Blogger Themes

News Update :

Muslimah di Surabaya Ingin Berjuang Bersama Hizbut Tahrir

Jumat, 22 Agustus 2008

HTI-Press. Sekitar seratus lebih kaum muslimah dari berbagai kalangan dan usia memadati Gedung Asrama Haji, Ahad (17/08/2008). Mereka mengiktui Training Akbar Muslimah dengan tema ”Saatnya Menjadi Pembela Islam Pejuang Syariah” yang diselenggarakan oleh Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia di Surabaya.

Menurut panitia, kegiatan yang berlangsung tepat pada 63 tahun peringatan kemerdekaan Indonesia ini berangkat dari perhatian HTI terhadap krisis multidimensi yang dihadapai umat Islam di dunia, khususnya yang menimpa Indonesia.

Namun, pada saat 100 tahun kebangkitan Indonesia, justru menunjukkan kegagalan Kapitalisme-Sekulerisme sebagai asas yang dipakai oleh negeri ini dalam mengurusi rakyat. Dari sinilah, menurutnya, HTI berniat menyadarkan umat bahwa kebangkitan hakiki adalah lepasnya umat dari belenggu Kapitalisme-Sekulerisme serta kembali kepada hukum-hukum Allah Swt.

Ibu Hj. Dewi Asiyah, S.Ag, selaku trainer pada sesi pertama menyampaikan bahwa kefasadan (kerusakan) yang terjadi dikarenakan umat tidak memiliki gambaran akidah yang utuh, yakni kehidupan yang dimintai pertanggungjawaban oleh Allah kelak di akhirat. Untuk bisa mempertanggungjawabkan kehidupannya di hadapan Allah, maka setiap muslim dituntut untuk mengikatkan seluruh perbuatannya dengan hukum-hukum Allah (syariah Islam) secara kaaffah, katanya.

Selanjutnya, pada sesi kedua, Ibu Ir. Retno Sukmaningrum, MT menguatkan tekad peserta training untuk turut berjuang merubah kondisi masyarakat dengan melakukan dakwah jama’iy (berkelompok), fikriyah (pemikiran), siyasiyah (politis), dan laa madiyah (non-kekerasan).

Menurut panitia, para peserta sangat merespon materi yang telah diberikan, yakni Kesempurnaan Islam dan Hidup Mulia sebagai Pejuang Islam. Meraka 100% sepakat terhadap apa yang disampaikan. Sebagian besar mereka pun siap berjuang bersama Hizbut Tahrir dan mengkaji Islam secara intensif. Termasuk juga mereka siap menyebarkan opini Islam di daerahnya masing-masing, seperti ikut menyebarkan Al-Islam dan majalah Al-Waie. (srb/li)

Foto Kegiatan:

Hendri Saparini: Kita Mengalami Kesenjangan, Ketergantungan dan Liberalisasi

HTI-Press. Ketika merdeka itu bermakna setiap warga negara itu harus terpenuhi hak dasarnya, terpenuhi pangan, papan, kemudian pendidikan dan kesehatan, maka kita mempertanyakan apa benar di usianya yang ke 63 tahun ini Indonesia secara ekonomi sudah merdeka. Kita melihat di usianya yang ke 63 tahun ini malah kondisi ekonomi kita sangat memprihatinkan. Menurut Hendri Saparini, Ekonom dari Tim Indonesia Bangkit, saat ini kita mengalami kesenjangan ekonomi sosial, ketergantungan dan mengalami liberalisasi yang sangat luar biasa. Karena sudah tidak ada kepercayaan kepada sistem kapitalis, maka saatnya sekarang ini kita menawarkan sistem baru, yakni sistem Islam. Namun tentu saja itu butuh kerja keras untuk sosialisasi, termasuk oleh para ulamanya.

Untuk mengetahui bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di usianya yang ke 63, berikut ini wawancara lengkap Hendri Saparini dengan Pendi Supendi beberapa waktu lalu.

Evaluasi Anda terhadap kondisi ekonomi Indonesia setelah 63 tahun merdeka?

Sebenarnya di Indonesia itu ada permasalahan yang sangat stuktural. Pertama adalah kesenjangan ekonomi sosial. Kesenjangan itu kalau kita lihat bisa dibagi menjadi tiga. Pertama, kesenjangan antarwilayah. Jadi ada wilayah-wilayah yang sudah maju, kaya, punya sumber daya untuk maju dan ada daerah yang sangat tertinggal. Sehingga sekitar 81 persen konsentrasi atau kue ekonomi itu ada di Jawa dan Bali. Kedua, ada individu yang sangat kaya sehingga 150 orang terkaya sekarang ini menguasai 650 trilyun rupiah, tetapi ada 40 juta lebih orang miskin, yang harus cukup dengan Rp 6 ribu rupiah per hari. Ketiga, ada kesenjangan kepemilikan aset antar domestik dan asing. Sekarang itu sudah terjadi di banyak sektor, baik itu di sektor migas, di mana asing menguasai 85 persen lebih, kemudian perbankan. Bahkan asing sekarang sudah masuk di sektor-sektor yang mestinya itu untuk UKM seperti tekstil, retail. Inilah hasil dari pembangunan selama 63 tahun merdeka.

Selain kesenjangan apa lagi yang Anda lihat?

Selain kesenjangan, yang kedua adalah ketergantungan. Kita semula hanya ketergantungan pada sektor industri. Tetapi semakin lama kita juga akan mengalami ketergantungan pangan. Sehingga inilah yang membuat kita tidak menjadi mandiri. Kita mengalami ketergantungan pangan, ketergantungan bahan baku, ketergantungan bahan pendukung industri.

Apa Anda juga melihat terjadinya liberalisasi yang yang sungguh hebat di bidang ekonomi?

Ya, yang ketiga, di kita juga terjadi liberalisasi yang luar biasa di berbagai sektor. Bahkan kebijakan-kebijakan liberalisasi itu makin vulgar. Misalnya, sektor strategis boleh dikuasai hingga 95 persen. Peraturan Presiden nomor tahun 2007 itu hasil turunan dari UU Penanaman Modal. Liberalisasi yang ugal-ugalan ini mengakibatkan banyak industri padat karya itu sekarang pertumbuhannya negatif, seperti sektor tekstil, furniture, dan pengolahan kayu. Kenapa itu terjadi? Karena ada liberalisasi terhadap bahan jadi maupun bahan baku. Juga terjadi liberalisasi yang membuka pasar seluas-luasnya. Sehingga sekitar 70 persen pasar tekstil dikuasai oleh asing, itu illegal. Nah ini yang terjadi saat ini. Padahal itu sektor strategis. Jadi kalau kita melihat hingga puluhan tahun hasilnya adalah seperti ini–belum lagi sumber daya alam selain habis juga, perusahaanya tidak ada di pemerintah– maka harus ada perubahan total dalam kebijakan. Artinya kita tidak bisa melakukan perubahan secara teknisnya saja, tetapi ada perubahan yang betul-betul sangat mendasar.

Bisa dijelaskan yang dimaksud mendasar itu bagaimana?

Misalnya sekarang yang mendasar adalah apa sebenarnya tugas pemerintah atau Negara terhadap masyarakat. Kalau kita menggunakan UUD 45 saja, hampir semua kewajiban di sektor ekonomi itu tidak dijalankan pemerintah. Pasal 33 tentang penguasaan sektor bumi dan air itu sudah diserahkan kepada swasta. Dan itu dilegalkan oleh UU Penanaman Modal. Nah terus kemudian pasal 31 tentang pendidikan, itu kan mestinya setiap orang berhak atas pendidikan. Tetapi sekarang yang dimaksud pemerintah atau Negara yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat dan swasta. Sehingga pemerintah itu hanya bertanggung jawab sampai 9 tahun. Tetapi yang lainnya menjadi tanggung jawab pribadi. Inilah penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan.

Belum lagi pada pasal 34 tentang penciptaaan lapangan kerja atau penghidupan yang layak. Mestinya kan negara menjamin fakir miskin. Negara menjamin pekerjaan. Ini kan tidak. Sekarang dengan mekanisme pasar dan neoliberalis, itu bukan tugas Negara lagi, tapi itu tugas swasta. Lapangan kerja juga diserahkan ke swasta dan masyarakat, sehingga yang di dorong adalah adanya CSR (Coorporate Social Responsibilty). Maka didorong-dorong agar swastalah yang mendanai pendidikan. Jadi tugas-tugasnya itu dikurang-kurangi.

Lalu apa yang telah dilakukan pemerintah selama ini?

Pemerintah kan telah memposisikan dirinya dalam pemerintahan yang neolib, dia itu kan regulator. Jadi memaknai bahwa bumi dan air itu harus dikuasai oleh negara, maknanya tidak dimiliki oleh negara. Maksud dikuasai itu katanya hanya dikelola saja. Ini kan pergeseran makna yang sering tidak dipahami publik. Publik itu tidak mengerti. Seolah-olah memang pemerintah yang mengatur, tetapi kepemilikan sudah tidak di pemerintah lagi. Karena itu tadi yang dimaksud dengan Negara adalah pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat dan swasta. Jadi sudah direduksi luar biasa.

Jadi setelah 63 tahun, Indonesia ini sudah benar-benar merdeka apa belum?

Kalau definisi merdeka itu berarti setiap warga negara itu harus terpenuhi hak dasarnya, terpenuhi pangan, papan, kemudian pendidikan, kesehatan ya semestinya tidak kan. Karena, anggaran untuk pendidikan kesehatan itu harus dikalahkan oleh tugas yang pertama, yakni pembayaran utang. Jadi pembayaran utang tidak boleh dikotak-katik tapi subsidi boleh dikotak katik.

Kalau dikatakan merdeka maka ketika minta untuk dipenuhi hak dasar itu nomor satu. Kalau uangnya itu habis untuk membayar utang, maka utangnya yang dinegosiasi. Bukan hak-hak rakyatnya yang dinegosiasi. Jadi kalau ada uang, masih boleh digunakan untuk membeli minyak tanah atau masih boleh dikasih subsidi pendidikan atau kesehatan. Tapi kalau juga tidak ada uang, ya nanti dulu. Mau gimana lagi, karena memang dana pemerintah terbatas. Tapi tidak melihat tadi bahwa ada sumber dana yang sangat besar. Di tahun 2009 saja ada 169 Trilyun yang akan digunakan untuk membayar utang.

Kalau begitu bagaimana supaya kita bisa mandiri?

Kalau mau mandiri untuk Indonesia, tidak ada pilihan lain — karena kalau hanya mengoreksi secara teknis ekonomis di bidang ekonomi itu tidak akan cukup— harus ada perubahan yang sangat mendasar dan strategis. Misalnya kalau untuk mandiri di bidang ekonomi, harus ada dukungan infrastruktur, antara lain energi. Nah perubahan sumber energi tidak hanya mengoreksi biaya, tidak hanya mengoreksi tataniaga, tetapi sampai mengoreksi siapa yang harus memiliki itu. Apakah diperbolehkan

Sebagian besar sumber energi itu diekspor. Bukan untuk kepentingan dalam negeri. Nah itu kan harus merubah undang-undangnya. Kalau kita tidak berani melakukan koreksi sampai merubah perundang-undangannya, ya kita jangan bicara tentang kemandirian.

Kalau kita mau bicara tentang kemandirian di dalam pembiayaan sekarang ini kan kita hanya dibatasi oleh pajak dan utang. Kalau kita ingin mandiri maka cari sumber-sumber yang lain untuk penerimaan negara. Jangan haramkan untuk mendapat penerimaan dari kepemilikan sumber daya alam. Sekarang kan diharamkan, karena pemerintah hanya boleh menerimanya lewat royalty dan pajak saja. Jadi memang harus ada perubahan yang luar biasa mendasar.

Kira-kira sistem seperti apa yang mesti diterapkan hingga kondisinya lebih baik?

Sekarang ini di kita tidak ada kepercayaan terhadap sistem kapitalis. Makanya saatnya berlomba-lomba menawarkan sistem yang terbaik, termasuk sistem Islam. Tetapi tidak semata-mata menawarkan sistem Islam, misalnya inilah sistem Islam. Kan tidak seperti itu. Karena yang harus digali adalah inilah faktanya, dan ini sistem yang kita tawarkan. Sayang, yang memahami sistem Islam masih amat sedikit, tidak hanya pahamnya, tetapi tertariknya aja tidak. Ini suatu permasalahan yang besar. Sehingga ini seolah-olah bukan menjadi sebuah alternatif.

Padahal seperti tadi, tawaran-tawaran yang sering didiskusikan itu sebenarnya sama dengan sistem ekonomi, tetapi pada saat menerima bahwa itu berasal dari sistem ekonomi Islam, orang rasanya berat. Jadi kalau kita mau melakukan perubahan, tidak hanya perubahan pengambilan kebijakan saja, tetapi pemahaman masyarakatnya juga. Yang harus dipahami juga bahwa sekarang ini sistemnya tidak cocok. Kita harus merubahnya.

Artinya ketika banyak yang belum paham dan tertarik dengan sistem Islam masalahnya di sosialisasi?

Ya, karena sekarang adanya dikotomi bahwa Islam itu tidak mengatur masalah-masalah yang berhubungan dengan masyarakat. Ini yang harus dibongkar. Ini bukan hanya para ekonom atau para pengambil kebijkaan tapi ini juga pekerjaan para ulama. Jika para ulamanya pun masih mendikotomikan, bagaimana ini?

Tapi bukan berarti kita diamkan?

O ya justru malah ini merupakan peluang yang luar biasa. Artinya kita sedang berpacu dengan waktu di dalam menawarkan sesuatu tawaran yang baru ini. Justru tuntutannya, dengan melihat kondisi seperti ini kita jangan biarkan berlama-lama. Jangan diperlambat-lambat begitu. (li)

Arah Strategis NATO Adalah Untuk Mencegah Kembalinya Khilafah

HTI-Press. 13 Rajab 1429 H - Arah strategis NATO secara perlahan-lahan sedang disesuaikan sehingga organisasi itu dapat menjadi organisasi politik dan militer yang utama di dunia dengan kemampuan untuk melakukan intervensi, serangan militer pendahuluan dan sebagai badan pembuat keputusan atas isu-isu global. Masalah ini harus dilihat pada konteks kampanye ideologi Barat yang sedang dilakukan pada saat ini melawan Islam politik Islam khususnya dan merupakan sebuah ancaman yang nyata bagi kaum muslimin dan masa depan Khilafah.

Latar belakang

Pada tahun-tahun belakangan ini, kita melihat NATO, Organisasi Perjanjian Atlantik Utara, sedang berusaha melakukan perubahan-perubahan yang fundamental yang muncul setelah Perang Dunia Dua dan di awal munculnya Perang Dingin Barat dengan Rusia. NATO, yang dipimpin oleh Amerika, telah diakui terdiri dari 26 negara dan 20 partner kerja sama yang telah tersebar dan ikut serta dalam peperangan-peperangan yang terjadi di Eropa, Afrika dan Asia.

Pembicaraan ini kemudian berlanjut, dan terfokus pada pertemuan tingkat tinggi di Bucharest pada bulan April 2008, dan terkonsentrasi pada masalah-masalah saat ini yang terjadi pada NATO dan kesulitan-kesulitan dengan penyebaran tentaranya di Afghanistan dan meningkatnya perlawanan pada pendudukan asing. Secara khusus pembicaraan ini terpusat pada detil-detil dari pembagian beban yang lebih merata diantara Negara-negara yang terlibat dan pada tingkat dimana Negara-negara anggota NATO-ISAF berkomitmen untuk mengirimkan tentara dan diwilayah bagian mana tentara-tentara itu akan ditempatkan di Afghanistan. Negara-negara lain telah terfokus pada ekspansi NATO ke wilayah timur sejak tahun 1990an dimana banyak dari bekas Negara-negara Blok Timur kemudian berada dalam naungan NATO; yakni sejauh mana ekspansi ke timur NATO bisa berlanjut; bagaimana melibatkan Negara-negara bekas Soviet seperti Georgia dan Ukraine. Sejauh ini isu yang paling menekan bagi para anggota NATO adalah pada bagaimana mengatasi ketakutan Rusia bahwa ekspansi NATO ke Timur dan penerimaan kehadiran rudal-rudal di Eropa Timur dapat merupakan ancaman bagi pengaruh Rusia.

Langkah strategis

Namun, apa yang seringkali terlupakan oleh elemen-elemen media [dan apa yang seharusnya adalah hal yang paling penting untuk disadari oleh kaum Muslim] adalah bahwa pembicaraan dan pembicaraan ini telah terjadi selama beberapa tahun mengenai langkah strategis NATO yakni, apakah yang menjadi tujuannya di abad 21, apakah NATO adalah sebuah lembaga regional atau global, apakah perannya, dan secara esensi adalah apakah NATO itu. Sebelum saya membahas isu-isu ini, maka adalah penting untuk menyebutkan konteks sejarah dan bagaimana NATO telah berkembang khususnya selama beberapa tahun yang lalu.

NATO terbentuk setelah Perang Dunia II sebagai sebuah kesepakatan pertahanan Eropa karena ketakutan akan merajalelanya kekuatan Uni Soviet dan Negara Pakta Warsawa. Pada dasarnya, NATO adalah sebuah aliansi militer regional yang mencari dukungan solidaritas diantara para anggotanya jika seandainya terjadi serangan militer ke Negara anggotanya. Negara-negara Eropa Barat mendapatkan kepastian dari perlindungan militer dari Amerika yang memiliki superioritas militer jika terjadi invasi Soviet; sebagai imbalannya maka Amerika diberikan wewenang untuk mendominasi NATO dan menentukan arahnya.

Setelah keruntuhan Uni Soviet dan Komunisme di awal tahun 1990an, banyak komentator yang memperdebatkan peran dan masa depan NATO; bagaimana organisasi itu membuktikan relevansinya dan dimana alasan pembenaran atas eksistensinya, padahal komunisme telah dikalahkan. Selama tahun 1990an relevansi NATO tampak terus dipertanyakan oleh adanya pengaruh dari dua kekuatan Eropa yang baru - yakni Perancis dan Jerman – untuk membentuk pakta keamanan dan pertahanan bersama di luar NATO dan pendekatan pada kemandirian Eropa dengan organisasi-organisasi yang paralel dengannya seperti tentara Eropa.

Kemunculan kembali NATO

Konflik di Balkan di akhir tahun 1990an yang menentang agresi Serbia pada minoritas Kosovo, memberikan NATO nafas baru dimana angkatan udara NATO –yang terutama terdiri dari angkatan udara AS dan Inggris, untuk pertama kalinya melakukan pemboman pada suatu wilayah di Serbia selama 7 minggu untuk memastikan penarikan mundur Negara itu dari wilayah Kosovo. Ini adalah suatu perkembangan yang penting karena untuk pertama kalinya angkatan udara NATO dipergunakan dalam sebuah pemboman aktif sejak lahirnya organisasi itu.

Setelah Peristiwa 11 September, contoh-contoh real yang menunjukkan berubahnya arah strategis NATO diawali oleh pemerintah Amerika. Amerika dengan suskesnya memanipulasi opini publik dunia di awal-awal hari peristiwa itu dan mengikat NATO untuk ikut serta memberikan perlindungan bagi Negara itu setelah terjadinya serangan, dengan dua cara:

Pertama, para anggota NATO didorong oleh Pasal 5 konstitusi yang menyebukan bahwa serangan pada salah satu anggota NATO adalah serangan pada semua anggotanya dan bahwa Negara-negara anggotanya memiliki kewajiban untuk peduli dan membantu sebuah Negara sekutu yang telah diserang. Dengan demikian dilancarkanlah perang atas Afghanistan.

Kedua, Amerika menciptakan situasi yang memandang aliansi NATO bukan sebagai sebuah tindakan temporer atau kelompok ad-hoc yang merespon krisis-krisis tertentu tapi sebagai sebuah kelompok permanen yang siap berperang secara berkelanjutan. Mantan Menteri Pertahanan AS, Donald Rumsfeld, terkenal dengan ucapannya pada saat itu; “misi ini menegaskan adanya koalisi “ yakni konflik dan krisis akan selalu tampak yang memerlukan penyelesaian- dan hanya keterlibatan personil yang akan merubahnya.

Paska 11/9 – Sebuah Peran Maju yang baru bagi NATO

Sebagai akibat dari peristiwa itu adalah dikerahkannya pasukan NATO di Afghanistan selama 7 tahun terakhir dengan keikut sertaan 26 negara berikut peralatan tempurnya. Pertemuan Puncak NATO di Prague tahun 2002 membuka jalan bagi demikian banyaknya perubahan-perubahan. Pada pertemuan itu antara lain dibicarakan tentang pasukan gerak cepat yang dimpimpin NATO, ditingkatkannya kemampuan militer, keamanan dan pengamatan dan terfokus pada senjata pemusnah massal (WMD), yang dipakai sebagai awal invasi ke Irak pada tahun 2003.

Pada pertemuan puncak NATO tahun 2004 di Istanbul, para anggota NATO berkomitmen untuk mendapatkan partner kerja sama yang menjangkau Timur Tengah sebagai sebuah cara untuk memperluas pengaruh NATO. Dalam sebuah pidato tahun 2003, duta besar Amerika untuk NATO, Nicholas Burns merefleksikan perubahan ini dari pemikiran NATO sebagai organisasi yang awalnya adalah untuk keamanan Eropa menjadi organisasi yang menjangkau luar Eropa hingga Negara-negara tetangganya. Dia mengatakan,

“NATO perlu untuk memperluas dari fokus ke dalam Eropa – yang memang diperlukan dan pantas dilakukan selama masa Perang Dingin – hingga fokus ke luar Eropa dalam sebuah garis bujur dari Negara-negara dimana ancaman masa kini berasal – di Asia Tengah dan Asia Selatan, dan di Timur Tengah “…..Dia melanjutkan paparannya dengan mengatakan

“Mandat NATO masih merupakan tindakan untuk mempertahankan Eropa dan Amerika Utara. Tapi kita tidak percaya bahwa kita mampu melakukan itu dengan hanya diam di Eropa Barat, atau di Eropa Tengah, atau Amerika Utara. Kita harus mengerahkan perhatian konseptual kita dan kekuatan militer kita ke arah timur dan selatan. Kita percaya masa depan NATO adalah timur dan selatan. Masa depan itu ada pada Timur Tengah Raya “
[Komite Hubungan Luar Negeri Senat, Dubes Amerika untuk, R. Nicholas Burns]

Pada periode tahun 2003/04 NATO mengambil alih kontrol gabungan atas ISAF [Bantuan Keamanan Militer Internasional - International Security Assistant Forces] di Afghanistan dari mandat yang sebelumnya dimiliki oleh PBB, hal ini adalah hal yang penting mengingat para anggota PBB hingga pada tahap itu tidak berkeinginan untuk melawan struktur komando NATO.

NATO mempercepat ‘program perdamaian untuk kemitraan’ dengan membentuk aliansi dengan Negara-negara Timur Tengah dan untuk pertama kalinya, bersama Negara-negara Asia Tengah dan Kukasus, merefleksikan hal penting dan strategisnya sumber daya minyak dan gas. Selama periode AS juga merintangi penentangan Eropa atas meningkatnya hegemoni Negara itu di dalam NATO dengan menekankan jurang pemisah dalam hal pembelanjaan militer dan persenjataan canggih. Dengan melakukan hal itu, AS menekan Negara-negara Eropa untuk meningkatkan pembelanjaan pertahanan Negara mereka sendiri (tentu saja kepada perusahaan-perusahaan persenjataan AS) tapi juga melibatkan mereka dalam cara pandang Amerika dan secara keseluruhan pada Perang Atas Teror; yakni bahwa konflik dan krisis masa depan akan memerlukan teknologi canggih, bukan lagi persenjataan konvensional dan metode-metode peperangan baru. Bukti selanjutnya fakta bahwa Eropa mulai melihat kemampuan pertahanan masa depan dibawah bendera struktur NATO yang baru adalah keputusan pemerintah Perancis baru-baru ini untuk ikut serta lagi kedalam NATO setelah meninggalkannya selama bertahun-tahun.

Pada saat yang sama, setelah terpilihnya kembali Bush junior tahun 2004, AS mampu menahan kritik atas uniteralisme dengan membuat hubungan dengan Uni Eropa dan menekan penentangan Perancis dan Jerman khususnya pada struktur independent dan organisasi-organisasi paralel bagi NATO. Contohnya, NATO mampu melibatkan dirinya dalam misi-misi bersama dengan Uni Eropa dalam hubungannya dengan Afrika dan mengirimkan pasukan perdamaian untuk menyelesaikan konflik-konflik di sana. Terlebih lagi, latihan angkatan laut gabungan telah angkatan bersenjata NATO telah mulai dilakukan di India di akhir tahun 2007, Australia dan Asia-Pasifik dan menunjukkan luasnya aliansi yang ingin dijangkau dan potensi bagi rekonstruksi NATO yang berskala global.

Di Afrika, di akhir tahun 2006 militer AS menciptakan AFRICOM, sebuah struktur komando regional yang didisain untuk memberikan AS kehadiran yang berkelanjutan di benua itu. Komando itu dengan cepat menggandakan kemampuan militernya, AFRICOM dengan operasi-operasi NATO nya menawarkan bantuannya untuk memberikan jangkauan yang lebih besar. Komandan AFRICOM, Jendral William E Ward, sejak saat itu menekankan “perlunya koordinasi yang erat ” dengan NATO.

Memang, sejak bulan July 2005, NATO telah menyediakan transportasi udara bagi pasukan perdamaian di Darfur. Tujuan dari aliansi-aliansi regional ini adalah bahwa NATO dan pemain utama yakni AS, mampu meningkatkan kapasitasnya untuk menetralisir musuh-musuhnya dan mengamankan kepentingan-kepentingannya. Sekjen NATO Jaap de Scheffer mengatakan, “Keamanan laut, dengan memastikan jalur yang aman bagi pelayaran dan mendukung pendekatan internasional yang terkoordinir untuk melindungi pasokan energi adalah merupakan prioritas-prioritas penting bagi NATO.”

Dan NATO di Timur Tengah juga telah melakukan ekspansi dengan membentuk aliansi-aliansi dan kemitraan. Dialog Mediterania NATO, yang dimulai pada pertengahan tahun 1990an pada saat ini telah mencakup Aljazair, Mesir, Israel, Yordania, Mauritania, Maroko, dan Tunisia. Inisiatif Kerja sama Istanbul (Istanbul Cooperation Initiative) mengumumkan di tahun 2004 pada pertemuan puncak NATO bahwa NATO telah meningkatkan pengaruhnya dari wilayah Mediterania timur hingga ke wilayah Teluk Persia. Kehadiran NATO di Teluk Persia pada saat ini termasuk kemitraannya dengan Saudi Arabia dan Negara-negara Teluk seperti Bahrain, Kuwait, Oman, UAE dan Qatar. Bagi AS, buah dari perluasan hubungan NATO dengan Negara-negara lain dan campur aduknya kepentingan keamanan AS dengan NATO mulai terlihat dengan semakin sulitnya memisahkan respons AS dengan respons NATO. Bulan Juli 2008, Komandan Armada Keenam AS di Mediterania mengatakan untuk menjawab pertanyaan atas kemungkinan serangan Iran atas Israel “Hal ini menuntut perhatian kita segera atas perlunya respons dari AS ataupun NATO “.

Pendorong Bagi Berlanjutnya Perubahan

Walaupun terjadi perubahan-perubahan atas NATO dari konsep awalnya hingga misi sebenarnya pada beberapa tahun yang lalu oleh para perencana Amerika, hal ini belumlah cukup; NATO sedang mencari perubahan lebih lanjut dikarenakan faktor-faktor berikut:

[1] Kesulitan-kesulitan operasional dan logistik di Afghanistan: Negara-negara Eropa lainnya [Jerman, Belanda, Kanada] telah malas untuk memberikan komitmennya atas pasukan, atau tidak akan mengizinkan pasukannya untuk dikerahkan di wilayah pertempuran dan hal ini mengakibatkan patahnya struktur komando dan konflik yang berkelanjutan diantara Negara-negara Barat.

Sekjen NATO menyoroti kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh perluasan NATO,

“Secara jelas, suatu aliansi atas 26 negara berdaulat berarti ada 26 budaya militer dan politik yang berbeda, dan ini juga berarti ada 26 perbedaan dalam realitas konstitusional. Kami perlu memperhitungkan hal-hal semacam itu, tapi kami tidak dapat menolak anggapan bahwa beberapa sekutu kami hanya memiliki tanggung jawab terbatas dan hanya pada wilayah tertentu. Afghanistan adalah sebuah negara. Negara itu adalah sebuah wilayah strategis bagi NATO. Kami perlu sebuah strategi NATO,”
[Jaap de Hoop Scheffer, Sekjen NATO, 29 Februari, 2008]

[2] Kredibilitas PBB: kegagalan pada perang Irak dan kegagalan resolusi nomor 2 bersama dengan opini public dunia yang negatif telah amat merusak image PBB di mata orang banyak. Terlebih lagi, diperlukannya kesemua 5 veto Negara anggota tetap Dewan Keamanan sebenarnya menghalangi AS untuk mencapai tujuan-tujuan politik luar negerinya.

[3] Terlalu banyaknya birokrasi didalam banyak institusi-institusi semacam ini seperti tercapainya voting dengan suara bulat yang diperlukan untuk segala sesuatu telah menjadi kenyataan.

[4] Kegagalan yang menghinakan dari Barat pada perang-perang di Irak/Afghanistan dalam meraih dukungan masyarakat dari Dunia Islam

[5] Bangkitnya Islam dan tantangan-tantangan masa depan dari aktor-aktor non-negara

Visi Baru Bagi NATO

Dengan memperhitungkan hal-hal di atas, perubahan-perubahan radikal ditekan oleh para pejabat AS dan mereka yang terkait dengan struktur komando NATO yang akan secarfa fundamental meluruskan kembali NATO dan ini berarti bahwa bisa menjadi daya perubahan politik dan militer yang utama. Jika perubahan-perubahan ini terjadi, dalam beberapa tahun kedepan NATO akan memiliki suatu:

  • Jangkauan global dengan tidak ada batasan di dunia ini
  • Bereaksi dengan segera dan cepat atas ancaman-ancaman dan lawan-lawannya
  • Badan kunci untuk pengambilan keputusan dan penyelesaian konflik

Terlebih lagi, AS pada saat ini melihat kepentingan pertahanan dan keamanan yang terjalin dengan perannya di dalam NATO dan aliansi dan kemitraan NATO yang lebih luas. Dalam Quadrennial review tahun 2006, sebuah review empat tahunan yang dibuat oleh departemen pertahanan AS, dibicarakan soal perang yang panjang (perang ideologi) dengan NATO yang mengambil beban untuk menyelesaikan permasalahan masa kini.

Visi AS bagi NATO secara jelas menggambarkan pendekatan dunia dengan NATO yang memiliki jangkauan global. Dubes AS untuk PBB, Victoria Nuland, telah menjadi instrument dalam membentuk kebijakan AS. Dalam the Financial Times, dia menulis bahwa NATO harus “menjangkau seluruh planet kita…di barisan utama dalam menghadapi konfrontasi abad ke 21 “ dan sebuah….“kekuatan militer yang bisa dikerahkan secara global”“sekarang ia telah menjadi hewan yang sama sekali berbeda “
[Victoria Nuland, Dubes AS untuk NATO, Financial Time, 24 January 2006]
yang mampu beroperasi dimana saja dari Afrika hingga Timur Tengah dan di luar itu…

Selain itu, para arsitek dari perubahan arah kebijakan NATO itu melihat Negara-negara NATO menjadi Negara-negara yang bertanggung jawab bagi penyelesaian konflik internasional, pasukan perdamaian dan memerangi terorisme. Nuland berkomentar soal isu yang mungkin memerlukan konfrontasi, dia mengatakan,

“dimanapun dan kapanpun konfrontasi itu mungkin terjadi “….. “NATO haruslah menjadi tempat dimana kita bisa berbicara mengenai semua isu yang mempengaruhi masa depan kita – Timur Tengah, Irak, Korea Utara, China, Iran, hanya menyebutkan sedikit contoh ,”
[Victoria Nuland, Pertemuan Puncak NATO di Riga 2006]

dan juga,
“Ancaman bagi keamanan dan kesejahteraan dari Aliansi Atlantik dapat datang dari mana saja… NATO harus memiliki angkatan bersenjata yang dipersiapkan untuk menangkis dari manapun ancaman itu muncul.” [Wakil Menlu AS untuk Urusan Politik Marc Grossman, 11 November 2003 ]

Dalam contoh yang paling jelas atas tekanan yang dibawa atas masa depan NATO, sebuah dokumen yang tebalnya 150 halaman telah diterbitkan pada awal tahun ini, yang bersamaan dengan Pertemuan Puncak NATO di Bucharest, ditulis oleh dari lima jendral yang telah pensiun yang dipimpin oleh John Shalikashvalli komandan tertinggi Angkatan Bersenjata di Eropa di bawah Bill Clinton.

Dalam laporan itu, para jendral menganjurkan penelaahan ulang atas struktur pembuat keputusan NATO untuk memerangi meningkatnya fanatisme politik dan fundamentalisme agama dan mengakui ancaman masa depan yang datang dari “pusat ekonomi yakni India dan China dan Islam radikal”. Mereka mengajukan usualan bahwa

  • Negara-negara yang tidak berkomitmen untuk menyediakan pasukan tidak bisa terlibat dalam memberikan keputusan operasi
  • Negara-negara yang tidak berkomitmen untuk menyediakan pasukan harus berbagi beban kerja dengan para anggota NATO lainnya
  • NATO memiliki wewenang untuk menggelar kekuatan militer tanpa perlu resolusi Dewan Keamanan PBB
  • Mengakhiri veto-veto nasional pada keputusan-keputusan utama dan diganti dengan voting mayoritas [yang tentu saja menguntungkan AS karena banyak Negara anggota NATO seperti Polandia adalah Negara satelit AS]
  • Hak untuk menggelar serangan nuklir pendahuluan yang pertama jika diperlukan

NATO Berada pada Garda Depan Perang Ide

Di saat yang sama mulai dari dibentuknya kembali respon militer Barat hingga ancaman dan lawan-lawannya, melalui NATO, para arsitek arah NATO yang baru ini melihat adalah amat penting untuk terlibat dalam kampanye meraih dukungan dan simpati dari Dunia Islam. Para perencana NATO mengakui bahwa misinya di Afghanistan dengan alas an mengalahkan Taliban sebenarnya adalah sesuatu yang lebih besar daripada hanya sekedar hal itu. Dubes Nuland menyatakan,

“Misi Afghanistan adalah sebuah investasi pada kemanan kolektif kita…..Jika kita melakukannya dengan benar di Hindu Kush kita juga akan menjadi lebih kuat di kemudian hari kita terpanggil untuk mempertahankan keamanan dan nilai-nilai kita walaupun amat jauh dari negeri sendiri,”
[Victoria Nuland, 1 Feb 2008]

Barat dan NATO dengan arogansi mereka juga berasumsi bahwa mereka mampu merubah dan merevisi pemikiran dan opini di Dunia Islam. Sekjen NATO sesumber dengan mengatakan,
“Keterlibatan kita di Afghanistan adalah sebuah keterlibatan bagi sebuah Islam yang moderat” dan “Kita hanyalah memberikan Islam moderat kesempatan yang layak disandangnya…. dan komunitas internasional mendukung orang-orang yang melepaskan diri dari cengkraman kaum radikal dan dari cengkraman kaum ekstrimis.”
[Jaap de Hoop Scheffer, 29 February, 2008]

Sebagian orang di belakang visi ekspansionis global NATO adalah bahwa para ideolog di Barat itu dapat menciptakan pendirian yang sama dan benteng masa depan melawan orang-orang yang memiliki pandangan dan keyakinan yang berbeda. Dalam hal ini, NATO telah memperluas kekuasaanya ke sebagian Asia, Pasifik, Eropa bagian Selatan dan diluar itu.

“Jika kita merunut garis antara Barat dan yang lainnya, kita dapati Israel ada di sisi yang sama dengan Eropa, AS, Jepang dan Australia. Kita mempertahankan nilai-nilai yang sama melawan musuh-musuh yang sama “
[Mantan Perdana Menteri Spanyol, Jose Maria Aznar, Jerusalem, Oktober 2006]

Lebih khusus lagi, meningkatnya tuntutan bagi pendirian Khilafah di Dunia Islam telah memberikan pertanda akan terjadinya pendekatan yang lebih keras yang dilakukan oleh Barat ketika Barat kalah dalam peperangan itu. Bush junior mengatakan,

” Kita memerangi musuh-musuh kita di luar negeri dan tidak menunggu mereka untuk tiba di negeri kita. Kita mencari jalan untuk membentuk dunia, dan bukannya dibentuk oleh dunia; untuk mempengaruhi peristiwa-peristiwa untuk menjadi lebih baik daripada hanya menjadi belas kasihan mereka “
[Presiden Bush, 16 Maret 2006, Washington Post]

Seperti juga dia menyatakan bahwa,

“Perubahan yang sebenarnya bagi masa depan adalah untuk membantu masyarakat yang moderat untuk mampu menghadapi ancaman-ancaman kaum radikal dan ekstrimis “
[Presiden Bush, Oval Office, Oktober 2006 dalam pertemuan dengan Sekjen NATO Jendral de Hoop Scheffer]

Apa arti semua ini?

  • Barat, yang dipimpin oleh AS, sedang memobilisasi opini publik yang sebesar-besarnya untuk melawan Islam politik dan perlunya untuk melakukan intervensi, jika diperlukan, di Dunia Islam
  • Negara itu sedang mengembangkan sistim reaksi militer cepat melalui NATO yang dapat memberikan alasan untuk melakukan intervensi kapanpun dia mau dengan cepat dan mematikan dengan kekuatan yang amat besar
  • Dunia Islam harus menyadari bahwa gaya tarik situasi yang sedang dihadapi sendiri ini dan luasnya cakupan ancaman baik secara ideology maupun militer yang menumpuk
  • Untuk merespon sikap Barat yang agresif ini, Khilafah yang pernah berdiri itu perlu untuk mengambil tindakan-tindakan preventif untuk memerangi ambisi colonial Barat dan lembaga-lembaganya seperti NATO
  • Kaum Muslim di seluruh dunia dapat dan harus melanjutkan untuk mengungkap motif-motif kolonialis dan imperialistis NATO, Negara-negara yang membentuk bagian darinya, dan rencana-rencana masa depannya sambil mempertentangkannya dengan pandangan yang ditawarkan pada dunia oleh Khilafah dalam menyelesaikan permasalahan kemanusiaan. (Abu Asma, Khilafah.Com, Terjemahan: Riza Aulia)

Gelora Khilafah dari Benua Afrika: Konferensi Khilafah Internasional Hizbut Tahrir Kenya

HTI-Press. Seruan Khilafah tak hanya bergelora di negeri-negeri Timur Tengah saja. Di Kenya, salah satu negeri di benua Afrika, Hizbut Tahrir Kenya juga menggelar konferensi membicarakan Khilafah. Konferensi berskala internasional tersebut digelar pada hari Ahad (03/08/08) di Mombasa, Kenya.

Hadir pada konferensi tersebut para pembicara internasional, anggota Hizbut Tahrir perwakilan beberapa negara, seperti Syeikh Musa dari Tanzania, Syeikh Abu Khalil dari Hizbut Tahrir Sudan, serta Taji Mustafa dari Hizbut Tahrir UK.

Konferensi yang selenggarakan oleh Hizbut Tahrir Kenya ini merupakan salah satu Konferensi Khilafah Internasional yang pertama di kawasan Afrika Timur. Seperti di negeri-negeri yang lainnya, acara ini diadakan untuk mengingat 87 tahun keruntuhan Khilafah.

Para pembicara menyampaikan seruan Khilafah dalam beberapa bahasa seperti bahasa Swahili, bahasa Arab dan bahasa Inggris. Semetara para peserta delegasi datang dari kota Mombasa, Nairobi dan Malindi serta delegasi dari beberepa negara tetangga termasuk Tanzania, Zanzibar dan Uganda.

Pada hari yang sama, selain menggelar Konferensi Khilafah Internasional tersebut, muslimah Hizbut Tahrir Kenya juga menggelar konferensi yang diperuntukkan khusus bagi Muslimah. Acara tersebut dilaksanakan di Ganjoni Mombasa Kenya. Peserta datang dari Zanzibar, Dar es Salam dan Uganda. (nl/sy/li)

Abdilah Toha: Kasus Al Manar Bukti Kemunafikan AS

Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen DPR RI, Abdillah Toha, menegaskan, kasus televisi Al Manar menjadi bukti kemunafikan Pemerintah Amerika Serikat yang mempraktikkan demokrasi di dalam negeri, tetapi otoriter dalam kebijakan luar negerinya.

Hal itu dikemukakan Abdillah Toha kepada ANTARA di Jakarta, Rabu malam, ketika mengomentari permintaan Amerika Serikat (AS) yang meminta PT Indosat Tbk agar memutus kontrak sewa transponder televisi Al Manar.

Permintaan AS itu berkaitan dengan dugaan pihak intelijen tentang keterlibatan stasiun televisi Al Manar milik Hizbullah di Lebanon yang mendukung jaringan teroris.

Selama ini Al Manar menggunakan jasa Satelit Palapa C2 milik Indosat, yang berkedudukan di Indonesia.

“Kalau Indosat mengikuti kemauan AS itu ada dua konsekuensi yang terjadi,” kata Abdillah Toha.

Pertama, menurutnya, Al Manar akan menggugat di Pengadilan karena memutuskan kontrak tanpa alasan.

Kedua, Indosat akan menghadapi protes dan gugatan masyarakat Indonesia sendiri, terutama dari kalangan muslim, karena mengikuti tekanan AS.

“Hal ini sekali lagi membuktikan kemunafikan Pemerintah AS yang mempraktikkan demokrasi di dalam negeri, tetapi sangat otoriter dalam kebijakan luar negerinya,” tandasnya.

Selain itu, lanjutnya, ini merupakan sebuah bukti lagi, politik luar negeri AS dikendalikan oleh lobi Israel di sana.

“Al Manar ini adalah media perjuangan melawan penindasan Israel, dan Hizbullah yang dikategorikan sebagai teroris oleh Pemerintah AS adalah para pejuang kemerdekaan, sama dengan para pejuang kita dahulu yang dikategorikan ekstremis oleh penjajah Belanda,” tegas Abdillah Toha.

AS Jangan Paranoid

Sebelumnya, secara terpisah Wakil Ketua Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Bulan Bintang, Yusron Ihza Mahendra, mengingatkan Amerika Serikat agar tak perlu lagi paranoid dan curiga terhadap Indonesia serta dunia Islam.

“Saya juga mohon AS tidak bias menilai bahwa Islam sama dengan teroris,” tandasnya.

Selanjutnya, ia meminta AS agar tidak menjadi penghambat kebebasan informasi sebagai salah satu bagian strategis dalam kehidupan berdemokrasi yang baik.

“Kita diharapkan berdemokrasi dan itu kita jalankan, termasuk juga dalam hal keterbukaan informasi. Karenanya, saya juga inginkan masyarakat kita mendapat informasi bukan secara sepihak dan bukan dari sumber terbatas,” tandas Yusron Ihza Mahendra lagi.

Dalam pandangannya, masyarakat harus diberi kebebasan memperoleh informasi secara transparan.

“Saya juga yakin masyarakat kita cukup dewasa menilai informasi. Karenanya berikan saja kebebasan kepada mereka untuk memperoleh informasi dan biarkan transparan,” katanya lagi.

Antara

Munarman: Negara Kita Bukan Negara Hukum Tapi Negara Kekuasaan

Masa tahanan Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab dan Panglima Komando Laskar Islam Munarman semestinya berakhir Rabu (20/8) tepat pukul 00.00. Namun, hingga saat ini kedua aktivis Islam yang sangat getol menuntut pembubaran ajaran sesat Ahmadiyah masih berada dalam tahanan Polda Metro Jaya. Terkait dengan ini, Munarman memberikan komentarnya.

Secara eksklusif pada Suara Islam, Munarman menitipkan pesan yang dimintanya untuk disebarkan pada masyarakat luas. Munarman menyatakan kasus masa tahanan dirinya dan Habib Rizieq yang sempat tak jelas ini membuktikan bahwa negara kita bukanlah negara yang menghormati hukum. Negara kita nyatanya diatur berdasarkan kepentingan orang yang berkuasa saat ini.

“Ini bukti bukan negara hukum, tapi negara kekuasaan. Sudah jelas-jelas surat perpanjangan (penahanan-red) terlambat datang tapi aparat tetap melakukan penahanan,” ujarnya.

Munarman menambahkan rezim penguasa saat ini sama saja dengan rezim pada masa penjajahan Belanda sebelum Indonesia merdeka. “Rezim ini tidak lebih dari rezim kolonial Belanda,” tandasnya.

Sementara itu, Pengacara FPI Sugito memprotes keras soal tidak jadi dibebaskannya Munarman dan Habib Rizieq. “Berdasarkan pasal 333 ayat 1 KUHP itu adalah perampasan kemerdekaan yang dilakukan Polda. Ini sudah merampas hak kemerdekaan. Mana penegakan hukum?” kata Sugito.

Jaksa Penuntut dari Kejati DKI Jakarta Wahyudi siang ini terlambat menyerahkan surat penahanan dari hakim ke tempat Habib Rizieq ditahan di Polda Metro Jaya, Jakarta. Dari keterangannya pada wartawan didapat informasi bahwa Habib Rizieq masih akan mendekam di tahanan selama proses pengadilan sampai tanggal 10 September 2008.

Para anggota FPI yang sejak pagi telah menunggu-nunggu pembebasan kedua pejuang Islam itu pun harus kecewa. Mereka membubarkan diri setelah mengetahui keduanya tak jadi dibebaskan dan penahanan mereka ternyata diperpanjang.

Suara Islam

Biografi Singkat Al-Marhumah Habibah Nakata

HTI-Press. Almarhumah Ibu Habibah Kaori Nakata telah meninggalkan dunia ini pada tanggal 16 Agustus 2008. Almarhumah Habibah Nakata, merupakan isteri dari tokoh intelektual Muslim Jepang Prof. Dr. Hassan Ko Nakata yang pernah menjadi pembicara mewakili Muslim Jepang pada Konferensi Khilafah Internasional di Jakarta, 12 Agustus 2007.

Habibah Nakata lahir di daerah Shizuoka, Jepang pada tahun 1961. Ia sempat mengambil studi PhD di Universitas Kyoto. Pada tahun 1991, ketika Almarhumah mengikuti studi di Prancis, ia memeluk Islam. Ia menikah dengan Prof. Dr. Hassan Nakata di Mesir.

Habibah telah menulis beberapa buku tentang Islam. Diantara hasil karya tulisnya seperti Al’Am al-Awwal ‘ala Darb al-Islam, Dar al-Salam Riyadh, In Breeze of Islam. Dia telah menerbitkan untuk Pemuda Muslim Jepang. Kontribusinya dalam dakwah di Jepang sangat berarti, terutama bagi kaum Muslimah Jepang.

”Ya Allah! Ampunilah dia, berilah rahmat kepadanya, selamatkan dia, ampunilah dan tempatkanlah di tempat yang mulia (surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari kesalahan-kesalahannya, sebagaimana engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari pada rumahnya di dunia, berilah keluarga yang lebih baik daripada keluarganya di dunia, masukkan dia ke dalam Surga-Mu, jagalah dia dari siksa kubur dan neraka. Amin ya Rabbal Alamin” (fa/nl/li)

Almarhumah Habiba Bersama Prof. Nakata di Maroko

Ismail Yusanto: HTI Tidak Mendukung Satu Kekuatan Politik Tertentu

HTI-Press. Beberapa waktu yang lalu muncul pemberitaan di sejumlah media yang menyebutkan bahwa HTI akan mendukung Partai Persatuan Pembangunan di pemilu 2009. Sontak saja berita itu mengejutkan banyak pihak termasuk anggota dan simpatisan HTI di sejumlah daerah. Timbul pertanyaan dari mereka tentang kebenaran isu tersebut. Untuk mengklarifikasi pemberitaan tersebut, berikut ini wawancara Abu Ziad dari Lajnah I’lamiah HTI dengan Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia Ismail Yusanto, pada Kamis (14/8).

Beberapa waktu yang lalu sejumlah media memberitakan HTI akan menyalurkan aspirasinya ke Partai Persatuan Pembanguna (PPP), apa benar itu?

Apa yang ditulis oleh media itu tidak benar. Yang benar adalah bahwa Hizbut Tahrir tidak berada pada posisi mendukung satu kekuatan politik tertentu. Hizbut Tahrir sendiri itu adalah partai politik, meski sampai sekarang tidak atau belum menjadi peserta pemilu. Tapi tidak berarti juga Hizbut Tahrir menganjurkan golput (golongan putih). Tidak pernah dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan Hizbut Tahrir, ada seruan kepada masyarakat untuk golput.

Lantas yang benar seperti apa?

Yang benar adalah Hizbut Tahrir sebagaimana menjelang Pemilu 2004 akan mengeluarkan bayan atau penjelasan kepada masyarakat tentang pemilu ini. Intinya memilih itu adalah hak. Bukan kewajiban. Sebagai sebuah hak, maka penggunaan hak itu baik digunakan untuk memilih maupun tidak memilih, itu akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah Swt. kelak di akhirat. Karena itu Hizbut Tahrir menyerukan kepada masyarakat untuk memanfaatkan hak itu sebaik-baiknya, yaitu dengan cara memilih partai politik yang baik.

Partai politik yang baik itu seperti apa? Satu, yang berasas Islam. Kedua, bertujuan bagi tegaknya syariah dan khilafah. Ketiga, tercermin dari konsepsi atau fikiran-fikirannya. Empat, tampak pada peran atau perilaku anggota-aggotanya, juga tampak dalam kinerjanya di parlemen kalau dia sudah masuk parlemen dan seterusnya. Itulah yang menjadi intisari bayan itu.

Lalu berkenaan pertemuan dengan Partai Persatuan Pembangunan ini dalam rangka apa?

Beberapa waktu lalu DPP Hizbut Tahrir Indonesia memang menerima surat undangan dari PPP untuk silaturahim. Sebagai sesama muslim, undangan itu tentu kita sambut dengan senang hati. Maka kita datang pada hari itu ke PPP. Tujuan dari silaturahim tiada lain adalah untuk meningkatkan komunikasi dan informasi sesama komponen umat. Dalam pertemuan itu tidak ada pembicaraan khusus mengenai masalah dukung mendukung. Tidak ada. Kita dalam pertemuan itu, mengingatkan kepada pimpinan Partai Persatuan Pembangunan untuk konsisten, jelas dan tegas serta berpegang pada prinsip-prinsip Islam. Kita mengatakan pada saat itu, hanya dengan bertindak konsisten, tegas dan jelas itu saja maka umat akan terus mendukung PPP. Sebaliknya kalau sudah tidak konsisten, tidak jelas dan tidak tegas maka percayalah umat akan meninggalkannya. Itulah yang disampaikan kami pada waktu itu.

Usai acara kemudian datang para wartawan. Mereka bertanya, di antaranya tentang bayan itu. Ada yang menanyakan apakah itu bisa dikatakan sebagai dukungan terhadap PPP. Saya bilang, jelas tidak spesifik seperti itu. Apakah partai politik Islam yang dimaksud itu seperti PPP, ya itu masyarakat bisa saja mengartikan seperti itu. Tapi bisa juga masyarakat mengartikan partai politik Islam yang lain. Atau bisa juga masyarakat mengatakan tidak ada partai politik yang memenuhi kriteria semacam itu. Nah kemudian mereka tulis seolah-olah Hizbut Tahrir memberi dukungan kepada PPP.

Meskipun visi misinya mungkin sama denga PPP?

Dalam penegakan syariah sama. Tapi terkait penegakan khilafah, mereka bilang belum sampai ke sana. Kita memang menjalin komunikasi dengan partai-partai yang kurang lebih sama visi dan misinya. Tapi itu bukan berarti nanti menyalurkan aspirasinya ke mereka.

Tegasnya dalam pemilu 2009 posisi HTI nanti seperti apa?

Tegasnya posisi HTI dalam pemilu 2009 ya seperti yang saya jelaskan tadi. Jadi kita tidak dalam posisi mendukung satu partai politik tertentu. Tapi kita juga tidak menganjurkan masyarakat untuk golput. Itu tidak juga. Jadi maksud tadi, kita memberikan penjelasan kepada masyarakat. Kemudian penjelasan itu diartikan apa, ya itu terserah kepada masing-masing.

Pandang HTI sendiri terhadap pemilu bagaimana?

Mengenai pemilu sendiri, pertama HTI memandang bahwa pemilu itu kalau kita baca di dalam konteks Islam, ia masuk dalam bab wakalah atau perwakilan. Ada empat unsur yang penting dalam wakalah itu yaitu pertama wakil, kedua muwakil (orang yang mewakilkan), ketiga perbuatan atau aktivitas apa yang diperintahkan muwakil kepada wakil, dan keempat ijab qabul.

Nah dari empat unsur itu, yang paling penting adalah amal. Yang paling penting adalah kegiatan apa yang dilakukan oleh wakil atas perintah muwakil itu. Dan dari amal itulah kita bisa menilai apakah wakalah itu Islami atau tidak. Kalau amal yang dilakukan wakil atas perintah muwakil itu bertentangan dengan syariah, apalagi bertentangan dengan akidah Islam tentu itu tidak Islami. Tapi apabila sesuai dengan syariah Islam dan akidah Islam tentu ini Islami.

Pemilu adalah wakalah. Maka menjadi pertanyaan penting, wakil-wakil rakyat sebagai muwakil di parlemen itu melakukan apa. Kalau dia itu di parlemen berjuang untuk tegaknya syariah dan menghentikan sistem sekuler, itu bagus. Tapi kalau dia tidak berjuang untuk tegaknya syariah atau malah justru menguatkan sistem sekuler maka ini yang tidak sesuai dengan tuntunan Islam. Karena Islam kan jelas sekali memerintahkan amar ma’ruf nahi mungkar. Menurut Islam jelas sekali kemungkaran itu harus segera dihentikan dengan kekuatan kita dan sebagainya. Itu satu. Kemudian yang kedua, dengan demikian maka pemilu, parlemen bisa menjadi jalan menuju perubahan bila anggota-anggota parlemen yang Islam itu betul-betul bekerja untuk perubahan, tegaknya syariah Islam dan berhentinya sistem sekuler. Karena parlemen memang memiliki kewenangan-kewenangan itu.

Tetapi pemilu parlemen itu bukan satu-satunya alat untuk menuju perubahan. Masih ada yang lain, yaitu kekuatan ekstra parlemen sebagaimana dilihat pada perubahan dari Orde Lama ke Orde Baru, kemudian dari Orde Baru menuju ke Orde Reformasi. Semuanya oleh kekuatan ekstra parlemen. Dari Orde Baru ke Orde Reformasi saya kira sangat jelas. Kalau di tahun 1998 itu kita mengikuti semua anggota parlemen, mestinya kita harus menunggu Pak Harto sampai 2003. Karena dia waktu itu baru menjabat tiga bulan dari Maret ke Mei. Tapi karena tekanan masyarakat di luar parlemen, yaitu tuntutan untuk mundur, maka pak Harto pada 20 Mei menyampaikan pengunduran diri. Nah ini bukti yang sangat nyata bahwa kekuatan di luar parlemen itu kekuatan yang menentukan dalam perubahan-perubahan politik di negeri ini.

Kalau begitu yang dilakukan oleh HTI untuk menuju perubahan di negeri ini bagaimana?

Yang pertama kita terus menjalin komunikasi dengan teman-teman yang bekerja di parlemen. Kita tidak berada dalam posisi menghadap-hadapkan secara diametral, antara yang bekerja di dalam dengan di luar parlemen. Tidak seperti itu. Itu pula mengapa kita datang juga ke PPP, ke PBB, PKS, dan PMB. Ke PKNU juga kita sering komunikasi dengan Kyai Ma’ruf Amin dan sebagainya. Kita mengingatkan kepada mereka tentang tugas, peran, fungsi dan tanggung jawab bahwa misi utama dari partai Islam itu adalah tegaknya syariah Islam.

Kedua, karena kita menyadari adanya kekuatan ekstra parlemen maka Hizbut Tahrir juga bekerja untuk penyadaran umat. Karena perubahan itu akan mungkin dilakukan oleh kekuatan masyarakat yang sadar. Di situlah akhirnya proses penyadaran itu menjadi sangat penting. Tetapi kekuatan masyarakat itu memerlukan dukungan dari ashabul faaliyah. Memerlukan dukungan dari apa yang disebut ahlu quwah atau yang memiliki kekuatan. Karena itu di situ pula Hizbut Tahrir juga melakukan komunikasi dengan ashabul faaliyah dan ahlu quwah dengan cara-cara tertentu.

Nah dengan kombinasi ini akhirnya semua akan sampai pada kekuatan perubahan. Ditambah lagi di situ ada dakwah membangun opini umum tentang Islam, syariah dan khilafah. Insya Allah nanti kita akan bertemu. [az]

Angka Kemiskinan Menurun atau Menaik?

Friday, 15 August 2008 10:59

Syabab.Com - Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarengeng mengatakan di Jakarta Kamis (14/08), bahwa grafik kemiskinan turun terus. Sementara, kenyataan yang ada seperti yang diungkap para pakar ekonomi, kaum miskin di negeri ini makin banyak. Sengsaranya hidup tanpa syariah Islam, sudah susah dilaknat lagi.

"Grafik atau tren kemiskinan turun terus. Angka kemiskinan 2008 baik persentase atau nominalnya adalah angka terendah 10 tahun terakhir, baik nominal maupun persentasenya merupakan angka terendah," katanya di Istana Negara Jakarta,

Andi, yang menanggapi data pada buku evaluasi tiga tahun pelaksanaan RPJM 2004-2009 yang dikeluarkan Bappenas pada Kamis (14/08), mengatakan pemerintah terus berusaha dalam mewujudkan target angka kemiskinan hanya delapan persen pada 2009.

Sementara itu menurtu Dr. Rizal Ramli, kondisi ekonomi Indonesia saat ini seperti gelas anggur. Kaum miskinnya banyak, kelas menengahnya tidak ada, langsung dipenuhi kaum elite. “Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin,” katanya.

Kebijakan pemerintah saat ini hanya menyenangkan kaum elit yang porsinya hanya 10 persen, sedangkan 90 persen diabaikan.

Menurutnya, kemiskinan yang terjadi di Indonesia adalah kemiskinan struktural.

"Kemiskinan struktural itu terjadi karena kebijakan pemerintah tidak memihak kepada rakyat,” kata Rizal Ramli.

Lebih tegas, Rizal mengatakan bahwa Kaum neoliberal yang menjadi penentu kebijakan ekonomi di pemerintahan sengaja memiskinkan masyarakat dengan kebijakan-kebijakan mereka.

Demikianlah, kondisi perekomian ketika berpaling dari aturan Allah Swt. Padahal, Islam sebagai agama yang paripurna telah mengatur persoalan ekonomi. Orang beriman wajib melaksanakan aturan-Nya, maka kesejahteraan yang akan dicapai.

Dalam sistem ekonomi Islam, Khilafah akan menjaga tiap kepemilikan umat. Ekonomi Islam memandang, aset milik rakyat tidak boleh diserahkan kepada individu atau sekelompok orang. Berbeda halnya dengan sistem ekonomi kapitalis yang hanya memberikan kesempatan kepada para pemilik modal untuk menjarah kekayaan negeri ini. [z/ant/nu/syabab.com]

Tolak Kedatangan Ratu "Maksiyat" Sejagat!

Friday, 15 August 2008 19:21

Syabab.Com - Miss Universe, Dayana Mendoza (22) diberitakan pekan ini akan mengunjungi Indonesia. Lebih istimewa lagi, ratu sejagat ini akan menemui Presiden Susilo Bambang Yudoyono. Inti kehadirannya di negeri ini, ratu sejagat ini akan menghadiri pemilihan Puteri Indonesia. Berbagai kontes tersebut hanya legalisasi kemaksiyatan. Apa yang dibanggakan dari ratu sejagat itu selain kehinaan.

"Dia direncanakan bertemu dengan Presiden dan beberapa menteri," kata Talent Development Director-Miss Universe Organization, Roston Ogata, kepada ANTARA di New York, Senin. Ogata tidak menyebutkan tanggal pasti rencana pertemuan Mendoza dengan Presiden.

Salah satu misi utama Mendoza di Indonesia adalah menghadiri malam Grand Final Pemilihan Puteri Indonesia tahun 2008, yang akan berlangsung di Jakarta pada 15 Agustus yang digelar oleh Yayasan Puteri Indonesia (YPI).

Indonesia adalah negara pertama yang akan dikunjunginya setelah ia memenangi kompetisi Miss Universe 2008 pada 13 Juli di Nha Trang, Vietnam.

Selain Vietnam, ia mengaku belum pernah mengunjungi negara lainnya di kawasan Asia Tenggara.

Menjelang keberangkatannya ke Jakarta, Mendoza, pada Senin menyempatkan diri bertandang ke Konsulat Jenderal RI di New York.

Di gedung Konjen RI-New York, Miss Universe kelahiran Caracas-Venezuela pada 1 Juni 1986 itu bertemu dengan Konjen RI Trie Edi Mulyani, isteri Duta Besar Indonesia untuk PBB Sranya Marty Natalegawa, isteri Wakil Tetap RI untuk PBB, Non Kleib, serta sejumlah anggota masyarakat Indonesia di New York.

Seperti yang diungkapkan Roston Ogata, Mendoza kembali akan mengunjungi Indonesia pada Oktober 2008 mendatang, antara lain untuk keperluan pembuatan iklan produk Indonesia.

Selama menyandang gelar sebagai Miss Universe 2008, Dayana Mendoza akan berkeliling dunia dengan mengusung masalah sosial, pendidikan dan kesehatan --terutama tentang HIV/AIDS-- sebagai tema tur internasionalnya.

Kontes Kecantikan = Kehinaan

Apa sebenarnya yang dibanggakan ketika menyandang gelar ratu sejagat? Demikian juga kontes serupa di negeri ini yang nota bene membebek dari kaum Kufar, apa yang dibanggakan ikut serta dalam kontes Puteri Indonesia? Kemewahan, dunia, uang, atau kesenangan duniawi? Kebahagiankah? Tidak ada, kecuali hanya kehinaan.

Kontes Miss Universe dan kontes serupa, seperti halnya kontes Puteri Indonesia hanyalah berlomba-loba dalam kemaksiyatan dan kemungkaran. Bagaimana tidak, kecantikan yang telah Allah Swt. berikan yang diperintahkan untuk ditutup, malah dipamerkan. Kontes tersebut hanya ajang eksploitasi wanita dan menjadikannya sebagai barang murahan.

Bukan hanya itu, ketika semua kemungkaran itu dipertontonkan kemudian orang-orang ikut tergiur dalam kontes serupa berarti sedemikian menumpuknya laknat Allah atas mereka yang telah menggagas acara tersebut. Apakah mereka merasa tenang dan senang ketika kehidupan mereka penuh dengan kemurkaan dari-Nya. Tidak, yang ada malah kehinaan dan kesengsaraan.

Hidup ini pasti kan berakhir. Ketika masanya tiba, yakinlah semua yang ada di dunia, kemewahan, harta, kecantikan dan segalanya tak berguna. Hanya perbuatan dan perilaku kita di dunia yang akan menemani.

Sungguh celaka, bila hari-hari ini diselimuti oleh perbuatan nista dan berpaling darinya. Selagi ada kesempatan, sudah selayaknya kita segera kembali kepada apa yang diperintahkan oleh-Nya. [f/ant/syabab.com]

Pakistan Terus Membunuh Kaum Muslim di Balik War on Terorrism, 460 Dilaporkan Syahid

Sunday, 17 August 2008 08:01

Syabab.Com - Menteri Dalam Negeri Pakistan mengatakan paling sedikit 460 pejuang Islam dan 22 orang tentara telah tewas dalam pertempuran lebih dari seminggu di daerah suku terpencil yang berbatasan dengan Afghanistan. Kembali darah antara muslim mengalir dibalik kampanye "War on terrorism".


Berbicara dalam jumpa pers di Peshawar hari Jumat, Rehman Malik mengatakan lebih dari 3 ribu orang mujahidin bersenjata, termasuk lasykar asing, berada di Bajaur.

Menurut berbagai media, pertempuran sengit antara par pejuang dan pasukan pemerintah pecah di sana tanggal 6 Augustus, ketika menyerang pasukan pemerintah di tempat pemeriksaan keamanan. Tentara Pakistan menanggapinya dengan mengirim pesawat tempur dan helikopter tempur ke daerah suku terpecil untuk memukul kedudukan para pejuang Muslim.

Malik berjanji bahwa operasi keamanan akan terus dilakukan sampai kaum 'ekstrimis' dikalahkan.

Gubernur provinsi Owais Ghani mengatakan hari Jumat bahwa paling sedikit 219 ribu penduduk telah mengungsi karena kekerasan.

Daerah suku terpencil Bajaur adalah tempat yang diketahui persembunyian Taliban dan militan al Qaida. Para pejabat mencurigai bahwa lasykar menggunakan daerah itu untuk melancarkan serangan di daerah dekatnya, Afghanistan.

Rejim Pakistan terus menerus membunuh kaum Muslim yang dianggap berbahaya bagi kepentingan Amerika. Atas nama 'war on terrorism' darah kaum Muslim terus mengalir di negeri tersebut.

Demikianlah, buramnya hari-hari dunia Muslim. Ketiadaan Khilafah menjadikan umat ini saling menumpahkan darah. Sementara Barat bersorak riang karena tak usah turun ke lapangan untuk menumpas para pejuang Muslim. Sampai kapan? [f/voa/syabab.com]

Muslim Libanon Tuntut Pembebasan Tahanan Muslim Tak Bersalah

Sunday, 17 August 2008 11:02

Syabab.Com - Kaum Muslim di Lebanon, Jumat (15/08) melakukan aksi protes menuntut pembebasan para pejuang dari tahanan. Mereka juga bersama para keluarga dan sanak famili dari para tawanan tak bersalah yang ditahan pihak pemerintah itu. Aksi tersebut digelar oleh sebuah Partai Islam Global, Hizbut Tahrir Wilayah Libanon. Penguasa Libanon rupanya telah memilih untuk ikut serta dalam kampanye Bush dalam "war on terrorism" sekalipun harus mendzalimi kaum Muslim.


Dalam publikasinya, Hizbut Tahrir Wilayah Libanon menyerukan kaum Muslim ikut serta menolong orang-orang yang ditahan, yang disebutnya dizhalimi pihak penguasa setempat.

Ratusan orang hadir di Masjid al-Omari di pusat kota Beirut selepas sholat Jumat. Mereka memberikan dukungan moril terhadap 300 orang yang ditahan lebih dari tiga bulan terjadi bentrokan antara tentara dan gerakan Islam di negeri tersebut. Mereka menuntut pembebasan atau para tahanan yang tak bersalah tersebut.

Para pengunjuk rasa, mereka terdiri dari laki-laki dan sejumlah perempuan yang menggunakan niqab dengan ikat kepala bertuliskan "laa ilaaha illallah muhammad rasulullah"

Sekumpulan orang juga hadir di luar penjara Rumieh di sebelah Timur Beirut di mana para tawanan berada di sana. Mereka juga menyerukan pembebasan para tahanan.

Tampak mereka meninggikan panji-panji rayah, bendera hitam bertuliskan syahadat . Mereka menyerukan, "Bebaskan segera tahahan tak bersalah ini!"

"Jika para tawanan tidak juga dibebaskan hingga Ramadan ini, aksi akan lebih banyak lagi," mereka mengingatkan pemerintah dalam sebuah pernyataan.

Beberapa pesan dalam poster mereka mengatakan, "Kejahatan dibebaskan sementara Tak bersalah dipenjara, Mengapa?" Adakah juga tulisan, "Ya Allah kami dizhalimi, tolonglah!"

Lebih dari 400 orang terbunuh, termasuk 168 tentara selama 15 pekan pertempuran di sekitar Kamp Pengungsian Palestina Nahr alBared di perbatasan Utara kota Tripoli dari Mei hingga September tahun belakangan ini.

Lebih dari sebulan terakhir para pendukung tahanan menggelar protes setiap pekannya. Sementara para tahanan mulai melakukan mogok makan pada 4 Agustus lalu.

Para tahanan itu, termasuk di dalamnya orang Syiria, Saudi, Palestina, dan Libanon dituduh terkait terorisme dan banyak diantaranya menghadapi ganjaran mati jika dihukum. Belum ada penentuan waktu bagi pengadilan mereka. Penguasa Libanon seperti negeri yang lainnya telah memilih untuk ikut serta kampanye Bush dalam "war on terrorism" sekalipun harus mendzalimi kaum Muslim. [z/f/afp/reuters/syabab.com]
untuk menjawab seruan dari gerakan Islam Hizbut Tahrir seraya meninggikan panji raya.

Galeri Foto

Khilafah akan Gemparkan London, Sabtu Besok!

Friday, 15 August 2008 07:46

Syabab.Com - Seruan Khilafah kembali akan gemparkan Inggris Raya. Pada hari Sabtu besok (16/08/2008), sebuah Konferensi Khilafah akan digelar secara terbuka di pusat Kota London. Konferensi yang bertema, "Khilafah: The Need for Political Unity" ini diselenggarakan oleh Hizbut Tahriri Inggris (HTB).

"Keruntuhan Khilafah Islamiyyah lebih dari 80 tahun lamanya jelas menjadi awal terpecah belahnya Dunia Muslim menjadi tak terhitung banyaknya negara-negara bangsa yang diperintah oleh para penguasa, diktator, dan Barat dibelakang "demokrat". Hari ini, tiga kawasan penting dunia Muslim berada di bawah pendudukan: Palestina, Iraq dan Afghanista. Krisis minyak dan pangan menyebabkan jutaan orang kelaparan. Perpecahan sektarian oleh kekuatan para penjajah hingga kita terpecah belah dan lemah."

"Kaum Muslim saat ini memerlukan sebuah arah dan pemikiran politik baru. Itu semua memerlukan sebuah kepemimpinan baru yang akan menyatukan umat dan menggunakan segala sumber daya untuk berbagai masalah yang tak terhitung banyaknya. Pada konferensi hari ini akan membicarakan kewajiban menyatukan umat di bawah satu kepemimpinan dan mendiskusikan bagaimana kesatuan politik hanya jalan praktis memajukan umat Islam," demikian salah satu pernyataan publikasi mereka.

Dalam konferensi ini akan hadir para pembicara dari Hizbut Tahrir seperti Sajjad Khan, Dr. Mahmad Salim, Jamal Harwood, Dr. Imran Waheed, dan Taji Mustafa. Tak ketinggalan juga Sultana Parvin dari Muslimah Hizbut Tahrir Inggris ikut menjadi pembicara.

Sejak akhir bulan Rajab lalu, Hizbut Tahrir di berbagai negeri menggelar berbagai acara baik seminar, konferensi, hingga mengirimkan delegasi untuk mengkampanyekan kewajiban menegakkan Khilafah. Gerakan ini menegaskan, Khilafah sebagai kewajiban dari Tuhan, tempat membebaskan negeri-neger kaum Muslim serta tempat pancaran keadilan dan kebaikan. [f/htb/syabab.com]

Rejim India Kembali Membunuh Kaum Muslim Kashmir: Ambil Bagian dalam War on Terrorism

Sunday, 17 August 2008 08:40

Syabab.Com - Tindakan brutal rejim India kembali mengalirkan darah kaum Muslim di negeri tersebut. Baru-baru ini sekitar 23 orang warga sipil tewas setelah ditembak pihak keamanan India. Tapi, tanpa malu pejabat rejim India malah menuduh tindakan terorisme telah mengancam. India akhirnya ikut ambil bagian dalam kampanye global 'war on terrorism" yang tiada lain 'war on Islam'.


Perdana Menteri India Manmohan Singh malah menuduh bahwa terorisme dan ekstrimisme telah mengancam persatuan mereka.

Padahal, sebenarnya terorisme tersebut berulangkali telah digulirkan oleh rejim India terhadap kaum Muslim.

Dalam Dalam pidato Hari Kemerdekaan yang disampaikan dari Benteng Merah yang bersejarah di Delhi, PM Singh mengatakan: "Terorisme, ekstrimisme dan fundamentalisme muncul sebagai tantangan-tantangan besar bagi persatuan dan integritas negara kita."

Dia mengatakan India harus memperkuat badan intelijen negara dan kepolisian untuk mengatasi terorisme.Rupanya, India pun mengamini kampanye Amerika.

Aksi protes dengan kekerasan juga terjadi baru-baru ini di wilayah Kashmir kekuasaan India, tempat kelompok Muslim mendesak perayaan Hari Kemerdekaan diboikot. Sekitar 100.000 kaum Muslim memprotes kezaliman India dengan damai. Tetapi pihak polisi rejim India membalasnya dengan peluru. Puluhan Muslim syahid, setelah terkena peluru keamanan rejim India.

Dalam protesnya, mereka meneriakkan pembebasan. "Kami ingin kebebasan," teriakan mereka.

India, pernah berada di bawah kekuasaan Islam di bawah payung Khilafah. Setelah penjajah Inggris mencengkram negeri tersebut, kemudian memecah India berkeping-keping. Muncullah Pakistan, Bangladesh dan Kashmir yang bermayoritas Muslim.

Sejak tiadanya institusi pelindung umat, Khilafah, kaum Muslim terus menderita. Nasionalisme disuntikan pada umat hinga akhirnya perpecahan dan penjajahan terjadi. Pembantaian atas kaum Muslim di negeri ini kerap terjadi.

Tangisan umat Muslim terus terjadi, sementara jeritan meraka masih tak terdengar oleh para penguasa Muslim. Siapa yang akan membebaskan Kashmir dan negeri Muslim lainnya saat ini? Lalu di manakah para tentara kaum Muslim saat ini? Di manakah Al-Mu'tashim itu saat ini? Khilafah akan segera menyelesaikan persoalan ini! [m/bbc/syabab.com]

Foto Muslim Kashmir

Ribuan Orang Bicarakan Khilafah di Pusat Kota London Inggris

Wednesday, 20 August 2008 07:20

Syabab.Com - Gedung Troxy berkapasitas 2600 orang itu meluber dipenuhi para delegasi dari berbagai kota di London, Sabtu (16/08). Mereka datang bukan untuk menonton film sinema melainkan untuk membicarakan persoalan kaum Muslim dan menyerukan Khilafah. Sebuah Konferensi nasional tentang Khilafah saat itu tengah digelar oleh sebuah partai politik global, Hizbut Tahrir Inggris bertajuk "Khilafah: Kebutuhan untuk Kesatuan Politik".


Dituduh Memecah Belah

Konferensi ini benar-benar menggemparkan London. Bahkan, sebelum konferensi ini berlangsung seorang menteri yang penuh kebencian sempat mengecam penyelenggaraan konferensi ini.

Menteri Transportasi Jim Fitzpatrick mengatakan bahwa organisasi Islam Hizbut Tahrir, yang menginginkan Inggris menjadi negara 'Islam' sebagai gerakan yang telah memecah belah.

Ratusan pemuda Muslim mengharapkan Gedung Sinema Troxy di commercial road pusat kota London pada Sabtu itu dijadikan sebagai tempat Konferensi tahunan tersebut.

Namun, Taji Mustafa dari Hizbut Tahrir mengatakan, "Sulit untuk dimengerti bagaimana sebuah konferensi yang mendiskusikan masa depan politik dunia Muslim dan menyajikan srangkaian solusi dikatakan memecahbelah."

Konferensi ini merupakan bagian dari agenda global seperti agenda serupa yang telah digelar di Palestina, Iraq, Indonesia, Libanon, Bangladesh, Ukraina, Mombasa, Australia, Pakistan dan Yaman.

Poin Penting: Khilafah

Konferensi ini menyampaikan pesan penting bahwa kaum Muslim perlu berjuang untuk satu kesatuan politik baru bagi negeri-negeri Muslim di bawah satu kepemimpinan, yakni Khilafah.

Para pembicara menjelaskan, berbagai permasalahan yang kompleks dan beragam terjadi di negeri-negeri Muslim, mulai dari pantai Atlantik Maroko hingga pantai Pasifik Indonesia. Berbagai masalah umat tersebut hampir tak mungkin terpecahkan saat umat berada dalam penyekatan batas semu kuno, negara bangsa.

Para pembicara menyampiakan fakta yang mengagumkan tentang potensi yang dimiliki umat Islam di dunia ini. Dunia kaum muslim memiliki sekitar 20% populasi dunia, lebih dari 60% cadangan minyak dunia, dan 55% cadangan gas, sekitar 37% cadangan emas dunia dan hampir 25% personal pertahanan dunia. Sampai saat ini sumber daya tersebut belum termanfaatkan dengan baik pada saat Khilafah tiada. Malah yang terjadi adalah lemah, terpecah belah dan terjajah.

Pada konferensi ini, perwakilan Hizbut Tahrir membacakan surat dari pemimpin mereka yang ditujukan kepada para penguasa Muslim dari mulai Indonesia di belahan Timur hingga Maroko di belahan Barat untuk memberikan nushrah mereka menegakkan Khilafah.

Seruan penegakkan Khilafah kepada para penguasa muslim ini disampaikan dalam bahasa Arab dan Inggris.

Acara ini diliput beberapa media diantaranyai stasiun televisi Islam Channel. Bahkan sebagain para pemuda di berbagai negeri ikut serta menyaksikan Konferensi ini melalui siaran live secara online.

"Siapa pembicara ini? Masya Allah dia istimewa sekali," kata seorang pemuda di Australia saat ikut serta secara live konferensi tersebut. [z/f/advr/htb/syabab.com]

Pasukan Ethiopia Bantai 2 Bus Warga Sipil Tanpa Belas Kasihan di Somalia

Tuesday, 19 August 2008 11:01

Syabab.Com - Pasukan Ethiopia melepaskan tembakan secara brutal pada dua bis sipil di dekat ibu kota Somalia, Mogadishu. Sedikitnya 30 penumpang tewas, kata saksi mata. Sementara yang lainnya menyebutkan hingga 40 orang tewas dibantai pasukan Ethiopia tanpa belas kasihan. Ketiadaan Khilafah, kembali memburamkan dunia Muslim.

Tentara Ethiopia di kota Arbiska melepaskan tembakan pada dua kendaraan, salah satunya perjalanan dari ibu kota dan yang lainnya dari Afgoya, kata saksi mata pada Hari Jumat (15/08).

Sementara saksi lainnya mengatakan pasukan pemerintah Somalia dan sekutu Ethipoia lainya melepaskan tembakan kepada warga yang melihat dengan peluru, menewaskan sedikitnya 40 orang.

"Saya melihat 37 warga sipil tewas dekar Arbiska, di mana tentara Ethiopia secara tidak pandang bulu menembakkan peluru pada dua bis sipil," kata Ahmed Husein Mohammed seeorang tokoh lokal yang menyaksikan kejadian tersebut.

Semua saksi mata dan penduduk setempat mengatakan tentang pembantaian yang menewaskan sedikitnya 30 orang warga sipil tersebut. Mereka mengatakan semua korban adalah warga sipil dan digambarkan bagaiman pembantaian tersebut.

"Mereka membunuh setiap orang di dalam bus, darah di mana-mana. Tidak tahan melihat pembantaian ini," kata Amina Hasan Adan. Ia menghitung ada 29 laki-laki, tujuh perempuan dan seorang anak.

Mogadishu telah menyimpan sejumlah serangan teror sejak pasukan ethiopia mendukung pemerintah sementara di negeri tersebut pada tahun 2007. Sekitar 8.500 orang warga sipil tewas dan sedikitnya 1 juta kehilangan rumah mereka sejak konflik meletus selama 20 bulan yang lalu.

Tentu saja, yang menjadi korban dari konflik Somalia kembali adalah warga Muslim. Mereka terus menerus menjadi korban. Darah mereka terus menerus mengalir. Siapa yang akan melindungi kaum Muslim Somalia? Sampai kapan mereka terus menerus dibantai? Khilafah, institusi payung pemersatu umat akan segera membebaskan mereka! Tapi siapa yang akan menegakkan Khilafah itu, bila kita terus membisu? [z/afp/syabab.com]

Kok Hanya Empat Tayangan TV yang Dinyatakan Bermasalah?

Wednesday, 20 August 2008 07:34

Syabab.Com - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengumumkan empat tayangan stasiun TV bermasalah sebagai hasil pemantauan tim panelis KPI pada periode Juni 2008 yang dikhususkan pada tayangan anak dan remaja. Aneh kok hanya empat tayangan yang bermasalah. Padahal banyak dari tayangan-tayangan televisi itu yang rusak dan merusak.


"Judul tayangan bermasalah itu adalah `Bleach` di Indosiar, Cerita SMA di RCTI, `Detective Conan` di Indosiar dan Naruto di Global TV dan Indosiar," kata Koordinator Pemantauan Langsung KPI Pusat, Yuzirwan Uyun dalam jumpa pers sosialisasi hasil pemantauan periode Juni 2008 di kantor KPI Jakarta, Selasa.

Yuzirwan mengatakan, empat tayangan tersebut dinilai oleh tim panelis yang diketuai oleh tokoh pendidikan Arief Rahman melanggar UU Penyiaran No.32 /2002 dan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS).

Tim Panelis yang terdiri dari Arief Rahman (Ketua), Dedy Nur Hidayat (Wakil Ketua), Seto Mulyadi, Nina Armando, Bobby Guntarto, Razaini Taher dan dibantu 11 orang analis, telah memantau 84 judul tayangan dari 316 episode yang disiarkan oleh sembilan stasiun TV nasional (Indosiar, SCTV, RCTI, Global TV, ANTV, TVRI, TransTV dan Trans7).

Yuzirwan mengatakan, pemantauan yang dilakukan 14 - 29 Juni 2008 kali ini difokuskan pada tayangan anak dan remaja dengan titik berat pada perlindungan terhadap anak dan remaja dengan tiga jenis tayangan yang dipantau yaitu film animasi, sinetron dan variety show.

Pada kesempatan tersebut, anggota tim panelis KPI, Nina Armando mengatakan, tayangan animasi "Bleach" di Indosiar setiap Minggu pukul 11.00 ini dinilai tidak cocok untuk anak karena menampilkan cerita dunia mistis dan penuh kekerasan yang ditampilkan secara ekspresif.

"Tayangan itu tidak pantas ditampilkan pada jam tayang pagi hari libur, tidak menampilkan klasifikasi acara. Seharusnya dipindahkan jam tayangnya menjadi lebih malam dengan menampilkan klasifikasi R (Remaja) dan BO (Bimbingan Orang tua) sekaligus," jelas Nina.

Sedangkan sinetron "Cerita SMA" di RCTI yang ditayangkan setiap hari pukul 19.00, dinilai melanggar peraturan karena ada adegan yang menampilkan secara close up alat kelamin pemeran anak laki-laki, dan tidak memperhatikan norma kesopanan dan kesusilaan.

"Tayangan ini banyak menampilkan tokoh pemain anak-anak dalam setting yang tidak pas, banyak menampilkan pelecehan terhadap orang terutama yang bertubuh gemuk dan tidak mencantumkan klasifikasi acara," jelas Nina.

Sementara film animasi "Detective Conan" di Indosiar yang diputar setiap hari Minggu pukul 08.30 menampilkan cerita yang tidak tepat bagi anak, dan hampir pada setiap episode menampilkan secara detil tentang rekonstruksi pembunuhan.

"Acara ini tidak tepat dikategorikan sebagai film anak, tidak menampilkan klasifikasi acara dan seharusnya dipindah ke jam tayangnya menjadi lebih malam dengan menampilkan klasifikasi R dan BO sekaligus," kata Nina.

Sedangkan, film animasi Naruto di Indosiar dan Global TV menampilkan kekerasan secara ekspresif baik bersifat fisik maupun mistis yang terkadang disertai darah.

Nina mengatakan, Naruto ini juga tidak tepat dikategorikan sebagai film anak, tidak menampilkan klasifikasi acara dan seharusnya dipindah ke jam tayangnya menjadi lebih malam dengan menampilkan klasifikasi R dan BO sekaligus.

Sementara hasil evaluasi secara umum tayangan TV yang dipantau oleh tim panelis, Nina menjelaskan banyaknya acara yang tidak dicantumkan klasifikasi acara berdasarkan usia kalayak penonton, banyak film animasi yang memuat materi tidak sesuai untuk anak misalnya memuat kekerasan.

"Adanya tampilan yang tidak memperhatikan norma kesopanan dan kesusilaan, ada adegan-adegan yang melibatkan anak dalam setting yang tidak pantas dan ada acara yang menampilkan pelecehan terhadap orang lain," kata Nina.

Dia menjelaskan periode pemantauan KPI pada Juni 2008 ini lebih memfokuskan pada tayangan anak dan remaja dengan pertimbangan anak dan remaja yang sering mengkonsumsi tayangan TV, serta anak merupakan kelompok pemirsa yang paling rentan terpengaruh TV.

Sementara Arief Rahman mengatakan, tayangan kartun Tom and Jerry dan Popeye juga perlu diwaspadai karena adanya tayangan yang tidak pantas dilihat anak-anak.

Arief memperingatkan orang tua agar ikut menemani anak menonton film kartun karena tidak semua film kartun tersebut pantas ditonton oleh anak-anak. (sumber: antara)

Sebuah Ulasan

Aneh, mengapa hanya empat tayangan acara yang bermasalah. Sementara, banyak acara-acara televisi itu benar-benar bermasalah. Apa sesungguhnya standar yang digunakan oleh KPI tersebut? Padahal bagi setiap muslim jelaslah, halal dan haram harus menjadi standar perbuatan mereka.

Tayangan-tayangan yang berbau pornografi dan tak senonoh kerap kali menghiasi layar kaca. Demikian pula, adegan-adegan yang menampilkan pergaulan bebas tanpa batas disuguhkan kepada generasi negeri ini. Apakah acara yang mengajak berpacaran itu tak bermasalah bagi kaum Muslim? Apakah acara yang terus menerus mengombar aurat itu tak bermasalah bagi kaum Muslim? Apakah acara-acara berbalut hiburan menampilkan dan 'mengajak' campur baur antara laki-laki dan perempuan itu tak bermasalah bagi kaum Muslim?

Tentu saja bermasalah. Bukan saja acara tersebut telah menyebarkan perilaku kemungkaran namun juga telah mengajak para pemirsa untuk melakukan tindakan kemaksiyatan.


Beginilah kehidupan masyarakat tatkala pemikiran Islam ditinggalkan sementara sekularisme malah diterapkan. Tidakkah para pemilik statsiun televisi dan elemen yang terkait merasa takut dengan ancaman Allah Swt? Bagi orang yang melakukan keburukan maka mereka akan mendapatkan murka dari-Nya.

Bukankah Allah Swt. telah mengingatkan kepada kita semua, “Dan jagalah diri kamu daripada dosa (yang membawa bala bencana) yang bukan sahaja akan menimpa orang-orang yang zalim di antara kamu secara khusus (tetapi akan menimpa kamu secara umum). Dan ketahuilah bahawa Allah Maha Berat azab seksaNya” [TMQ al-Anfal(8):25]

Demikianlah keberadaan media di alam sekularisme kapitalisme. Yang paling utama hanyalah kepentingan perut, materi, serta kesenangan semu dunia belaka. Yang menjadi tolok ukur bukan halal dan haram melainkan asas manfaat menurut cara pandang manusia.

Berbeda di dalam sistem Islam, media sangat diperhatikan terutama dalam menegakkan amar ma'ruf dan nahi munkar. Termasuk juga di dalamanya mengontrol dan mengawasi pelaksanaan syariah oleh Khilafah. Sementara hiburan dalam Islam pun diakui. Namun, bukan hiburan yang mengekspolitasi manusia hingga seperti barang dagangan tetapi menjadikan manusia tetap mulia, dengan iman dan takwa.

Insya Allah, tidak akan lama lagi, Khilafah Islamiyyah kali kedua akan mengembalikan posisi media sebagaimana semestinya. Khilafah juga akan segera menyelesaikan kerosakkan di muka bumi ini akibat berpaling dari hukum-hukum-Nya. [opini/ant/syabab.com]

Munarman dan Habib Rizieq Masih Ditahan

Friday, 22 August 2008 06:07


Syabab.Com - Masa tahanan Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab dan Panglima Komando Laskar Islam Munarman semestinya berakhir Rabu (20/8) tepat pukul 00.00. Namun, hingga saat ini kedua aktivis Islam yang sangat getol menuntut pembubaran ajaran sesat Ahmadiyah masih berada dalam tahanan Polda Metro Jaya. Malah, Habib yang senantiasa membela Islam ini dituduh telah menghasut. Tak aneh bila Munarman mengatakan bahwa rezim ini tidak lebih dari rezim kolonial Belanda.

Munarman menitipkan pesan seperti dikutip dari Suara Islam, yang dimintanya untuk disebarkan pada masyarakat luas. Munarman menyatakan kasus masa tahanan dirinya dan Habib Rizieq yang sempat tak jelas ini membuktikan bahwa negara kita bukanlah negara yang menghormati hukum. Negara kita nyatanya diatur berdasarkan kepentingan orang yang berkuasa saat ini.

“Ini bukti bukan negara hukum, tapi negara kekuasaan. Sudah jelas-jelas surat perpanjangan (penahanan-red) terlambat datang tapi aparat tetap melakukan penahanan,” ujarnya.

Munarman menambahkan rezim penguasa saat ini sama saja dengan rezim pada masa penjajahan Belanda sebelum Indonesia merdeka. “Rezim ini tidak lebih dari rezim kolonial Belanda,” tandasnya.

Sementara itu, Pengacara FPI Sugito memprotes keras soal tidak jadi dibebaskannya Munarman dan Habib Rizieq. “Berdasarkan pasal 333 ayat 1 KUHP itu adalah perampasan kemerdekaan yang dilakukan Polda. Ini sudah merampas hak kemerdekaan. Mana penegakan hukum?” kata Sugito.

Jaksa Penuntut dari Kejati DKI Jakarta Wahyudi siang ini terlambat menyerahkan surat penahanan dari hakim ke tempat Habib Rizieq ditahan di Polda Metro Jaya, Jakarta. Dari keterangannya pada wartawan didapat informasi bahwa Habib Rizieq masih akan mendekam di tahanan selama proses pengadilan sampai tanggal 10 September 2008.

Habib Menolak Dituduh Menghasut

Sementara itu, Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab menolak tuduhan penghasutan yang disampaikan Jaksa Penuntut Umum pada persidangan kasus Insiden Monas yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (21/08).

Ketua Jaksa Penuntut Umum Nurlini dalam persidangan itu mengemukakan, Habib melanggar pasal 170 jo 55 ayat 1 dan pasal 156 KUHP tentang menyatakan permusuhan dan penyebaran kebencian di depan umum.

Nurlini mengatakan tindakan Habib juga membuat sejumlah orang yang tergabung dalam FPI menjadi ikut menyerang massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) di Silang Monas Jakarta Pusat, 1 Juni 2008.

Habib membantah dengan mengeluarkan argumen bahwa dirinya tidak berada di tempat saat terjadinya Insiden Monas tersebut.

Selain itu, ia juga menolak bahwa ceramah atau dakwah yang dibawakan dirinya merupakan bentuk perintah untuk menyuruh anggota FPI agar melakukan tindak kekerasan.

Sementara itu, puluhan orang yang mengaku sebagai anggota FPI yang mengikuti persidangan kerap meneriakkan berbagai yel dan dukungan kepada Habib Rizieq.

Setelah sidang selesai, banyak anggota FPI yang ingin menyentuh dan bersalaman dengan Habib. Namun, aparat mengawal dengan baik sehingga tidak ada kericuhan yang berarti.

Ratusan petugas kepolisian berjaga di dalam dan sekitar daerah Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sepanjang sidang berlangsung. Sidang rencananya akan dilanjutkan Senin (25/8) mendatang.

Menanti Azab?

Demikianlah, ketidakadilan hukum buatan manusia. Yang hak dituduh batil, sementara yang batil tetap berkeliaran. Lihatlah seabrek kemaksiyatan, kemungkaran dan kejahatan serta para pelakuknya tetap berkeliaran. Sementara para pejuang syariah dicari-cari kesalahan agar berhenti berjuang.

Apakah perzinahan bukan kejahatan? Dalam Islam jelas hal itu merupakan kejahatan, di mana para pelakunya dihukum rajam. Demikian pula pembunuhan juga termasuk kejahatan dimana para pelakunya terkena hukum qishosh. Tapi apa yang terjadi di negeri Muslim terbesar di dunia ini? Aturan-aturan Allah tersebut benar-benar telah diabaikan oleh manusia. Tidak aneh, bila kemudian kesempitan hidup akan terus menerus menerpa negeri ini.

"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". (TQS. Thoha: 124)

Semua ini berawal dari asas berfikir negeri ini yang keliru, yakni sekularisme, pemisahan agama dari kehidupan. Sekularisme sejak dini telah dipaksakan sehingga banyak manusia berani melawan aturan dari Tuhan mereka.

Sementara hukum yang diterapkan pun tidak lain adalah hukum buatan manusia warisan kolonial penjajah. Semtara hukum yang berasal dari Tuhan mereka, diabaikan. Sungguh kemurkaan Allah sangat besar kepada manusia yang telah berpaling dari aturan-aturan-Nya. Sampi kapan hukum Allah Swt. akan diabaikan? Atau sampai azab-Nya ditimpakan pada kita? Naudzubillahi min dzalik! [z/m/f/ant/si/syabab.com]

 

© Copyright AL-FATIH ZONE 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.