan makanan seperti singkong aja bisa menjadi produk combro, peuyeum alias tape, colenak, keripik dan sebagainya. Iya nggak sih? Tapi gajah? Belum ada ceritanya ada combro buatan gajah. Kalao combro yang diinjek gajah bisa jadi ada.

Sobat, di dunia hewan nggak dikenal ajang audisi macam Dangdut Mania, Super Mama, Mamamia, KDI, Indonesian Idol dan lainnya seperti halnya dalam dunia kita, manusia. Di dunia hewan persaingan mendapat harta dan ketenaran, kayaknya nggak ada seperti dalam kehidupan manusia. Maka, hewan manapun tak ada yang mencoba bikin ajang seperti yang disebutin di atas.

?Peradaban’ hewan nggak mengenal adanya ajang buka aurat, karena emang nggak punya aturan (maksudnya, mau buka aurat atau nggak yang emang nggak ada aturannya yang dihasilkan oleh hewan itu sendiri). Nah, adanya aturan itu bagi manusia justru lahir dari kemampuan berpikir manusia dan kemampuan memahami pesan dari aturan-aturan yang dibuatkan untuk dirinya. Itu sebabnya, dengan segala perbedaan antara manusia dan hewan, jelas banget konsekuensi hidup dan tanggung jawab hidup antara manusia dan hewan juga beda banget. Bener lho.

Allah Swt. nggak mengatur hewan betina yang sudah baligh (backsound: cara ngukur hewan itu baligh atau belum gimana ya?) kalo keluar kandang harus menutup aurat, pake jilbab dan pake kerudung (khimar). Nggak ada pula aturan bahwa sapi jantan harus melakukan ghadul bashar alias menundukkan pandangan ketika melihat sapi betina lewat di depannya. Kedua aturan itu hanya untuk manusia. Yup, manusia. Karena manusia dibekali kemampuan berpikir. Tapi, sedih banget karena sekarang banyak manusia yang melanggar aturan. Kamu bisa lihat sendiri, wanita yang udah baligh pas keluar rumah malah membuka auratnya, atau sengaja memamerkannya kepada khlayak ramai tanpa ingat dosa sekaligus lupa bahwa dirinya sebagai manusia punya kemampuan memahami aturan bagi kehidupannya. Hmm… menyedihkan banget. Benar-benar tragedi kemanusiaan yang terbesar dan terberat. Padahal, Allah Swt. udah mewanti-wanti manusia dengan firmanNya (yang artinya):

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu bagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS al-A’raaf [7]: 179)

Waduh, kita yang nggak mau nurut sama aturan yang dibuatkan oleh Allah Swt. untuk kita kayaknya siap-siap dicap mirip binatang ternak kelakuannya. Iya, maksudnya adalah karena kita udah diberikan kemampuan untuk berpikir, sementara hewan nggak, tapi kelakuan kita malah beda tipis atau malah sama dengan hewan. Iya kan?

Menjadi luar biasa dengan takwa

Okelah, kalo disamain dengan hewan kayaknya banyak yang nggak mau meski faktanya ternyata mendekati ?sempurna’ dengan hewan dalam soal perilaku. Sekarang kita ngomongin sesama kita sendiri. Meski manusia diciptakan dari bahan yang sama, yakni dari sel sperma dan sel telur, tapi hasil akhirnya nggak ada yang sama. Para begundal macam Mussolini, Hitler, dan Vladimir Lenin sekalipun, diciptakan dari tetes air hina. Sama dengan para ulama dan orang baik-baik lainnya diciptakan dari bahan tersebut oleh Allah Swt. Tapi kehidupan di dunia yang memolesnya menjadi berbeda. Dan, semua itu memang ada konsekuensinya atas segala yang menjadi pilihan hidup mereka.

Allah Swt. berfirman (yang artinya): “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” (QS as-Sajdah [32]: 7-9)

Menjadi manusia biasa, dalam arti bahwa kita nggak mau berkembang menjadi lebih baik, tentunya sangat menyedihkan sekali. Kita banyaknya tuh “panasan” hati manakala temen kita punya ponsel baru, punya pakaian baru atau harta dan kesenangan dunia lainnya. Buru-buru deh untuk meredam panasnya hari akibat iri itu kita beli ponsel atau harta dan kesenangan sejenis, bila perlu yang lebih baik dari teman saingan kita itu. Tapi sungguh sangat disayangkan, untuk masalah ibadah kok jarang banget yang “panasan” hatinya ya? Lihat temennya yang pake kerudung dan jilbab, hatinya nggak panas, malah biasa-biasa saja. Nggak ngiri, gitu lho. Lihat temennya aktif di masjid dan ngurus remaja masjid, hatinya sedikitpun nggak ?terbakar’ untuk melakukan hal yang sama. Aneh ya? Ya, bener-bener heran.

Bro, padahal dengan rajinnya kita ibadah kepadaNya dan menjadi takwa itulah yanga akan membuat diri kita spesial dan bukan manusia biasa di hadapan Allah Swt. langsung, bukan cuma di hadapan manusia. Sebab, ketakwaanlah yang menjadi ukuran biasa dan bukan biasa. Allah Swt. berfirman (yang artinya):

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.” (QS al-Hujuraat [49]: 13)

Subhanallah, masa’ sih kita nggak mau jadi orang yang istimewa nan mulia, apalagi di hadapan Allah Swt.? Kebangetan kalo sampe kita ogah dapat sebutan orang-orang yang bertakwa. Imam Syafi’i rahimahullah berkata, “Barangsiapa belajar al-Quran maka ia akan agung di pandangan manusia. Barangsiapa yang belajar hadis akan kuat hujjahnya. Barang siapa yang belajar nahwu maka dia akan dicari. Barang siapa yang belajar bahasa Arab akan lembut tabiatnya. Barang siapa yang belajar ilmu hitung akan banyak fikirannya. Barang siapa belajar fiqih akan tinggi kedudukannya. Barang siapa yang tidak mampu menahan dirinya maka tidak bermanfaat ilmunya dan inti dari itu semua adalah takwa.” (pernyataan senada ada dalam kitab Kalam Hikmah Imam Syafi’i karya Shalih Ahmad asy-Syami)

Boyz and galz, kita harus bangga lho menjadi remaja yang bertakwa, karena ketakwaan kita kepada Allah akan membuat kita mulia di hadapanNya dan tentu bukan remaja biasa. Maklumlah menjadi takwa itu berat, harus belajar, harus menahan diri dari perbuatan dosa, harus taat kepada aturan Allah Swt. meskipun aturanNya membuat kita berat melakukannya. Intinya sih, yuk kita benahi diri kita dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Swt. Cara mudahnya adalah belajar. Belajar memahami Islam dengan benar dan baik. Buletin gaulislam insya Allah mau kok membantu kamu. Yuk, kita amalkan Islam secara utuh, yakni sebagai akidah dan syariat. Meski berat dan merasa terpaksa tapi kita harus tetap taat demi meraih derajat orang-orang yang bertakwa dan menjadi remaja luar biasa takwanya. Bukan lagi remaja biasa.

So, pada akhirnya kalo boleh memilih sih, “Lebih baik masuk surga secara terpaksa, daripada masuk neraka dengan kesadaran penuh”. Tul nggak sih? [solihin: sholihin@gmx.net]

Balada Para Game-Mania

Jumat, 25 Januari 2008

Add to Technorati Favorites

logo-gi-81.jpg edisi 013/tahun I (12 Muharam 1429/21 Januari 2008)

Yang namanya permainan emang nggak ada matinya. Inget jadul - jaman dulu - kita suka maen gobag sodor, kelereng, layangan, dll. Biasanya hampir nggak inget waktu. Main dari dluhur sampe ampir maghrib. Sholat aja bisa keliwat, bro!

Nah, berhubung ini jaman udah canggih, dolanan anak sekarang juga ikutan canggih; video game. Tengok aja di tempat kamu tinggal. Ampir tiap gang ada rental PS 2. Belum lagi yang rental-rental komputer en warnet nggak cuma nyediain jasa pengetikan, tapi juga penyewaan game. Dengan teknologi on line orang bisa main game rame-rame.

Nggak cuma itu, dengan ditemukannya dunia maya, kini game juga bisa dimainkan lintas kota malah lintas benua. Banyak temen-temen kamu yang sering main game on line bareng dengan gamer dari berbagai lokasi.

Tapi buat kamu yang udah menyandang sebutan gamer, nyadar nggak sih sebetulnya video game itu juga menyimpan efek negatif? Nah, kalo belum tahu itu yang mau kita omongin di gaulislam edisi kali ini.

Hukum main video game

Yang namanya permainan pastinya diciptakan untuk menghibur. Ya, kalo pikiran udah mampet, badan terasa letih, manusia manapun pastinya butuh hiburan. Baik untuk mengalihkan kesibukan atau melepaskan ketegangan. Itulah tujuan permainan, ajang relaksasi/istirahat bagi kita.

Nah, soal menghibur diri, sudah diberikan aturannya oleh agama. Mencari hiburan buat seorang muslim adalah boleh/mubah selama dengan yang halal. Tapi kalau sudah menghibur diri dengan yang haram ya jelas haram dong.

Ada kisah yang menarik ketika seorang sahabat yang bernama Handhalah al Asidi ra. berdialog dengan Nabi Muhammad saw. Suatu ketika ia mendatangi Rasulullah saw. dan berkata, “Handhalah telah berbuat nifak, duhai Rasulullah.”

“Apa gerangan yang menimpamu?” tanya Beliau saw.

“Duhai Rasulullah, kami saat bersamamu diingatkan tentang neraka dan surga sehingga kami seolah-olah menyaksikannya dengan mata kepala kami sendiri, tetapi jika kami telah pergi darimu dan menjumpai istri-istri dan anak-anak kami, kami banyak lupa dan lalai.”

Rasulullah saw. berkata, “Demi jiwaku yang berada di genggamanNya, sesungguhnya jika kalian tetap berada pada apa yang ada di sisiku, dan berzikir, niscaya para malaikat akan bersamamu di tempat tidurmu dan di jalan-jalanmu, akan tetapi duhai Handlalah sesaat, sesaat, sesaat” (HR Bukhari)

Ya, kalo hidup ini diisi dengan keseriusan melulu, atau malah ibadah melulu, kalbu manusia bisa mencapai titik jenuh. Lama-lama orang bisa stres. Imam Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah berkata, “Hiburlah hatimu sekadarnya, sebab hati itu apabila lelah ia menjadi buta.”

Mengenai permainan dan hiburan ini para ulama membagi menjadi dua macam. Pertama, hiburan dan permainan yang haram, seperti berjudi, tari-tarian erotis dan dibawakan oleh pria dan wanita di muka umum, juga nyanyian yang berlirik merusak agama, dsb.

Kedua, hiburan dan permainan yang boleh (mubah), seperti olahraga, nyanyian dengan lirik yang sopan juga tarian yang dibawakan di hadapan mahram atau suami, bepergian dengan keluarga (tamasya), dsb.

Imam Syathibi dalam kitabnya al-Muwafaqat jilid II hlm. 195 berkata: “Hiburan, permainan dan keadaan yang kosong dari kesibukan/santai, jika tidak terdapat suatu hal yang terlarang adalah mubah/boleh.” Lebih lanjut beliau berkata lagi, “Namun demikian hal ini tercela dan tidak disukai oleh para ulama, bahkan mereka tidak menyukai seseorang yang dipandang tidak berusaha untuk memperbaiki kehidupannya di dunia maupun tempat kembali di akhirat kelak, karena ia telah menghabiskan waktunya dengan berbagai macam kegiatan yang tidak mendatangkan hasil duniawi atau ukhrawi. Sebagaimana sabda Rasulullah saw. dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh al-Hakim dengan sanad shahih, ?Setiap permainan di dunia ini adalah batil, kecuali tiga hal; memanah, menjinakkan kuda, dan bercanda dengan istri …’” Yang dimaksud batil di sini adalah sia-sia atau tidak berguna.

Bermain video game ya boleh-boleh saja. Selama tujuannya untuk menghibur diri. Lagipula bermain itu memang memberikan manfaat lho buat kita. Dalam buku Game-Mania yang kebetulan saya tulis, saya mencantumkan pendapat para pakar mengenai manfaat permainan video game ini. Menurut Antropolog UGM Dr Heddy Shri Ahimsa-Putra permainan berteknologi tinggi seperti halnya permainan elektronik, pada dasarnya tidak bersifat negatif. ?’Permainan elektronik seperti video game dan permainan sejenisnya, pada dasarnya tidak bersifat negatif. Masalahnya, dalam permainan itu si anak diajak bermain lebih baik, untuk mencapai hasil yang lebih tinggi. Jadi sifatnya, lebih pada memberikan tantangan,” jelasnya. Wah, girang banget deh para gamer.

Pakar pendidikan anak-anak dan remaja, Kak Seto Mulyadi juga berpendapat bahwa beberapa game juga melatih kemampuan anak mengatur strategi dan taktik. Para gamer juga dilatih untuk mengembangkan kecerdasan moral. Tapi beliau juga berpesan agar orangtua mendampingi anak-anaknya bermain, mengajak berdiskusi, dan mengatur waktu.

Sst, ada bahayanya juga

Guyz, apapun di dunia ini kalau udah overdosis pastinya berbahaya. Kebanyakan makan bikin perut sakit, kebanyakan minum bikin perut kembung, dsb. Nah, kebanyakan main video game juga sama berbahaya. Ternyata banyak penelitian yang menunjukkan ancaman video game terhadap kesehatan seorang gamer yang udah kecanduan.Dalam buku Game-Mania dituliskan sejumlah gangguan kesehatan yang mengancam para gamer kalo udah kecanduan. Di antaranya:

Pertama, sindrom pada tangan. Pernah ngerasa pegel-pegel pada jari dan tangan sehabis main video game? Sering? Ati-ati, brur! Cos, menurut catatan Gavin Cleary seorang dokter di Rumah Sakit Great Ormond Street London, gamer yang memakai joystick atau pad dengan mode getar (vibrate mode) selama 7 jam sehari, bisa terkena semacam sindrom berupa pembengkakan dan rasa nyeri pada tangan pemakainya.

Kedua, nyakitin otak. Wacks! Siapa sih yang mau otaknya rusak? Emang nggak ada yang mau, tapi kenyataannya video game bisa merusak otak. Satu penelitian di Inggris menunjukkan bahwa permainan video game dapat mempengaruhi komposisi sekresi dopamin di otak. Perubahan ini diduga terkait dengan tingkat kepekaan otak dalam merespon sejumlah input rangsangan syaraf. Dari analisa terhadap citra hasil pemindaian scanning otak yang dilakukan oleh Dr Paul M. Grasby dan koleganya di Hammersmith Hospital dan Imperial College of Medicine, London, menjejak adanya aktivitas yang memacu pelepasan dopamine. Dopamine adalah satu senyawa kimia yang bertanggungjawab dengan masalah koordinasi gerak dan kegiatan nalar. Oya, kecanduan main game juga bisa memicu penyakit schizophrenia dan depresi, lho. Mau kena schizophrenia? Iy, amit-amit!

Ketiga, merusak mata. Wah, ini sih untuk nakut-nakutin anak kecil! Suer, ini serius! Bukan cuma untuk nakut-nakutin. Boleh aja para gamer yang udah kecanduan nggak percaya. Tapi simak dulu penuturan DR. Tjahjono Darminto Gondhowiardjo, Dr., Sp.M., Kepala Bagian/KSMF Ilmu Penyakit Mata FKUI/RSCM.

Dijelaskan oleh beliau bahwa pada mata yang normal, bayangan benda dari tempat yang jauh akan jatuh dalam titik fokus tanpa mata perlu kerja. Mata kita baru perlu kerja kalau melihat dekat. Soalnya bila melihat dari jarak dekat, bayangan benda akan jatuh di belakang retina atau syaraf mata.

“Nah, sekarang kalau kita melihat video game, di sana ada beberapa unsur yang berbeda,” kata dokter yang pernah dianugerahi predikat sebagai peneliti muda terbaik bidang kedokteran pada tahun 1994 oleh LIPI.

Apanya yang beda? Satu, jaraknya. Dengan jarak yang demikian dekat, berarti mata harus bekerja berat. Dua, coba bandingkan kerja mata kita antara main video game dengan membaca koran atau buku. Waktu membaca surat kabar biasa yang hitam-putih, maka mata kita tidak akan mendapatkan banyak masalah seperti soal warna. Juga tidak ada masalah kontras, ketajaman dan sebagainya. Tapi pada video game, selalu ada background warna, masalah kontras, juga brightness (kecerahan). Dalam hal ini, anak-anak biasanya tidak begitu peduli dengan masalah kontras dan sebagainya itu.

Tiga, soal kecepatan. Pergerakan pada layar video game itu diatur oleh kecepatan komputer atau mesinnya. Makin cepat mesin bergerak, makin cepat mata si anak harus mengejar. Tak pelak lagi, matanya tidak pernah punya kesempatan untuk istirahat. Dari jarak dekat, mata si anak terus bekerja, melirik ke kiri dan ke kanan. Begitu pun tangannya, aktif memencet tombol.

“Bila dibandingkan orang dewasa yang kerja biasa misalnya membaca atau menulis, maka mata anak-anak itu (para gamer) bekerja dua setengah hingga empat kali lebih berat,” papar dosen teladan ke II dalam seleksi yang diadakan FKUI pada tahun 1995 ini.

Nah, gimana masih sayang nggak sama badan sendiri? Main gim boleh-boleh saja, tapi kalau sampai tangan kena sindrom, otak jadi schizofrenia, en mata jadi cape, pikir-pikir lagi. Seorang remaja muslim yang oke, pastinya sayang sama badannya sendiri. Inget lho, badan kita cuma satu-satunya. Susah malah mustahil ada sparepart untuk organ-organ tubuh kita. Karena itulah Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya pada badanmu ada hak dan sesungguhnya pada matamu ada hak,” (HR Bukhari)

So, bukannya kagak boleh main video game. Tapi inget kesehatan, bro! Sebagai peringatan terakhir, ada seorang cowok asal Korea Selatan, 38 tahun, tewas akibat kelelahan setelah main game di internet selama 10 hari nonstop. Menurut polisi, laki-laki itu bermain sepanjang hari dari pagi hingga malam dan bahkan sering melewatkan waktu tidur (Koran Tempo, 15/12/2005). Ck,ck, ck. Jadi, bukan cuma putaw aja yang bisa bikin orang ?lewat’ kalau OD (overdosis), video game juga bisa bisa ?membunuh’ orang.

Selain menimbulkan gangguan kesehatan, main video game yang mencapai level overdosis juga menimbulkan efek antisosial. Iyalah, seorang gamer yang udah addicted pastinya malas keluar rumah, ogah ketemu keluarga, belajar jadi loyo. Banyak lho karyawan yang kerjanya amburadul gara-gara kecanduan main game baik di PC ataupun konsol macam PS.

Yang juga kudu diwaspadi, nggak sedikit game yang muatannya antisosial seperti kekerasan dan pornografi. Tahun lalu pemerintah Amerika Serikat dan sejumlah negara di Eropa mem-banned/melarang peredaran game bertitel Manhunt 2. Ini game konon isinya mengumbar sadisme. Dan masih banyak lagi game-game baik untuk konsol ataupun PC yang peredarannya diawasi ketat oleh sejumlah negara, baik karena mengumbar sadisme, pornografi atau rasialisme.

Jadi gimana dong? Saran kita neh, utamakan deh kegiatan yang positif, mencerdaskan akal, memajukan umat Islam dan menyehatkan badan ketimbang main video game. Apalagi di Indonesia belum ada tuh badan resmi yang melakukan pengawasan terhadap isi game-game yang beradar. Padahal banyak di antara game itu yang isinya bisa ngerusak generasi muda. Halah, bangsa Indonesia memang telat mulu kalo udah urusan yang bener dan baik. Plus, cenderung cuek, gitu. Kacian deh para gamer. [iwan januar]

Super Mama yang Sebenarnya

logo-gi-8.jpg

edisi 012/tahun I (5 Muharam 1429/14 Januari 2008)

Acara Supermama di stasiun TV Indosiar cukup menyita perhatian banyak orang. Kelanjutan Mamamia ini diyakini menjadi tontonan favorit karena melibatkan ibu dan anak yang notabene artis berwajah cantik dan ganteng. Kebolehan menyanyi diadu di atas pentas. Sang ibu diminta berpromo tentang anaknya di depan seratus juri votelock agar tidak tereliminasi.

Banyolan di sana-sini oleh sang host membuat tontonan ini semakin digemari. Dengan hanya sekitar lima pasang kontestan, acara Supermama membutuhkan waktu sekitar lima jam yaitu mulai pukul 6 hingga 11 malam. Wow! Dengan alokasi waktu sebanyak itu, betulkah acara Supermama mampu menghadirkan sosok mama yang super-duper? Ataukah Supermama ini sekadar lip service dunia infotainment yang jelas-jelas merupakan kepanjangan kapitalis? Yuk, kita kupas sama-sama bareng gaulislam.

?Sihir’ Supermama
Kemampuan menyihir bukan hanya nenek sihir ataupun milik Harry Potter yang emang bercerita tentang pernik-pernik dunia kepenyihiran. Kemampuan menyihir juga dimiliki oleh media bernama televisi dengan berbagai ragam acara unggulannya. Supermama hanyalah salah satunya yang dianggap mampu meraup rating tinggi sehingga memancing pemasang iklan untuk berdatangan. So, banyaknya iklan itu bermakna banyaknya duit yang akan berhamburan untuk acara tersebut.

Supermama adalah ide brilian untuk menyedot iklan setelah pemirsa dibuat bosan dengan acara pencarian idola semacam AFI (Akademi Fantasi Indosiar) dan Indonesian Idol. Kenapa saya katakan brilian? Karena melibatkan sosok seorang mama atau ibu adalah hal yang sangat alami dibandingkan dengan program apa pun juga. Mama adalah sosok istimewa di hati manusia, siapa pun dia adanya. Sosok ini mampu menggugah sisi lembut manusia secara universal.

Kakak saya cowok bisa berkaca-kaca matanya setiap menyaksikan acara Mamamia yang merupakan pendahulu ide Supermama. Kenapa? Ia terharu melihat sosok ibu yang bernyanyi dengan harmonis bersama putrinya. Lalu dosen saya sering menyebut sistem penjurian dalam acara Mamamia dan Supermama sebagai contoh dalam salah satu mata kuliah. Bisa ditebak, beliau ini pastilah fans berat acara tersebut. Sebab kalau nggak, bagaimana bisa beliau menyebutkan setiap perkembangan acara Supermama dengan detil?

Dua contoh di atas hanya sedikit bukti tentang keberadaan ?sihir’ Supermama. ?Sihir’ yang tanpa sadar mampu menyihir pemirsa untuk duduk manis selama kurang lebih lima jam! Bandingkan waktu sebanyak itu dengan berapa lama kamu belajar, mengaji, menghapal rumus fisika, dan hapalan surat dalam al-Quran. Walah, pastinya ?sihir’ Supermama jauh lebih top. Belum lagi acaranya yang tersela oleh adzan Maghrib, apa iya sih para juri votelock, kontestan Supermama, para host, dan para penonton di studio sempat untuk menunaikan sholat? Nggak tahu pasti deh. Cuma saya meragukan aja.

Mama yang tereksploitasi
Ketika melihat acara Supermama, saya langsung merasa iba dengan sosok mulia ini. Gimana nggak bila di sana, sosok yang seharusnya kita hormati dan junjung tinggi ini dijadikan bahan olok-olok. Mama yang latah menjadi semakin gencar digoda agar keluar latahnya. Mama yang periang terus digoda agar semakin terlihat lucu di panggung. Mama yang pendiam pun juga mendapat kritikan karena sikap pasifnya. Duh, mama.

Penampilan mama juga dikritik oleh komentator mode dalam hal ini diwakili oleh Ivan Gunawan (di sini berjuluk Madam Ivan). Kritik tentang alis mata yang kurang begini, yang bau kurang begitu, yang kerudung harus begini-begitu dll. Penampilan mama yang semula anggun dan sederhana harus tereksploitasi demi kepuasan mata dunia entertainment.

Belum lagi bila sang mama harus menghiba-hiba di hadapan seratus juri votelock supaya anaknya dipilih sehingga bisa tampil lagi keesokan hari. Sungguh tak pantas seorang mama mengemis sedemikian rupa hanya demi segepok rupiah dan ketenaran sesaat nan semu. Sosok mama yang mulia meluncur bebas ke area yang serba bebas dan tak ada lagi penghargaan atas jasa-jasanya. Menyedihkan!

UUD (Ujung-Ujungnya Duit) adalah tujuan dari program serupa meskipun dikemas dalam bentuk apa pun juga. Sangat khas kemasan kaptalismenya yang emang memuja-muja harta dan popularitas meski semu adanya. Nggak berhenti mengeksploitasi para remaja belia dengan kontes-kontes idol dan Miss-Miss apa pun namanya, sosok ibu akhirnya terkena jerat eksploitasi ini. Tampil duet dengan sang anak, bisa anak laki-laki atau pun perempuan, klop sudah acara eksploitasi antara ibu dan anak demi meningkatnya rating.

Mama tereksploitasi atas nama kekompakan dengan sang anak. Biar pun sang mama tampil berkerudung yang penting anak masih tetap bisa gaya. Sosok mama sesungguhnyalah hanya sebagai pajangan untuk mendongkrak popularitas sang anak yang masih muda dan segar. Jangan berharap mama akan menjadi bintang dalam acara ini meskipun judulnya Supermama. Bahkan bila ada sosok mama yang menonjol lebih daripada anaknya, maka sang komentator pasti akan menyarankan mama untuk mundur dan memberi kesempatan anaknya untuk maju. Intinya, tetap yang muda, segar dan cantik yang jadi idola. Mama kembali terpuruk meski terpoles sesaat sekadar hiasan si anak tampil. Waduh!

Mama yang berprestasi
Super Mama adalah milik semua mama yang mempunyai anak unggul dan bisa dibanggakan. Siapakah anak unggul dan bisa dibanggakan ini? Kalo kamu bertanya pada mama yang di kepalanya hanya duit binti fulus aja, maka jawabnya pastilah tidak sama dengan mama yang di benaknya menginginkan sang anak menjadi pejuang dan pembela Islam. Jauh beda banget. Jauuuh!

Lagu yang menjadi themesong Supermama masih memakai lirik terdahulu dari tayangan Mamamia. “Aku dan mama, maju ke depan, menggapai dunia.” Pertanyaannya, benarkah dengan acara itu, mama dan anak mampu maju ke depan untuk menggapai dunia?

Lirik lagu Supermama, jujur saja, mampu menggetarkan hati saya. Karena tak jarang banyak sosok mama yang rela ?menjual’ anaknya ke dunia entertainment dengan alasan mengembangkan potensi dan bakat si anak. Bukannya sibuk belajar dan mengasah akhlak agar mulia, si anak yang masih sangat belia malah akrab dengan blitz kamera, berakting semu di depan sutradara, bahkan keluar masuk acara pesta hura-hura dan pergaulan bebas. Persis banget dengan isi nyanyian untuk menggapai dunia. Namun benarkah dunia bisa digapai hanya dengan acara seperti itu? Lalu, bagaimanakah dengan akhirat? Masih perlukah dunia ?hereafter’ ini untuk digapai juga?

Bayangan yang muncul dalam benak saya tentang menggapai dunia adalah sosok Super Mama yang bukan tereksploitasi di TV demi menarik pemasang iklan. Tapi mereka yang benar-benar menghasilkan anak-anak yang mampu menggapai dunia dalam makna sebenarnya. Bayangan sosok Mama yang muncul adalah mereka sosok-sosok yang mampu melahirkan dan mendidik anak-anak hebat pengguncang dunia selevel penakluk Konstantinopel; Muhammad al-Fatih. Mama yang berkualitas super sehingga menghasilkan anak-anak sehebat Ibnu Taimiyah, Imam Bukhari, Imam Muslim, Umar Bin Abdul Aziz, Ibnu Abbas, Shalahuddin al-Ayubi, Imam Syafi’i, Hasan al-Bana, Taqiyuddin an-Nabhani, Buya Hamka, dll. Dunia benar-benar di tangan mereka, namun akhirat juga tak dilupakan. Hebat banget!

The Real Super Mama
Yang dibutuhkan seorang anak hingga mampu mencapai kesuksesan dunia-akhirat adalah the real supermama, bukan super mama palsu, imitasi atau bahkan jadi-jadian. The real super mama adalah mama yang mampu menjadi pendidik anak-anaknya dalam arti sebenarnya. Bukan kompak di atas panggung hiburan nan penuh maksiat, the real super mama adalah sosok mama yang kompak dengan anak-anaknya dalam semua aspek kehidupan yang benar dan baik. Seorang mama hebat yang mampu menghantarkan sang anak menjadi sosok yang hebat. Bagaimanakah sosok riil super mama yang hebat ini?

Super Mama adalah ibu yang harus mempunyai kepribadian Islam. Pola pikir dan pola sikapnya hanya Islam saja sebagai standar dalam menjalani kehidupan termasuk dalam hal mendidik anak-anaknya. Bukan seperti yang tersaji pada episode Super Mama palsu di TV ketika mama berkerudung tapi si anak malah mengumbar aurat dengan bebas.

Super Mama adalah ibu yang menyadari bahwa mendidik anak dengan baik dan benar sesuai tuntunan Islam adalah satu-satunya pilihan yang harus diambil. Mama akan mendidik anaknya dengan baik bukan hanya sejak dalam kandungan, melainkan sejak dalam pemilihan jodoh siapa yang bakal menjadi ayah yang baik bagi anak-anaknya kelak. So, mereka milih calon suami yang agamanya kualitas oke. Mama seperti inilah yang nantinya akan melahirkan generasi hebat karena sejak menanam ?benih’ beliau ini sungguh berhati-hati.

Super Mama akan dengan sabar memantau perkembangan anak-anaknya sesuai dengan tuntunan al-Quran. Bukan dengan lagu Beethoven yang katanya bisa mencerdaskan otak bayi, tapi mama yang baik yakin bahwa hanya bacaan al-Quran dan majelis-majelis ilmu yang mampu mendidik otak bayi agar berkembang maksimal. Bayi pun tumbuh menjadi anak yang sholih dan sholihah karena berada di tangan seorang mama hebat seperti ini.

Super Mama menanamkan kecintaan pada Allah dan RasulNya sejak dini. Mama yang baik akan menyertai perkembangan putra-putrinya dengan kemampuan sendiri yang dilandasi keimanan. Bukan menyerahkan ke pembantu atau pun ke rumah penitipan anak. Sosok mama seperti ini ingin memastikan pendidikan anaknya benar-benar sesuai dengan kepribadian Islam. Anak-anak pun tumbuh menjadi pembela dan pejuang Islam sejati. Meskipun banyak lomba Idol di TV, didikan mama super tak akan tergiur demi popularitas semu semata. Jadilah anak-anak ini tumbuh menjadi remaja berkualitas yang mengukir prestasi dengan otak dan akhlak, bukan dengan otot dan gemulai lenggak-lenggok di panggung maksiat.

Super Mama memang ada. Tapi sosok ini tak mungkin kita dapati di panggung hiburan yang sifatnya semu dan sementara. Kita butuh sosok panutan super mama yang benar-benar super, bukan polesan kosmetik dan produk kilat dunia entertainment. Kita rindu super mama selevel Khadijah, Aisyah, Khonsa’, Asiyah, Asma’, dan wanita-wanita lain yang memang super. Wanita-wanita ibunda para syuhada yang memang mempersembahkan anak-anaknya untuk perjuangan dan kejayaan Islam. Ibunda para ulama, para mujtahid, para mujaddid, dan para pengemban dakwah yang ikhlas inilah yang pantas disebut super mama sejati.

Sungguh, sangat rindu hati ini akan hadirnya the real super mama yang mempersembahkan putra-putrinya untuk perjuangan menegakkan syariat Islam di muka bumi ini yang udah penuh dengan manusia-manusia yang akhlaknya kelas ?rongsokan’ dan hina-dina. Siapakah dia adanya? Semoga kita nanti adalah salah satunya yang menjadi super mama, insya Allah. [ria: riafariana@yahoo.com]

How the Khilafah aided the Irish during the famine of 1845



 Khilafah.com - In 1845, the onset of the Great Irish Famine resulted in over a million deaths. Ottoman Sultan Khaleefah Abdul-Majid I declared his intention to send 10,000 sterling to Irish farmers but Queen Victoria requested that the Sultan send only 1,000 sterling, because she had sent only 2,000 sterling herself. The Sultan sent the 1,000 sterling but also secretly sent 3 ships full of food. The English courts tried to block the ships, but the food arrived in Drogheda harbor and was left there by Ottoman Sailors. Due to this the Irish people, especially those in Drogheda, are friendly to the Turks.

(Note, in 1845, the 10,000 pounds dedicated to the Irish from the Sultan would be worth approximately 800,000 pounds today, that is $1,683,280 US Dollars.On the other hand, the Queen gave the equivilant of 160,000 pounds today or 336,656 US Dollars)

The Osmanli Traveller blog has copied to text a writeup by a Christian Priest who wrote about the Sultan of the time in his travelogue. His account mentions this incident briefly. What is interesting is that without knowing of the secret sending of the ships, the priest was already impressed with the character of the Sultan in his response to the Queen.

On the Character of Sultan Abdul-Majid Khan, by the Rev. Henry Christmas M.A. (Christian Priest) written in 1853: ‘One or two anecdotes will put his character in its true light. During the year of famine in Ireland, the Sultan heard of the distress existing in that unhappy country; he immediately conveyed to the British ambassador his desire to aid in its relief, and tendered for that purpose a large sum of money.

It was intimated to him that it was thought right to limit the sum subscribed by the Queen, and a larger amount could not therefore be received from his highness. He at once acquiesced in the propriety of his resolution, and with many expressions of benevolent sympathy, sent the greatest admissible subscription.It is well known that his own personal feeling dictated the noble reply of the divan to the threatening demands of Austria and Russia for the extradition of the Polish and Hungarian refugees.

"I am not ignorant," was his reply, "of the power of those empires, nor of the ulterior measures to which their intimations point; but I am compelled by my religion to observe the laws of hospitality; and I believe that the sense and good feeling of Europe will not allow my government to be drawn into a ruinous war, because I resolve strictly and solemnly to adhere to them."

This is the true spirit of Christianity, and there is more it in the Mohammedan Sultan of Turkey, than in any or all of the Christian princes of Eastern Europe.'


Reference: "The Sultan of Turkey, Abdul Medjid Khan: A Brief Memoir of His Life and Relign, with Notices of The Country, its Navy, & present Prospects" by the Rev. Henry Christmas, M.A., 1853

Also note, this generosity and compassion occurred during the time of the supposed ‘downfall' of the Ottoman empire according to Western history books, and Sultan Abdul Majid in himself is not counted as one of the greatest of Ottoman Sultans.

A simple examination of the events surrounding this engagement will open anyone's eyes to the high station of the character of Khaleefah's combined with their skillful ability to traverse political waters to achieve moral, Islamic ends. How many more secret missions remain yet to be uncovered?

Awas, Virus Liberal Masuk Pesantren!

Tiap tahun, ratusan santri di pesantren ”diboyong” ke luar negeri. Dengan dana besar dari Barat, penyebaran liberalisme ke pesantren terus gencar. [bagian pertama]

Suatu hari, salah seorang utusan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) mendatangi KH Kholil Ridwan, ketua Badan Kerjasama Pondok Pesantren (BKSPPI) se-Indonesia. Utusan ini menyampaikan ajakan kepada Kholil untuk “bertamasya” ke Negeri Paman Bush tersebut. Semua fasilitas dijamin, termasuk uang saku yang tak sedikit. Sungguh tawaran yang menggiurkan!

Tentu saja Kholil tak mau memenuhi undangan tersebut. Ia tahu ada niat tersembunyi di balik ajakan itu.

Namun, belum sempat penolakan disampaikan, undangan tersebut buru-buru dicabut. ”Mereka tahu saya ini anti Amerika,” ujar Kholil kepada Suara Hidayatullah.

Kholil tak sendiri menerima ajakan tersebut. Sejumlah kiai juga menerima ajakan serupa. Bedanya, mereka mau memenuhinya, Kholil tidak.

Maka, setelah itu, silih berganti kiai-kiai mendapat jatah terbang gratis ke negara AS. Selama di sana, mereka dilayani bagai tamu istimewa. Mereka diajak melihat ”realitas” masyarakat AS.

Hasilnya sungguh fantastis. Mereka yang sejak awal bersuara lantang terhadap kekejaman AS di Irak, Afghanistan, dan negeri Islam lainnya, mulai bersuara parau, jika tak ingin dikatakan lembek. Kata mereka, rakyat AS itu tidak sejahat pemerintahnya.

Menurut Kholil, inilah tanda keberhasilan AS mengubah cara pandang negatif masyarakat Muslim terhadap negaranya. Ini pula awal penyusupan paham liberal ke pesantren.

Meski begitu, tak berarti pesantren yang kiainya terkena bujuk rayu AS langsung dicap sebagai liberal. Mereka hanya perlu diwaspadai. Sebab, upaya AS tentu tak akan berhenti sampai di sini. Mereka akan terus berupaya menyusupkan pemikiran liberalnya ke dalam pesantren tersebut. Sekali kena jaring, boleh jadi selanjutnya kembali terperosok.

Menurut pemerhati pemikiran-pemikiran Barat, Adian Husaini, program Barat sekarang ini ingin membuat ”Islam yang lain” menurut versi mereka. ”Tentu yang menjadi sasaran utama adalah pesantren dan perguruan tinggi Islam sebagai tempat strategis pembinaan umat,” tandasnya.

Muncullah pertanyaan di benak kita, mengapa pesantren begitu mudah disusupi mereka? Apa yang salah? Bagaimana pula pemikiran liberal itu bisa menyusup ke ruang-ruang mengaji di pesantren?

Setidaknya, kupasan Suara Hidayatullah dalam Laporan Utama kali ini bisa menambah khazanah pengetahuan bagi jutaan orangtua yang ingin memasukan anaknya ke pesantren. Selamat membaca.

***

Santri Dirayu, Kiai Digoda

Beberapa tahun lalu, Laskar Santri menggelar unjuk rasa menentang sikap Amerika Serikat (AS) yang represif terhadap umat Islam. Para santri Surakarta ini dengan lantang meneriakan yel-yel anti Yahudi dan AS.

Salah seorang di antara mereka ada yang bernama David Adam Al-Rasyid. Dialah santri paling lantang berteriak di antara demonstran lainnya. Di hadapan massa dia berkata, ”Hancurkan Yahudi! Hancurkan Amerika!”

Kenangan itu kini tinggal rekaman peristiwa masa lalu. Sejak David diundang mengikuti pertukaran pelajar ke Amerika selama satu tahun, ada yang berbeda dari dirinya.

”Kalau dulu waktu jadi Laskar Santri saya mengatakan, ’Hancurkan Yahudi! Hancurkan Amerika!’ Tapi sekarang, siapa yang mau dihancurkan? Tidak semua orang Amerika jelek,” ujar David saat ditemui Suara Hidayatullah di Pesantren As-Salam, Surakarta, beberapa waktu lalu.

Saat David hendak berangkat ke AS, ia sempat meminta masukan kepada salah seorang kakak kelasnya di pesantren yang sama. Sang kakak kelas memberi wejangan, ”Ternyata Amerika tidak memusuhi Islam.”

Lalu, berangkatlah David ke Negara Paman Sam. Selama di sana, David dititipkan pada keluarga Katolik di Corvallis, Oregon. Menurutnya, keluarga yang ia diami amat toleran. Buktinya, ia bisa melaksanakan shalat dan membaca al-Qur’an secara rutin.

“Mereka juga bertanya-tanya tentang Islam, mengapa harus shalat? Mengapa harus puasa? Bahkan kadang-kadang mereka menegur saya jika terlambat shalat. Rupanya tidak semua orang Amerika jahat ” kenang David.

Santri asal Yogyakarta ini juga menceritakan kehidupan bebas remaja di sana. Pernah suatu hari, David dikejutkan oleh tangan yang sekonyong-konyong melingkar di pinggangnya. Saat menoleh ke belakang, ternyata tangan itu milik seorang perempuan. Menurut David, di Amerika, hal seperti itu biasa-biasa saja.

David cuma satu dari sekian banyak pelajar Indonesia yang mengikuti program Youth Exchange Study (YES). Program ini diselenggarakan oleh AFS (American Field Service) bekerjasama dengan Yayasan Bina Antara Budaya.

Program ini dirancang setelah peristiwa 11 September 2001, dirancang khusus untuk negara yang mayoritas berpenduduk Muslim. Setiap bulan para peserta dibekali uang saku sebesar 125 dollar AS, atau sekitar Rp 1,2 juta.

Tahun 2007, dari 97 orang pelajar Indonesia yang diberangkatkan, 30 di antaranya dari pesantren seperti Darunnajah, Darul Falah, Insan Cendekia, dan IMMIM Makassar, Sulawesi Selatan.

Suara Hidayatullah sempat menyambangi kantor Yayasan Bina Antara Budaya yang terletak di Jakarta Selatan. Menurut Ketty Darmadjaya, humas yayasan, program ini didesain untuk meningkatkan wawasan santri serta mengubah pandangan masyarakat terhadap pesantren yang selama ini dianggap terbelakang.

Ketty tak menapik kemungkinan tertularnya para santri tersebut dengan paham liberal. “Makanya, sebelum berangkat, kita memberikan orientasi kepada mereka tentang AS. Sepulangnya dari AS, mereka juga kita orientasi kembali. Kita katakan kepada mereka bahwa pengalaman satu tahun di AS bukanlah segalanya. Kita tidak ingin mengubah pandangan mereka terhadap Islam mejadi liberal,” jelasnya.

Bahaya Mengancam

Ternyata, tak hanya santri yang mendapat jatah ’terbang’ ke Amerika. Kiai pimpinan pondok pesantren juga menjadi sasaran untuk diperkenalkan dengan ’wajah manis’ Amerika.

Melalui Institute for Training and Development (ITD), sebuah lembaga milik Amerika, mulai pertengahan September 2002, para kiai bergantian bertandang ke negeri itu. Di awal program, lembaga itu mengundang 13 utusan pesantren ’pilihan’ yang berasal dari Jawa, Madura, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Menurut KH Kholil Ridwan, Ketua Badan Kerjasama Pondok Pesantren se-Indonesia (BKSPPI), program ini terbukti efektif mengubah pandangan para kiai terhadap Amerika. Banyak kiai yang setelah pulang ke tanah air mengatakan, “ Rakyat Amerika tidak sejahat pemerintahnya. Mereka sangat baik.”

Kholil, yang juga Ketua MUI, menolak keras pernyataan para kiai itu. “Di mana sikap baiknya rakyat Amerika? Amerika menyerang Irak atas persetujuan kongres, lalu kongres itu kan wakil rakyat. Jadi, artinya, rakyat Amerika sama jahatnya dengan pemerintahnya,” ungkap pengasuh Ponpes al-Husnayain ini.

Apabila sikap kiai-kiai itu melunak kepada Amerika, kata Kholil lagi, maka liberalisasi akan sangat mudah masuk ke pesantren. Kalau pesantren sudah terjangkit virus liberalisasi, maka akan berdampak pula terhadap pola pikir santrinya.

Nah, santri-santrinya ini pada akhirnya akan menjadi guru madrasah. Kalau gurunya liberal, bisa dipastikan murid-muridnya juga liberal. Generasi muda kita menjadi liberal semua. Perjuangan umat Islam pun melemah. “Ini sangat berbahaya!” Kholil memperingatkan.

Hal yang sama juga diungkap Adian Husaini, salah seorang ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII). ”Salah satu kelemahan pesantren adalah tidak bisa memberikan framework (bingkai) yang jelas kepada para santrinya,” jelas Adian.

Santri hanya ditekankan pada satu aspek saja, misalnya, fiqih atau lughah (bahasa). Tapi, framework menghadapi tantangan berfikir kadang kurang.

Salah satu pesantren yang telah membekali santrinya untuk menghadapi tantangan berfikir, kata Adian, adalah Gontor. ”Di Gontor, santri yang akan lulus diberi bekal agar bisa menyiapkan diri menghadapi pemikiran Barat. Kalau tidak, ya, dia akan menganggap itu sebagai hal yang benar,” jelasnya. . [diambil dari Majalah Suara Hidayatullah, edisi Januari 2008/www.hidayatullah.com/www.suara-islam.com] berlanjut...

Awas, Virus Liberal Masuk Pesantren! [2]

Lanjutan artikel sebelumnya

Tiap tahun, ratusan santri di pesantren ”diboyong” ke luar negeri. Dengan dana besar dari Barat, penyebaran liberalisme ke pesantren terus gencar. [bagian kedua]


Proyek besar penyebaran liberal ke pesantren disinyalir didanai oleh LSM asing yang cabangnya berada di Indonesia, yaitu The Asia Foundation (TAF). Lembaga donor yang disponsori Barat ini telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1955. Beberapa ormas dan lembaga Islam menjadi mitra utama mereka.

Dalam situs resminya www.asiafoundation.org lembaga yang menjadi perpanjangan tangan para saudagar Yahudi ini banyak membantu LSM Indonesia yang giat menyosialisasikan sekularisme, pluralisme dan liberalisme (baca; SePiLis). Sebut saja, misalnya, Jaringan Islam Liberal (JIL), P3M, International Center for Islam and Pluralism (ICIP), Wahid Insitute, Maarif Institue, MADIA, dan Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP).

Laporan tahunan TAF 2006 menyebutkan, sejak tahun 2000 mereka telah membuat kurikulum kewarganegaraan yang mendukung nilai-nilai demokrasi, mendorong siswa berpikir kritis terhadap isu-isu demokrasi, HAM, dan pluralisme agama. Untuk mewujudkan ini mereka menggandeng CCE Indonesia (pusat pendidikan kewarganegaraan).

Kurikulum itu kini telah menjadi materi wajib di seluruh UIN dan IAIN di seantero Indonesia. Bahkan, mereka tengah berupaya mengembangkan kurikulum serupa untuk diterapkan di universitas Islam swasta.

Para mitra TAF telah memberikan pelatihan kurikulum baru ini kepada 90 dosen kewarganegaraan dari 66 universitas Islam swasta pada tahun 2006. Para dosen tadi sudah mulai mengajarkan kurikulum tersebut kepada sekitar 20.000 mahasiswa mereka.

Pasca 11/9

Proyek liberalisasi pendidikan Islam semakin deras arusnya setelah peristiwa 11 September. Workshop-workshop bertema liberal banyak digelar atas dukungan TAF dan ICIP.

Berapa dollar AS yang digelontorkan kedua organisasi ini untuk proyek liberalisasi Indonesia? Robin Bush, Deputy Country Representative TAF untuk Indonesia, saat ditanya Suara Hidayatullah tentang itu tidak bersedia menjawabnya. Begitu juga Elfiqa D Siregar, salah satu staf ICIP, saat ditemui di kantornya di kawasan elit Pondok Indah, Jakarta, juga tidak menyebutkan jumlah pasti. Ia cuma menyebut salah satu nama lembaga pemasok dana, Ford Foundation.

Namun, Robin menolak anggapan bahwa lembaganya disebut membawa misi liberalisasi. “Kami di TAF sama sekali tidak punya program liberalisasi,” ujarnya saat ditemui di kantor TAF, jl Adityawarman no 40, Jakarta Selatan.

“Kami bekerja sama dengan pesantren karena tahu lembaga pendidikan ini erat kaitannya dengan masyarakat kelas bawah. Ini sesuai dengan apa yang menjadi benang merah dari semua misi TAF, yaitu good governence, serta meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia,” terangnya lagi.

Menurut Bush, TAF tidak pernah menawarkan sesuatu kepada pesantren atau lembaga-lembaga Islam. ”Semua program yang dijalankan TAF adalah inisiatif mitra kami. Mereka datang ke kami dengan ide, bukan kami datang ke mereka dengan ide,” kata bule yang sudah lancar berbahasa Indonesia ini.

Hal senada juga disampaikan Elfiqa. ”Saya pribadi melihat tuduhan itu nggak benar. Saya turun langsung ke lapangan, saya lihat tidak ada. Tidak ada doktrin-doktrin itu,” jelasnya.

Apa pun perkataan mereka, faktanya, TAF dan ICIP telah banyak menggelontorkan program liberalisasi. Bahkan, kalau melihat visi dan misinya, jelas tujuan ICIP adalah mempromosikan pluralisme. Apalagi jika melihat daftar orang-orang yang duduk di jajaran dewan direktur. Di sana ada Moeslim Abdurrahman, Musdah Mulia, dan Ulil Abshar Abdalla. Siapa mereka? Pembaca pasti sudah tahu. [diambil dari majalah Suara Hidayatullah, edisi Januari 2008/www.hidayatullah.com/www.suara-islam.com]

 

© Copyright AL-FATIH ZONE 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.