Blogger Themes

News Update :

12 Rahasia Kejahatan Yahudi dalam Kitab Suci

Senin, 26 Januari 2009

Islam dikenal sebagai musuh permanen bagi Yahudi dan Nasrani. Karena itu, sampai akhir zaman tetap ada kedengkian

Oleh Henri Shalahuddin, MA *

Ide mendirikan negara Yahudi dalam perkembangan gerakan Zionis, sebenarnya banyak dipengaruhi oleh Theodore Herzl. Dalam tulisannya, Der Jadenstaat (Negara Yahudi), dia mendorong organisasi Yahudi dunia untuk meminta persetujuan Turki Usmani sebagai penguasa di Palestina agar diizinkan membeli tanah di sana. Kaum Yahudi hanya diizinkan memasuki Palestina untuk melaksanakan ibadah, bukan sebagai komunitas yang punya ambisi politik (lihat: Palestine and The Arab-Israeli Conflict, 2000: 95). Keputusan ini memicu gerakan Zionis radikal. Bersamaan dengan semakin melemahnya pengaruh Turki Usmani, para imigran Zionis berdatangan setelah berhasil membeli tanah di Palestina utara. Imigrasi besar-besaran ini pun berubah menjadi penjajahan tatkala mereka berhasil menguasai ekonomi, sosial dan politik di Palestina dengan dukungan Inggris (Israel, Land of Tradition and Conflict, 1993:27).

Berakhirnya Perang Dunia I, Inggris berhasil menguasai Palestina dengan mudah. Sherif Husein di Mekah yang dilobi untuk memberontak kekuasaan Turki juga meraih kesuksesan. (1948 and After: Israel and Palestine, 1990:149). Rakyat Palestina semakin terdesak dan menjadi sasaran pembantaian. (2000:173). Agresi Zionis terus berlanjut, 360 desa dan 14 kota yang didiami rakyat Palestina dihancurkan dan lebih 726.000 jiwa terpaksa mengungsi. Akhirnya pada Jumat, 14 Mei 1948, negara baru Israel dideklarasikan oleh Ben Gurion, bertepatan dengan 8 jam sebelum Inggris dijadwal meninggalkan Palestina. Untuk strategi mempertahankan keamanannya di masa berikutnya, Israel terus menempel AS hingga berhasil mendapat pinjaman 100 juta U$D untuk mengembangkan senjata nuklir.

Elisabeth Diana Dewi dalam karya ilmiahnya, The Creation of The State of Israel menguraikan bahwa secara filosofi, negara Israel dibentuk berdasarkan tiga keyakinan yang tidak boleh dipertanyakan: (a) tanah Israel hanya diberikan untuk bangsa pilihan Tuhan sebagai bagian dari Janji-Nya kepada mereka. (b) pembentukan negara Israel modern adalah proses terbesar dari penyelamatan tanah bangsa Yahudi. (c) pembentukan negara bagi mereka adalah solusi atas sejarah penderitaan Yahudi yang berjuang dalam kondisi tercerai berai (diaspora). Maka, merebut kembali seluruh tanah yang dijanjikan dalam Bibel adalah setara dengan penderitaan mereka selama 3000 tahun. Oleh sebab itu, semua bangsa non-Yahudi yang hidup di tanah itu adalah perampas dan layak untuk dibinasakan.

Yahudi dalam Al-Quran

Fakta fenomenal saat ini yang menggambarkan arogansi, kecongkakan dan penindasan Yahudi terhadap kaum muslimin adalah hikmah yang harus diambil dari Firman-Nya: Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.” (QS.17:4). Dalam tafsir Jalalayn dijelaskan bahwa maksud fil ardhi dalam ayat itu adalah bumi Syam yang meliputi Suriah, Palestina, Libanon, Yordan dan sekitarnya.

Pembunuhan bukan hal asing dalam sejarah Yahudi. Bahkan nabi-nabi mereka, seperti Nabi Zakariya dan Nabi Yahya pun dibunuh. Mereka juga mengira telah berhasil membunuh Nabi Isa dan bangga atas usahanya. Tapi Al-Quran membantahnya (QS.4:157). Inilah di antara makna bahwa yang paling keras permusuhannya terhadap kaum beriman ialah orang Yahudi dan musyrik (QS. 5:82).

Penolakan janji Allah (QS. 5:21-22) yang memastikan kemenangan jika mau berperang bersama Nabi Musa, membuktikan sebenarnya Yahudi adalah bangsa penakut, pesimis, tamak terhadap dunia dan lebih memilih hidup hina daripada mati mulia. Bahkan QS. 5:24 menggambarkan bahwa mereka tidak butuh tanah yang dijanjikan dan tidak ingin merdeka selama masih ada sekelompok orang kuat yang tinggal di sana. Lalu mereka meminta Nabi Musa dan Tuhannya berperang sendiri.

Oleh karena itu Al-Quran menggambarkan bahwa kerasnya batu tidak bisa mengimbangi kerasnya hati kaum Yahudi. Sebab masih ada batu yang terbelah lalu keluar mata air darinya dan ada juga yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah (QS. 2:74). Keras hati kaum Yahudi ini di antaranya disebabkan hobi mereka mendengarkan berita dusta dan makan dari usaha yang diharamkan (QS. 5:24).

Dua Belas Kejahatan Yahudi

Dalam buku Qabaih al-Yahud dijelas 12 kejahatan Yahudi yang termaktub dalam Al-Quran. Kejahatan itu adalah sebagai berikut:

1.?????? Menuduh Nabi Musa punya penyakit kusta karena tidak mau mandi bersama mereka. (QS. 33:69)

2.????? Enggan melaksanakan Taurat, sehingga Allah mengangkat gunung Tursina untuk mengambil perjanjian yang teguh. (QS.2:93)

3.????? Tidak mau beriman kecuali jika melihat Allah langsung. (QS. 2:55 dan 4:153)

4.????? Merubah perintah agar masuk negeri yang dijanjikan seraya bersujud dan mengucapkan hithah, yakni memohon ampunan. Tapi mereka mengganti perintah itu dengan cara melata di atas anusnya dan mengatakan hinthah, yakni sebutir biji di rambut. (QS. 2:58-59)

5.????? Menuduh Nabi Musa mengolok-olok mereka saat mereka disuruh menyembelih sapi betina. (QS. 2:67)

6.????? Menulis Alkitab dengan tangan mereka, lalu mengatakan ini dari Allah. (QS. 2:79)

7.????? Memutar-mutar lidahnya untuk menyakinkan bahwa yang dibacanya itu adalah wahyu yang asli. (QS. 3:78)

8.????? Merubah Firman Allah. (QS.2:75)

9.????? Menyembah patung sapi saat ditinggal Nabi Musa mengambil Taurat. (QS.2: 51 dan 92)

10.?? Mengatakan Tangan Allah terbelenggu. (QS.5:64)

11.??? Menuduh Allah itu faqir. (QS. 3:181)

12.?? Menyuruh Nabi Musa dan Tuhannya berperang untuk mereka (QS.5:24)

Di samping itu, sosok nabi yang seharusnya dijadikan suri tauladan, justru dinistakan. Nabi Ibrahim dalam Kejadian pasal 12:10-16 dan 20:1-14, dikisahkan sebagai orang yang hina, menjijikkan dan rakus harta benda. Beliau dituduh menjual isterinya yang cantik demi meraih keuntungan. Kitab suci mereka tidak pernah menceritakan beliau sebagai Nabi pemberani yang menghancurkan patung meskipun harus dilemparkan kedalam api, menyeru ayah dan kaumnya meninggalkan kemusyrikan. Kisah memilukan juga menimpa Nabi Luth. Dalam Kejadian Pasal 19:30-38, beliau dikisahkan menzinahi kedua putrinya dalam keadaan mabuk.

Islam adalah musuh permanen bagi Yahudi dan Nasrani. Sebab Islam adalah satu-satunya agama yang kitab sucinya mengoreksi langsung kesalahan dua agama itu. Ibarat seorang adik, ia berani membongkar kejahatan kedua kakaknya. Oleh sebab itu, kedengkian mereka tidak akan padam dan masih eksis dalam kajian-kajian mereka. Contoh kedengkian intelektual ini seperti klaim bahwa Al-Quran banyak dipengaruhi kosa kata Ibrani, seperti diungkapkan Adnin Armas dalam bukunya Metodologi Bibel dalam Studi Al-Quran. Klaim ini dicetuskan oleh Abraham Geiger (1810-1874), seorang rabi dan pendiri Yahudi Liberal di Jerman dalam karyanya, Apa yang telah Muhammad pinjam dari Yahudi?

Jauh sebelumnya, Imam Syafi’i telah menolak tudingan semisal itu dan menguatkan bahwa Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab. Sebab semua lafadz dalam Al-Quran mustahil tidak dipahami oleh semua orang Arab, meskipun sebagian lafadz itu ada yang tidak dimengerti oleh sebagian orang Arab. Hal ini mengingat luasnya samudera bahasa Arab, bukan karena kata itu tidak berasal dari bahasa Arab. Karena kata-kata yang dituduhkan asing itu telah menjadi bahasa Arab, dikenal dan telah digunakan oleh masyarakat Arab sebelum turunnya Al-Quran.

Anehnya, virus Geiger kini berkembang subur di sebagian umat. Pengacauan studi Islam dan maraknya franchise-franchise hermeneutika untuk menafsirkan Al-Quran di sebagian institusi pendidikan tinggi Islam sangat potensial melemahkan akidah dan ukhuwah. Fenomena ini perlu dipertimbangkan para tokoh umat di samping fatwa tentang pemboikotan produk Israel dan Amerika. [www.hidayatullah.com]

Penulis adalah dosen STID M. Natsir Jakarta. Alumni ISID Gontor dan Pascasarjana di International Islamic University Malaysia (IIUM), fakultas Islamic Revealed Knowledge and Human Sciences

Madu dan Racun di Televisi


edisi 065/tahun ke-2 (22 Muharram 1430 H/19 Januari 2009)


Gimana, masih seneng nonton tivi? Apa yang kamu tonton? Sinetron? Pantes aja Cinta Fitri, Cinta Indah, Cinta Mutiara, Cinta Bunga, lalu juga ada Intan, Candy, Mutiara, Lia, dan masih seabrek nama tokoh yang dipakai demi mendongkrak rating sinetron. Yupz, kamu semua pasti sudah langsung ngeh bahwa semua nama di atas itu adalah judul sinetron Indonesia yang meskipun berbeda-beda namun satu jua. Satu tema cerita, jalan cerita bahkan ending cerita. Bukan tak mungkin pemainnya juga sama meski beda-beda judul.

Sejenak kemudian, mengikuti laris manisnya Ayat-ayat Cinta, sinetron Indonesia sedikit berubah haluan. Kenapa sedikit? Karena bau reliji sudah mulai tampak dari judulnya. Mulai Munajah Cinta, Assalamu’alaikum Cinta, Zikir Cinta, Ta’aruf, Muslimah dan masih banyak judul lain yang mendompleng istilah Islam. Judul boleh Islam, isinya nggak beda dengan dengan yang bukan Islam. Mulai rebutan harta, rebutan pacar (kalo yang judul Islam, rebutan suami), selingkuh, saling caci, teriak-teriak memaki, dan banyak contoh buruk lainnya.

Itu adalah jajaran sinetron Indonesia. Peringkat berikutnya adalah tayangan reality show yang lagi booming gara-gara Termehek-mehek menjadi acara yang diminati pemirsa. Belum lagi acara pencarian bakat yang juga marak semisal Indonesian Idol, Mama Mia Show, KDI, Super Twin dan seabrek acara sejenis lainnya. Terus ada gosip selebriti dan acara musik yang tiap saat siap, bahkan ada chanel khusus untuk mantenginnya. Hmm…bisa dipastikan kamu nggak bakal beranjak dari depan televisi tuh mantengin acara begituan.

TV, sihir gaya baru

Coba kamu perhatikan adek-adek kamu, kakak-kakak kamu, ibu kamu dan ibu-ibu tetangga, juga para pembantu rumah tangga) paling banyak menghabiskan waktu dimana. Jawabnya semua sama, di depan TV. Hampir di tiap rumah selalu ada TV, nggak peduli betapa kecil dan miskinnya rumah itu. Bahkan tak jarang di tiap kamar, ada satu TV tersedia agar mudah nonton sambil tiduran di tempat tidur.

Yupz…TV menjadi berhala baru saat ini. TV menjadi pusat aktivitas dimana aktivitas lainnya mengikuti jadwal tayang sinetron TV atau program Reality Show. Mau belajar, nggak bakal konsentrasi sebelum tahu ending-nya Termehek-Mehek jadi ketemu nggak dengan orang yang dicari. Mau tidur nggak bakal nyenyak sebelum tahu lanjutan kisah cinta Farel dengan Fitri di sinetron Cinta Fitri. Hidup pun menjadi di bawah kontrol TV dan acaranya.

Para remaja jadi hapal kisah hidup sang tokoh sinetron daripada kisah sejati teman sekelas yang ibunya lagi sakit dan tak punya biaya berobat. Kisah cinta si BCL dengan Asraf jauh lebih akrab daripada kesusahan teman sebangku yang nggak bisa beli buku pelajaran. Lirik lagu dari mulai Peter Pan sampai D’Masiv semua hapal luar kepala padahal rumus fisika, kimia sampai tenses bahasa Inggris sulit banget ingetnya. Apalagi bisa hapal ayat-ayat al-Quran sebagaimana generasi sahabat dulu, jauh dah. Kita pantas untuk merenung nih.

Berleha-leha di depan TV jauh lebih menarik daripada aktif pada kegiatan yang bermanfaat semisal Karya Ilmiah Remaja dan Rohis (Kerohanian Islam). Bernyanyi-nyanyi menghapal tiap lagu baru yang muncul lebih mengasyikkan daripada melafadzkan Asmaul Husna. Bahkan gaya berbicara para selebritis di TV pun bisa jadi tren. Yang lebih parah adalah apabila gaya hidupnya yang rusak juga diikuti.

TV, penyampai pesan

Sudah banyak bukti bahwa bahasa visual alias TV lebih cepat dalam menyampaikan pesan daripada bahasa verbal berupa omongan dan tulisan. Coba kamu bandingkan daya tahan matamu mantengin buku berisi tulisan dengan TV yang banyak benda warna-warni dan bergerak. Bisa dipastikan biarpun duduk lima jam di depan TV tanpa beranjak semenit pun, kamu bakal kuat. Bahkan ada seorang temen yang dia itu mampu bertahan di depan TV belasan jam tanpa beranjak kecuali kalo mau ke kamar mandi aja. Dan itu berlaku sebalikya ketika kamu pegang buku, bisa dipastikan juga belum lebih lima menit kamu membaca, mata terasa berat dan tubuh jadi lemah lunglai. Ehem…iya apa iya? Ngaku aja deh hehehe…

So, berlomba-lombalah para pemilik modal itu menyampaikan pesan yang dibawanya melalui TV. Walhasil, iklan jadi sebuah keharusan demi berlangsungnya nyawa sebuah stasiun TV. Kamu pingin HP model terbaru, sandal keren buat gaul, baju ngetren keluaran butik tertentu, bahkan coklat merek apa yang sedang kamu makan, itu tak terlepas dari pengaruh iklan. Budaya konsumtif yang suka menghambur-hamburkan harta akhirnya jadi idaman para remaja. Mereka nggak segan-segan jadi cewek bispak (bisa dipake) asal entar pulangnya dibelikan ponsel. Ihhh….nauzhubilah!

Sebuah penelitian yang dilakukan Rand Corporation menunjukkan bahwa program TV mampu memicu tingkat kehamilan pada remaja. Kok bisa? Pasti bisanya kalo tayangan TV yang ada seperti yang kita lihat saat ini. Isinya nggak jauh dari pacaran, pegangan tangan bahkan sampai (maaf) cium bibir dan udah dekat ke arah hubungan seksual. Bahkan anak SD sekarang sudah pada tahu kok istilah ML (Making Love-lah bukan Makan Lemper donk) dan tahapan-tahapan ke arah area terlarang itu. Wiih…memprihatinkan banget.

Tayangan TV jadi nggak netral. Selalu ada nilai-nilai tertentu yang berusaha dipaksakan kepada generasi muda kita. Pola hidup liberal, hedonisme dan permisifisme, foya-foya dan semua yang berhubungan dengan duniawi didorong sedemikian rupa agar ditiru oleh remaja-remaja seusia kamu. Dosa dan mikir akhirat urusan paling belakang. Gawat!

Bersikap bijak terhadap TV

Emang sih, nggak selalu tayangan di TV memberi pengaruh buruk pada para pemirsanya termasuk kamu. Toh, TV kan cuma benda atau alat yang hukumnya mubah alias boleh untuk ditonton. Tapi yang jadi perhatian adalah sejauh mana kecanduan kamu terhadap TV itu sendiri. TV bisa merusak bila benda kotak ini mulai mengambil alih jadwal dalam kehidupanmu. Ia adalah pengendali dan berhala baru yang dipuja dan dirindukan. Ini yang bahaya dan merusak. Inilah yang disebut racun.

Selain mengandung racun, TV juga ada kok sisi manisnya. Tayangan berita di antaranya. Kita jadi tahu apa yang terjadi di belahan bumi lainnya secara ‘live’ juga berkat media TV. Ketika Palestina dibombardir Zionis Yahudi Israel secara keji, kita jadi ikut merasakan penderitaan saudara-saudara muslim di sana. Anak kecil bersimbah darah, ibu-ibu dan perempuan yang terbunuh dan kilatan api menjilat-jilat akibat serangan udara Israel. Meskipun demikian, kita juga harus selektif terhadap apa yang dikatakan TV tentang hal ini.

Faktanya mayoritas chanel TV di Indonesia mengacu kepada berita yang dibawa oleh CNN, BCC dan sekutunya. Sudah jelas don mereka ini suka memberi nada miring terhadap perjuangan kaum muslimin yang ingin lepas dari penjajahan. Bom jihad untuk menghancurkan Israel dibilang bom bunuh diri karena putus asa. Israel yang menyerang Palestina dibilang mempertahankan diri. Jadi di sisi ini pun kita kudu selektif terhadap berita TV.

TV juga bisa menjadi sarana pengetahuan misalnya tayangan satwa. Kamu bisa paham tuh tentang pola hidup mulai semut hingga harimau, dan buaya. Bagaimana mereka beranak-pinak, bekerjasama, mencari makan, bertahan hidup, dll. Begitu juga dengan acara yang bersifat petualangan dan menjelajah alam. Intinya tontonlah acara TV yang itu berguna buat kamu dan bukan malah merusak pikiran dan perilakumu.

Sebagus apa pun acara TV, kamu kudu ingat bahwa menonton bukanlah menu utama dalam kehidupanmu. Masih banyak kewajiban lain yang harus kamu tunaikan semisal belajar untuk persiapan pelajaran berikutnya, mengerjakan PR, membantu ortu, ngaji dan dakwah. Jangan sampai karena keasyikan nonton TV, PR jadi terlantar, disuruh ortu jadi malas apalagi membolos ngaji.

Ingat skala prioritas

Seorang muslim itu tahu hukum tiap perbuatan yang dilakukannya karena itu semua membawa konsekuensi pertanggungjawaban di hadapan Allah Ta’ala. Begitu juga dengan nonton TV, jangan dianggap remeh. Hal yang mubah ketika nonton TV jangan sampai mengalahkan yang sunah apalagi wajib. Nggak perlu juga sampai taraf nyandu, yaitu serasa hidup nggak lengkap sebelum nonton TV, ceilee…segitunya.

Dari segi muatan isi, kamu kudu selektif juga, nggak asal nonton. Agar nggak gampang terpengaruh dan terpedaya, kamu kudu punya filter atau saringan yang oke untuk menangkal hal-hal negatif sebelum masuk ke dirimu. Terus, gimana dong cara mendapatkan filter ini? Nggak bisa tidak kamu kudu paham tentang Islam yang kaaffah alias keseluruhan bukan sebagian-sebagian saja. Kalo kamu sudah punya filter ini, tayangan TV atau hal apa pun itu nggak bakal bikin kamu goyah dan melenceng dari jalan yang benar. Islam kaafah ini nggak cukup kamu dapatkan melalui pelajaran agama di sekolah aja. Itu cuma secuil dari ajaran Islam yang sempurna sebagai the way of life.

Filter ini bisa kamu dapatkan dari kelompok pengajian yang ada di sekitar rumah tempat tinggalmu. Kelompok ngaji yang bukan sekedar baca tulis al-Quran tanpa tahu maknanya. Tapi kelompok ngaji yang benar-benar mengkaji Islam untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kamu juga bakal bertemu dengan orang-orang yang akan saling mengingatkan dalam kebaikan dan kebenaran. Jadi, ditanggung nggak bakal tersesat deh di tengah hingar bingar hidup di zaman jahiliyah modern ini, insya Allah.

Kalo udah begini, dijamin deh kamu bisa jadi remaja muslim berkualitas, yaitu cerdas dalam menempatkan skala prioritas dengan ilmu. Karena sungguh, belum pernah ada kisah sukses seseorang karena rajinnya dia menonton TV. Tapi sukses seseorang itu ditentukan dari seberapa aktif dia dalam berperan serta dalam kehidupan. Lha kalo cuma nonton TV dan duduk manis di depannya, nggak perlu sekolah juga semua bisa melakukannya. Nggak perlu ilmu khusus untuk itu. Tapi dunia nggak akan berubah jadi lebih baik dengan hanya mantengin TV terus. Rugi banget kan kalo hidup cuma sekali aja harus disia-siakan waktunya dengan habis menonton TV tanpa henti.

So, setiap aktivitas pasti punya sisi baik dan buruk. Karena kita udah membicarakan tentang madu dan racunnya tayangan TV kita, maka mulai saat ini sudah harus ada perubahan sikap dong dalam diri kamu. Bisa memilih dan memilah tayangan berguna untuk ditonton adalah sikap remaja cerdas yang syar’i. Dan saya yakin kamu adalah satu dari sekian banyak remaja cerdas itu. Nah, kalo kamu sudah cerdas dalam menyikapi tayangan TV, jangan diam aja. Ajak teman-temanmu semua untuk sama-sama cerdas dan syar’i dalam bersikap dan berbuat. Setuju kan, Bro en Sis? So, pasti atuh! [ria: riafariana@yahoo.com]

Seandainya Gue di Palestina


edisi 066/tahun ke-2 (29 Muharram 1430 H/26 Januari 2009)

Bro en Sis, dunia Islam tengah berselimut duka.? Elo masih ingat kan soal
Gaza? Yup, kalo inget Gaza, gue juga jadi inget dengan beberapa bait
puisi ini: …Yesterday, the soldiers smashed/Lena’s sink and tub
and tiles/ They whipped a father in front of his sons/Ages 2 and 4/
They do this all the time/ The house filled with water/ They locked the
door on the crying boys/ Taking the father/ Believe me Lena says/ They
had no reason

Naomi Shihab Nye dalam puisinya Passing the Refugee Camp ngegambarin pembantaian yang saban kali terjadi di tanah asalnya, Palestina. Asal tau aja nih, guys, Palestina emang udah jadi killing field-nya
Israel sejak tahun 1948.? Mengerikan memang. Herannya, bertahun-tahun
konflik Palestina nggak pernah selesai-selesai. Kalo kalian pada
bilang, “udah deh, ngapain capek-capek mikirin Palestina yang jauh di
sono. Gue aja lagi banyak masalah neh… cos raport barusan
banyak pelajaran yang nggak tuntas, ada angka merahnya lagi!” Jujur
neh, gue malah mikir gimana caranya buat nyetop aksi genocide terhadap rakyat Palestina yang emang udah mengarah ke cleansing muslim.? Ah, seandainya gue di Palestina…

Bener.
Kasian banget dah, guys. Ironisnya nih, di Indonesia yang mayoritas
berpenduduk muslim, para pemudanya masih ada yang asik mikirin strategi
tawuran en cari-cari musuh dari sekolah laen buat dilempar pake balok
terus go fight hanya karena tradisi sekolahan, takut dihajar
ama senior demi diterima eksistensi diri di dalam komunitas mafia
sekolah or urusan sepele gara-gara rebutan cewek. Nah, sodara-sodara
kita di Palestina malah udah nggak karuan nasibnya. Sekolah, rumah,
masjid, pasar, bahkan rumah sakit semuanya ancur-lebur akibat gempuran
Israel ke Gaza.

Anak-anak dan remaja Palestina pun udah sekian lama tumbuh tanpa kasih sayang ortu cos
ortu mereka udah di’dor’ duluan. Mereka pun tinggal di kamp-kamp
pengungsian.? Segala fasilitas pun diboikot ama Israel, contohnya
aliran air bersih dan listrik. PBB hanya bisa kasih bantuan sembako dan
pendidikan, upaya untuk membungkam serangan Israel dengan cara militer
nggak ada bunyinya apalagi setelah kantor PPB di Gaza kini dibom oleh
Israel. Perundingan-perundingan basi yang makan biaya dari rakyat cuma
basa-basi di atas meja runding. Nggak ada artinya sama sekali buat
keamanan umat Islam dan penduduk Palestina cos aksi brutal selalu terus berulang.

Demi Israel Raya?

Guys, jangan ngelupain sejarah yah. Jangan sampe deh ilfil ama pelajaran sejarah. Kalo gagap sejarah ke laut aja deh nemenin Spongebob… Lagian, gue nyesel juga neh sempet ilfilCos
gue jadi nggak sempet protes ama yang namanya rekayasa sejarah alias
sejarah yang direka-reka en dikarang sesuka hati. Gue juga nggak sempet
protes ama guru sejarah, guru PPKN en dosen mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan gue, cos mereka udah ikut andil nanemin benih-benih sekat nasionalisme dalam diri gue waktu itu. So,
akhirnya bikin gue jadi males mikirin nasib sodara-sodara gue yang ada
di Timur Tengah sono plus wilayah-wilayah yang dulunya dikuasai Islam
tapi kini tersekat di bawah panji nasionalisme dan nasibnya malah kian
terpuruk.? Fiewwhh… jangan ampe bikin kesalahan yang sama untuk kedua
kalinya deh. Keledai aja nggak mau terperosok lubang yang sama dua
kali. Masa’ kita doyan keperosok di tempat yang sama? Idih, malu tuh
ama keledai!
ama pelajaran sejarah.

Kembali
ke topik, guys. Andai gue punya “Pintu Kemana Saja”, tuh pintu bakal
gue pake buat ngintip aksi ngemis Theodore Hertzel sang penggagas “Judenstaat
(Negara Yahudi) yang ditemenin ama Neolinsky ke Khalifah Abdul Hamid
II. Ngemis?? Iya, ngemis tanah, itu pun ngemis bukannya buat diminta
tapi buat dibeli. Dibeli supaya kaum Yahudi punya “Tanah yang
Dijanjikan”. Tapi apa kata Khalifah Abdul Hamid II?, “maka beritahukan
kepadanya agar jangan sekali-kali ia meneruskan langkahnya karena aku
tidak akan menjual sejengkal pun wilayah kekhilafahanku ini.
Kekhilafahanku bukanlah milik pribadiku tapi milik seluruh kaum
muslimin. Dan untuk memperoleh itu mereka telah mengorbankan harta
benda dan hidupnya.? Oleh karena itu kami akan mempertahankan bumi itu
(al-Quds/Palestina) dengan darah kami pula.”

Tapi
ya gitu deh. Kaum Yahudi bangsa Israel tuh emang nggak mau kalah set.
Kagak mau 1-0 apalagi 0-1 maunya seh 1000-0. 1000 buat Israel dan 0
untuk Islam.? Smash mereka nggak lagi melalui diplomasi tapi udah
merangsek ke arah agresi. Mulai deh yang namanya aksi zionisme
merajalela demi berdirinya Israel Raya. Cos, zionisme itu
artinya gerakan yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi buat ngediriin
negara Yahudi (Israel di Palestina). Kalo negara Israel udah punya
tanah sendiri maka bakal jadi tempat ngumpulin orang-orang Yahudi yang
udah bertebaran di penjuru dunia. Selain mencari negara backing alias pendukung wal
pelindung mereka waktu itu yaitu Inggris, Israel pun mulai maen kasar
merenggut wilayah Palestina untuk jadi wilayah pemukiman mereka.

“Tidak
ada solusi bagi persoalan Yahudi kecuali dengan mengusir warga
Palestina dengan pedang (senjata) atau mengambil langkah-langkah yang
membuat mereka hengkang,” gitu tuh sesumbar Zanghfoul yang punya ide
emigrasi paksa. Doi adalah pimpinan zionis di tahun 1905. Dan akhirnya
pada masa Perang Dunia I, Yahudi udah menguasai lebih kurang 2,5 %
Tanah Palestina. Slowly but sure, pada tahun 1948 hingga
sekarang, Yahudi bangsa Israel membangun pemukiman bagi rakyatnya di
tanah-tanah Palestina yang dirampas secara paksa. Dan kini, terus
merangsek hingga ke Jalur Gaza dengan Amerika Serikat sebagai negara backing.
Padahal Palestina termasuk wilayah dari Khilafah tuh, tanahnya umat
Islam. Jadi kudu diperjuangkankan dong supaya bebas dari agresi kafir
penjajah laknatullah yang udah bikin huru-hara, aksi genocide & holocaust di bumi al-Quds itu.

Yang
bikin gue heran pada kemana negeri-negeri Islam yang tetanggaan ama
Palestina? Yang gue denger sampe gue nulis artikel ini cuma kecaman,
bantuan materi dan medis serta aksi runding internasional ama PBB
seperti yang dulu-dulu juga, bukannya mutusin hubungan diplomatik ama
Israel dan nyiapin pasukan militer buat ngegempur Israel. Apalagi
Israel udah make bom fosfor putih yang efeknya bener-bener bikin
manusia klepek-klepek sekarat kepanasan walaupun cuma kena
‘hembusannya’doang apalagi yang ketiban bom ini.

Yang
bikin hati gue gregetan, guys, sempet-sempetnya Presiden Mesir, Husni
Mubarak berjabat tangan hangat ama Menlu Israel, Tzipi Livni, dua hari
sebelum serangan awal Israel ke Palestina! Mesir bilangnya nggak protes
serangan Israel yang mo ngelengserin Hamas di Gaza. Padahal, rakyat
tahu bahwa Hamas-lah yang berpihak pada penduduk Palestina. Bukan para
pemimpin Arab yang bisanya cuma omdo itu. Kalo chit-chat nya King Abdullah, Raja Saudi ama George Bush mah
emang udah hangat duluan tuh. Mesra banget malah. Ah, bete deh liat
para pemimpin negeri-negeri Arab yang ’selingkuh’ ama penguasa dan
antek-antek kafir kapitalis zionis laknatullah itu!

Para ratu se-Jazirah Arabia pun sempat bikin acara Women for Peace in Palestine di Turki, Istanbul 11 Januari lalu sebagai rasa peduli mereka bagi rakyat Palestina.? Padahal, menurut gue sih, mereka sebagai the first lady
ya kudu mendorong para suaminya yang notabene adalah para pemimpin Arab
supaya nyiapin militer Arab buat pergi berjihad.? Tapi ya gitu deh…
negara-negara Arab sebenarnya juga dibawah kendali AS yang juga
pelindung bagi Israel. Cemen banget deh!? Bahkan, Mesir yang berdeketan
banget letaknya ama Palestina kaga mau ngebuka perbatasan Rafah supaya
para rakyat sipil bisa ngungsi ke Mesir sementara selama peperangan
masih berlangsung.? Perbatasan Rafah dibuka-tutup sesuka hatinya
penguasa Mesir, kecuali kepepet banget misal mindahin pasien dari rumah
sakit di Gaza yang kondisinya kritis banget ke rumah sakit yang ada di
Mesir, kalo buat menyalurkan bantuan berupa makanan dan obat-obatan pun
biasanya masih tersendat-sendat.

Rakyat
Mesir aja udah jenuh liat kondisi Palestina yang terus-terusan
dibombardir ama Israel. “Lihat, pesawat-pesawat Israel menggempur
seenaknya warga Palestina di Jalur Gaza. Pesawat Israel itu tidak pilih
sasaran, baik kaum perempuan maupun anak-anak kecil. Di mana para
pemimpin Arab dan Islam, mengapa diam saja?” teriak Amal Abdurrahim
seorang perempuan Mesir dalam orasinya di depan para wartawan (Kompas, 12/1/09).

Jihad dan Khilafah, U Know?

Seandainya
gue di Palestina .. hmmm… pastinya gue udah terbiasa dengan
lingkungan konflik bersenjata. Walaupun gue tuh muslimah, gue nggak
akan tinggal diam supaya Palestina bisa lepas dari cengkraman zionis
Israel.? Wilayah Palestina pastinya memerlukan tenaga para pemuda kayak
gue (dan kayak elu juga tuh) buat mempertahankan tanah umat Islam.

Gue jadi inget ama syairnya rapper muslim, Thufail al-Ghifari: “Pahamilah
ilmu agar peluru dan bom waktu dapat mengerti arti kebijaksanaan cahaya
hatimu. Iringi ikhlasnya sebuah pengamalan, pengorbanan, dan keteguhan
tauhid buah tata di atas totalitas perjuangan”
(Doa, Batu dan Airmata by Thufail al-Ghifari)

Nggak
cuma terjun berjihad defensif demi mempertahankan diri dari serangan
Israel tapi pastinya gue nggak akan lalai untuk terus mengkaji Islam.
Kalo gue nggak ngerti Islam tentunya gue nggak akan pernah paham kenapa
gue wajib mempertahankan Palestina supaya nggak jatuh ke tangan
penjajah, gue juga nggak akan pernah paham kalo sebenernya dunia Islam
akan jaya kalo bernaung di bawah Daulah Khilafah Islamiyah.

Kalo
Khilafah tegak dan menaungi negeri-negeri Islam pastinya lebih afdol
tuh buat ngerahin angkatan bersenjata khilafah untuk ngejalanin jihad
ofensif. Jadi yang namanya jihad ya kagak sembarangan, guys. Kudu
diserahkan kepada yang ahlinya. Makanya, solusi sementara saat ini
seharusnya ngerahin pasukan dari negeri-negeri Islam terutama yang
masih tetanggaan ama Palestina buat nyerang balik Israel. Bukannya
malah bernaung di bawah ketek AS dan Israel. Najis banget tuh!

Kalo
nggak paham Islam gue juga nggak akan ngerti kalo sebenernya sesama
muslim adalah bersaudara. Dan dalam Islam, muslim yang satu dengan
muslim lainnya itu ibarat satu tubuh, bila satu anggota tubuh saja
sakit maka ikutan sakit juga tuh anggota tubuh yang lain. Suwer!

So,
Palestina nggak cuma persoalan bagi negeri-negeri Arab, nggak cuma
masalah bagi Hamas, nggak cuma masalah bagi Fatah, tapi ini masalah
bagi umat Islam sedunia yang wajib segera dikelarin! Begitu juga bagi
wilayah-wilayah Islam yang hingga kini masih terkena konflik seperti
Irak, Afghanistan, Kashmir, Pattani, Moro, Chechnya, Uzbekistan dan
lainnya (termasuk Indonesia dengan masalah ekonomi, sosial, hukum,
politik dsb). Hanya dengan jihad en Khilafah solusinya.

We
have to dodge their Apaches on Monday, sneak Mama past the checkpoint
Tuesday, no Baba cause they shot him Wednesday much harder now to find
food Thursday, wallahi if I had it my way, we’d all be living in
KHILAFAH Friday,insha’ Allah
(Gaza Strip by Blakstone)

Takbir! Allahu Akbar! Takbir! Allahu Akbar! [Anindita: coffee.prince70@yahoo.co.id]

Kembali Pendukung Hizbut Tahrir Ditahan di Kyrgyzstan Gara-gara Selebaran Berisi Seruan Agama

Jumat, 23 Januari 2009

Thursday, 22 January 2009 23:09

Syabab.Com - Penderitaan Muslim di Kyrgyzstan tampaknya belum usai, terutama bagi para pengemban dakwah Islam. Rezim penguasa yang takut atas geliat kebangkitan Islam kembali melakukan penangkapan terhadap pengemban dakwah. Di daerah Chui, Kyrgyzstan, seorang anggota partai politik Hizbut Tahrir berumur 41 tahun ditahan gara-gara selebaran berisi seruan agama, Selasa, 20/01/09.


Pengemban dakwah itu ditangkap saat ia ingin memperbaiki sepatu, lalu ditemukan 23 pamflet yang berisi seruan agama.

Perlu diketahui, penangkapan terhadap aktivis dakwah gara-gara selebaran berisi seruang agama ini bukan pertama kalinya. Seperti dilaporkan sebelumnya, Pejabat Kementerian Dalam Negeri baru-baru ini telah menahan warga Kygyzstan yang telah mendistribusikan leaflet Hizbut Tahrir secara langsung di ibu kota. Berbagi upaya penghentian dakwah melalui usaha penangkapan itu tak membuat aktivis dakwah di negeri itu berhenti. Seruan terhadap Islam terus digelorakan di tengah-tengan ancaman reizm penguasa di negeri itu.

Hizbut Tahrir merupakan partai Islam internasional yang bergerak di berbagai negeri, baik di negeri Timur Tengah hingga Asia Tenggara, dari Eropa hingga Amerika. Di Asia Tengah, ketidaksanggupan para penguasa untuk berdebat dengan para anggota Hizbut Tahrir yang selalu menyeru para penguasa itu menerapkan Islam, harus direspon dengan penangkapan dan tuduhan ekstrimis.

Menurut para ahli, organisasi Islam Hizbut Tahrir ini secara bertahap meningkatkan pengarunyadi Kyrgyzstan terutama di bagian Selatan, seperti daerah Osh dan Jalal-Abad. Tujuan utama dari organisasi untuk melanjutkan kehidupan Islam dengan metode penegakkan Khilafah Islamiyyah.

Demikianlah, ujian dakwah akan senantiasa siap menghadang, terutama bila dakwahnya itu mengikuti metode Rasulullah Saw. Apa yang dialami saudara-saudara Muslim di Asia Tengah berupa penangkapan hingga penyiksaan dan pembunuhan bukanlah hal yang baru bagi para pengemban dakwah. Di zaman Rasulullah Saw, satu-satunya teladan umat, juga mengalami berbagai rintangan dalam dakwahnya, seperti penganiayaan, stigma negatif hingga pemboikotan.

Semoga, berbagai ujian tersebut semakin menguatkan keimanan para pengemban dakwah di mana pun berada, khususnya saudara-saudara Muslim di Kyrgyzstan. Semoga setelah kesulitan ini, Allah Swt. segera mendatangkan pertolongan-Nya berupa kemenangan dengan tertegaknya Khilafah Rasyidah 'ala minhajin nubuwwah. Amin. [ali/rgm/qv/syabab.com]

Felix Siauw: Aku Menemukan Islam

Sunday, 21 December 2008

ImageSangat sedikit manusia yang menggunakan akalnya untuk menemukan Tuhannya dan jati dirinya. Padahal kalau mau jujur dan jernih berpikir siapapun akan menemukan kebenaran Islam. Pengalaman Felix Siauw (24 tahun) bisa menjadi pelajaran. Berikut kisahnya.

Jika kamu masih mempunyai banyak pertanyaan, maka kamu belum dikatakan beriman, Iman adalah percaya apa adanya, tanpa reserve”. Begitulah kira-kira pernyataan yang akan selalu aku ingat di dalam hidup ini.
Waktu itu aku masih seorang penganut Kristen Katolik. Di usiaku yang masih 12 tahun, banyak pertanyaan tentang kehidupan yang belum terjawab. Ada tiga pertanyaan yang paling besar yang muncul dalam benakku, yaitu darimana asal kehidupan ini, untuk apa adanya kehidupan ini, dan akan seperti apa akhir kehidupan ini. Lalu, “Kenapa tuhan pencipta kehidupan ini ada tiga, yakni ada tuhan bapa, tuhan putra dan roh kudus? Darimana asal tuhan bapa?”, atau “Mengapa tuhan bisa disalib dan dibunuh lalu mati, lalu bangkit lagi?” Aku diskusikan itu dengan orang tuaku atau dengan rohaniawan, tapi jawabannya mengambang dan tak memuaskan.

Ketidakpuasan itu lalu mendorongku untuk mencari jawaban langsung dari Alkitab yang katanya datang dari tuhan. Betapa terkejutnya aku, aku baru tahu jika 14 dari 27 surat di Injil perjanjian baru ternyata ditulis oleh manusia, yaitu Santo Paulus. Lebih terkejut lagi ketika mengetahui bahwa sisa kitab yang lainnya juga merupakan tulisan tangan manusia yang dibuat setelah wafatnya Yesus. Konsep trinitas yang menyatakan tuhan itu tiga dalam satu dan satu dalam tiga ternyata adalah hasil konggres di kota Nicea pada tahun 325 M.

Setelah mengetahui itu, kuputuskan bahwa agama yang kuanut tidaklah pantas untuk dipertahankan. Aku pun memutuskan untuk menjadi seorang yang tidak beragama, tetapi tetap percaya kepada Tuhan. Aku berkesimpulan bahwa semua agama tidak ada yang benar, karena sudah diselewengkan oleh penganutnya. Tanpa sadar waktu itu aku sudah menjadi manusia yang sinkretis dan pluralis.

Bertemu Ustad Muda

Waktu terus bergulir. Ketika aku kuliah di IPB memasuki semester ketiga, pemahamanku mulai berubah. Itu bermula dari perdebatanku dengan seorang teman tentang kebenaran. Syamsul Hadi, demikian nama temanku itu, mengatakan bahwa kebenaran hanya akan ditemukan di dalam Alquran. Aku pun berusaha mencarinya. Aku lalu dipertemukan dengan Ustad Fatih Karim, aktivis Islam. Lewat pertemuanku dengannya di Masjid Kampus itulah, perkenalanku dengan Alquran dimulai.

Kepadanya, aku menceritakan tentang pengalaman hidupku termasuk berbagai pertanyaan besar yang belum terjawab tentang kehidupan. Kami lalu berdiskusi hingga mencapai suatu kesepakatan tentang adanya Tuhan pencipta alam semesta. Aku pun akhirnya paham bahwa adanya Tuhan, atau Sang Pencipta memanglah sesuatu yang tidak bisa disangkal dan dinafikan bila kita benar-benar memperhatikan sekeliling kita.
"Tapi masalahnya ada lima agama yang mengklaim mereka punya petunjuk bagi manusia untuk menjalani hidupnya. Yang manakah yang bisa kita percaya?" tanyaku saat itu.
"Apapun diciptakan pasti mempunyai petunjuk tentang caranya bekerja," jawab Ustad Fatih. Lalu ia menambahkan, "Begitupun juga manusia, masalahnya, yang manakah kitab petunjuk yang paling benar dan datang dari Sang Pencipta atau Tuhan yang Maha Kuasa?" Lalu dibacakanlah ayat dalam Alur'an: ”Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” (TQS al-Baqarah [2]:2)
Mendengar ayat itu, aku terpesona dengan ketegasan, kejelasan serta ketinggian maknanya. ”Mengapa penulis kitab itu berani menuliskan seperti itu?” pikirku.

Seolah membaca pikiranku, Ustad Fatih melanjutkan, "Kata-kata ini adalah hal yang sangat wajar bila penulisnya bukanlah manusia, ciptaan yang terbatas, Melainkan pencipta. Not creation but The Creator. Bahkan Alquran menantang manusia untuk mendatangkan yang semacamnya!"
Pikiranku saat itu bergejolak. Dalam hatiku berkata, "Mungkin inilah kebenaran yang selama ini aku cari!". Tetapi ada beberapa keraguan di benakku. ”Mengapa agama yang sedemikian hebat malah terpuruk, menjadi pesakitan, hina dan menghinakan dirinya sendiri?" tanyaku.

Ustad itu menjelaskan bahwa Islam tidak sama dengan Muslim. Islam sempurna, mulia dan tinggi, tidak ada satu pun yang tidak bisa dijelaskan dan dijawab dalam Islam. Islam adalah sistem kehidupan. Sangat luar biasa penjelasannya. Sesuatu yang belum pernah aku dengar sebelumnya. Aku pun mulai sadar akan kelebihan dan kebenaran Islam. Keraguanku mulai luntur.

Masuk Islam

Aku pun akhirnya bisa menemukan jawaban sempurna atas ketiga pertanyaan besarku. Ternyata aku ini berasal dari Sang Pencipta dan itu adalah Allah SWT. Aku hidup untuk beribadah kepada-Nya sesuai dengan perintah-Nya yang tertulis di dalam Alquran. Alquran itu dijamin datang dari-Nya. Setelah hidup ini berakhir, kepada Allah lah aku akan kembali dengan membawa amal ibadah selama hidup untuk dipertanggungjawabkan sesuai dengan aturan yang diturunkan oleh Allah. Setelah yakin dan memastikan untuk jujur pada hasil pemikiranku ini, maka aku memutuskan, ”Baik, kalau begitu saya akan masuk Islam!"

Banyak tantangan setelah itu. Maklum aku hidup dalam lingkungan keluarga yang sangat tendensius kepada Islam. Di mata mereka orang Islam itu jahat dan jorok. Orang tuaku bilang aku sinting dan kerasukan setan. Tapi mau bagaimana lagi, aku tak akan mengorbankan kebenaran yang kucari selama ini. "Tidak, sama sekali tidak,” pikirku. Aku yakin bahwa Allah lah yang harus didahulukan. Kini orang tuaku bangga kepadaku.
Setelah masuk Islam, aku menemukan ketenangan sekaligus perjuangan. Aku bangga kepada Islam. Mudah-mudahan, sampai akhir hidup, aku dan keluargaku, tetap berada di barisan pembela Islam yang terpercaya. Janji Allah sangat jelas, dan akan terbukti dalam waktu dekat. Allahu Akbar! [] P


ImageIin, Istri Felix
Mudah-mudahan Tetap Istiqamah

Tidaklah mudah mempunyai seorang suami pengemban dakwah. Hampir tiap hari ditinggal pergi. Keyakinannya terhadap janji Allah sungguhlah membuat saya iri. Meski belum lama masuk Islam, tapi semangatnya memperjuangkan syariat-Nya mampu mengalahkan kebanyakan orang yang sudah mengenal Islam lebih lama. Subhanallah. Mudah-mudahan tetap istiqamah dan selalu ikhlas. Ummi dan Alila selalu berdoa untuk Abi.

Ust Fatih Karim, Pembimbing Felix pertama kali
Sudah Jauh Berubah

Subhanallah Walhamdulillah Allahu Akbar. Felix sekarang jauh banyak berubah dibanding waktu pertama saya jumpa.Visi hidupnya, semangat, juga sikapnya telah diformat ulang oleh Islam ideologis. Semangatnya dalam mengkaji Islam, luar biasa! Ssemoga Felix tetap istiqamah dalam dakwah, tawadhu, dan senantiasa menjadikan Islam sebagai poros hidupnya.


Ricky Teddy: Rocker Juga Manusia

Friday, 12 December 2008

ImageBagi para penikmat musik, terutama rock, mungkin akan kaget ketika mengetahui sosok Ricky Teddy, 47 tahun, salah seorang dedengkot Group Band Jamrud kini lebih rajin mengkaji Islam dan berdakwah. Rumah Ricky, di Jl Permana Cimahi, Bandung, yang sebelumnya sering dijadikan tempat kongkow, nongkrong dan tempat minum-minum oleh teman-temannya, kini dijadikan base camp untuk mengkaji Islam. Setiap Jumat malam, sekitar 30 sampai 50 orang jamaah, yang merupakan teman-teman Ricky rutin hadir mengikuti kajian Islam Permana. Ricky sendiri mengaku kehidupan yang dirasakannya sejak empat tahun lalu ini lebih tenang dibanding sebelumnya, ketika masih 'jahiliyah'. Inilah kisah perjalanan hidupnya.

Kalau ditanya agamaku apa, aku pasti menjawab Islam. Karena sejak lahir orang tuaku Islam. Hingga sekarang agama yang tercantum di KTP-ku pun Islam. Namun terus terang aku tidak tahu banyak tentang Islam bahkan hingga aku berkeluarga. Waktu itu, yang bisa dikatakan aku hampir tidak pernah melaksanakan ajaran Islam seperti shalat atau membaca Alquran. Tentu ini bukan salah orang tuaku. Karena sejak kecil mereka telah menyuruhku shalat dan mengaji. Namun, mungkin karena kenakalanku, perintah itu tidak aku lakukan.

Tak pelak selama itu pula hidupku diliputi kegelisahan. Kalau ada orang beranggapan materi itu segalanya, atau memahami jika materi sudah terpenuhi maka akan mendapat kebahagiaan, itu keliru besar. Materi ternyata bukan segala-galanya. Bagiku materi itu hanya untuk penunjang saja. Buktinya meski aku punya segalanya, toh masih ada rasa takut dan gelisah. Itulah yang terjadi. Itu semua baru kusadari sejak aku mendalami Islam empat tahun yang lalu.


Anak Bertanya soal Shalat

Kesadaranku akan Islam muncul sejak berkeluarga, punya istri dan anak. Waktu itu mereka sering bertanya apa itu Islam, bagaimana cara mengerjakan shalat dan lainnya. Aku tidak bisa jawab. Aku bingung bagaimana menjawabnya. Berawal dari situ, aku memanggil seorang ustad untuk mengajarkan Alquran kepada mereka. Aku suruh anak dan istri belajar mengaji. Sementara aku sendiri belum tertarik, biarin saja, yang penting anak istri yang bisa.

Tapi lama kelamaan aku berpikir, harus juga mulai belajar Islam. Apalagi saat itu aku belum bisa membaca Alquran sama sekali. Diam-diam aku nimbrung saat mereka mengaji. Lama-lama keterusan. Alhamdulillah akhirnya aku bisa juga membaca Alquran, meski masih terbata-bata. Sedikit demi sedikit kemampuanku bertambah. Aku pun mulai belajar tata cara shalat dan ajaran Islam lainnya.

Sebagai imam dalam rumah tangga, aku berkewajiban mendidik anak istri dengan ajaran Islam. Dan alhamdulillah anak istri semuanya mau hijrah. Aku juga mengajak hijrah keluarga yang lain dan teman-teman. Tapi itu tidak mudah. Sebagian mereka bisa menerima, sedang yang lainnya belum bisa. Bahkan ada yang bilang aku ini fanatik. Ketika ada yang bilang seperti itu, aku bilang ya nggak apa-apa. Aku hanya bisa berdoa semoga mereka itu bisa segera hijrah.

Sebenarnya ketika aku pertama kali mau shalat, ada perasaan malu. Masa rocker shalat. Karena ada perasaan malu itulah, aku pun melakukannya dengan ngumpet-ngumpet. Namun akhirnya aku sadar juga, tidak mungkin aku melakukan shalat sambil ngumpet terus. Aku harus melakukannya terang-terangan. Minimal kan dengan aku shalat ini bisa mengingatkan mereka yang belum shalat untuk shalat.


Takut Ketinggian

Aku ini takut 'ketinggian'. Sementara profesiku di Jamrud itu, mobilitasnya selalu naik pesawat. Ketika naik pesawat, maka rasa takut pun kerap menghantuiku. Kalau pesawat itu pasti jatuh, tewaslah kita. Itulah yang selalu kebayang. Sering wajahku pun pucat pasi dan keringatan. Secara mental aku benar-benar merasa tersiksa. Ini lebih parah dibandingkan tersiksa secara fisik.

Setelah merenung dan mulai belajar Islam, akhirnya aku bisa memahami bahwa hal itu wajar terjadi pada manusia. Setiap manusia itu lemah. Pasti ia tergantung kepada sesuatu. Ada saat-saat yang bisa kita kuasai dan ada saat yang kita dikuasai. Di saat tidak dikuasai itulah kita harus pasrah.

Ketika naik pesawat misalnya, di situ ada pilihan pesawat apa yang akan kita ditumpangi. Tapi ketika sudah memilih pesawat dan sudah di atas, maka kita harus pasrah. Karenanya setelah tahu Islam, sebelum berangkat dan naik pesawat aku pun selalu berdoa kepada Allah.

Sebelumnya tidak seperti itu. Ketika di atas pesawat, aku berusaha melawan rasa takut itu. Macam-macam kegiatan dilakukan, seperti minum khamr dan lainnya. Alhamdulillah saat itu tidak sampai kecelakaan. Tidak terbayang, kalau saat itu celaka dan belum beriman, ke mana aku nanti setelah meninggal?


Enak Ngaji Dibanding Manggung

Terus terang, sejak banyak mengkaji Islam, aku sering diminta untuk mengisi talkshow tentang masalah keislaman. Talk show di sini dalam artian aku menjadi motivator. Keilmuanku sebenarnya masih minim. Tapi meski begitu aku tetap sampaikan ilmu itu ke banyak orang di talk show tersebut. Aku katakan ini bukan profesi. Tapi ini kewajiban aku sebagai orang Islam.

Mengisi talkshow bagi aku adalah kepuasan tersendiri. Aku merasa lebih nyaman mengisi talk show dibanding ketika manggung nyanyi. Ini yang aku rasakan. Di sini aku bisa menyampaikan tentang keislaman yang dipahami ke banyak orang.

Karena itu aku sampaikan pesan kepada umat Islam, khususnya para penggemar Jamrud, mudah-mudahan mereka mau ngaji agar paham tentang Islam, kemudian mau mengamalkan dan selanjutnya bisa menyampaikan lagi ke teman-teman lainnya. Jangan dikira baik itu untuk sendiri saja, karena menurut hadist tidak dikatakan beriman seseorang sebelum peduli kepada orang lain. [] Pendi


ImageDidit, Teman Dekat Ricky
Saat Ricky belum banyak mengenal Islam dan belum ada pengjian rutin di rumahnya, kita-kita ini hidup agak bebas dan biasa minum minuman yang memabukkan. Tapi setelah Ricky berubah setidaknya kita segan untuk minum-minum lagi. Kita jadi malu sendiri. Awalnya kita merasakan agak aneh juga melihat perubahan Ricky itu.
Tidak nyangka Ricky bisa seperti sekarang ini. Kelebihan dia, setelah kenal sama ustad-ustad adalah banyak membaca buku-buku Islam. Karena itu bisa dikatakan di antara teman-temannya, Ricky itu ya ustad. Karena apa yang dibicarakan itu ada dalilnya.

ImageBudi Mulyana, Guru ngaji Ricky

Aku harapkan mudah-mudahan kang Ricky bisa istiqamah. Insya Allah beliau bisa berproses ke arah yang lebih baik. Mengamati perubahannya, aku salut. Dia dan teman-temannya mau terus mengkaji Islam meski pun kepada orang yang usianya lebih muda. Padahal tidak semua orang bisa mendengar perkataan orang di bawah usianya.

.



Sebuah Surat Jeritan Tangis Dari Gaza untuk Umat Islam Dunia

Tuesday, 20 January 2009 19:41

Syabab.Com - Berikut ini adalah surat langsung dari seorang Ibu di Gaza yang dua pekan lalu sempat diwawancarai oleh saluran televisi, Islam Channel - UK. Ketika beliau diwawancarai, saudara kita yang bernama Umm Taqi ini harus menyabung nyawanya karena bom sewaktu waktu bisa meluluhlantakkan rumahnya.... Hari Ahad lalu, 17/01/2009, surat dari beliau dibacakan di depan ribuan demonstran di Marble Arch, London. Pada malam harinya dibacakan kembali dalam sebuah show yang berjudul Muslimah Dilemma di Islam Channel.

Berikut isi surat lengkap Umm Taqi dari Gaza yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dari surat aslinya yang berbahasa Arab.

Assalamualaikum,

Saudaraku muslim dan muslimah, dalam kesempatan ini aku ingin mengirim pesan dari saudaramu di Gaza. simaklah kondisi kami dan sampaikan kepada siapa saja entah itu orang yang kalian kenal ataupun yang tidak kalian kenal

Ketika Zionis menyerang kami tanggal 27 Desember 2008, sebenarnya mereka tidak hanya menyerang Hamas, dan kaum muslimin di Gaza, tapi mereka menyerang umat Islam keseluruhan. Mereka menyerang Islam dengan harapan bahwa mereka akan dapat melemahkan dan akhirnya menghancurkan Islam dan umat Muhammad SAW.

Dan mereka tidak akan pernah berhenti di sini. Mereka ingin merampas Al Aqsa yang kita cintai, mereka ingin Tepi Barat dan percayalah kepadaku jika saya katakan bahwa mereka ingin seluruh Timur Tengah.

Namun mereka tidak akan pernah berhasil. Mereka tidak akan pernah bisa memadamkan cahaya Allah. Insya Allah.

Situasi yang kami hadapi mengerikan namun iman kami kuat, Alhamdulillah, meskipun kami tidak memiliki air yang memadai dan kalaulah ada, air itu sudah terpolusi dan kami tidak memiliki uang untuk membeli air mineral. Ketika kami memiliki uang maka orang yang menjualnya menyampaikan bahwa terlalu bahaya untuk mereka berjalan keluar dan mendapatkan supply. Kami tidak memiliki gas dan ini sudah berlangsung sejak empat bulan terakhir. Kami hanya bisa memasak sedikit makanan di atas tungku-tungku yang sudah kami siapkan.

Para keluarga laki laki kami telah kehilangan pekerjaannya. mereka menghabiskan keseharian mereka di rumah. Suamiku pergi seharian dari satu tempat ke tempat lain hanya demi mendapatkan (kebutuhan) dasar air. Biasanya dia kembali ke rumah dengan tangan hampa. Tidak ada sekolah, tidak ada bank, dan Rumah sakitpun jarang yang buka. Kami selalu sadar bahwa nyawa kami terancam setiap kali kami keluar rumah.

Mereka (zionis) memberikan jam malam antara pukul 1 hingga 4 sore. Kami bisa keluar dalam keadaan aman untuk mendapatkan supplai, kata mereka. Tapi itu semua bohong! Seringnya jutsru mereka menggunakan kesempatan itu untuk menambah jumlah syuhada dalam daftar mereka.

Kami makan sehari nasi dan sehari roti. Daging dan susu adalah kemewahan. Mereka menggunakan senjata perang kimia di area perbatasan. Mereka menggunakan bahan kimia di daerah-daerah perbatasan. Mereka tidak hanya membunuh kami dengan peluru dan tank-tank dan pesawat-pesawat B52, tetapi juga mereka membunuh kami secara perlahan dengan membuat anak-anak kami kelaparan, yang menyebabkan munculnya penyakit yang sulit digambarkan yang disebabkan bahan kimia itu dan mereka tertawa atas penderitaan kami yang berkepanjangan dan tak tertahankan ini.

Setelah semua ini, kami diberitahu bahwa orang-orang di seluruh dunia berdemo. MashaAllah! Fakta bahwa kalian pergi ke kedutaan-kedutaan dan meninggalkan rumah-rumah kalian membuat kami merasa bahwa kami tidak sendiri dalam perjuangan ini.

Tetapi kalian bisa pulang ke rumah dan mengunci rumah kalian. Sedang kami.... Kami tidak bisa melakukan itu. Tiap malam aku harus meninggalkan rumahku yang berada di lantai-lantai dan tinggal bersama saudara perempuanku di lantai dasar. Jika ada serangan maka lebih cepat bagi kami untuk meninggalkan (gedung) dari lantai dasar.

Tetapi umat bertanya-tanya di manakah tentara kaum Muslim? Di manakah kemenangan? Dan di manakah pemimpin sejati kita yang akan menyelamatkan kita dari kematian? Di manakah tentara Shalahudin al-Ayubi? Jangan berharap pada PBB, mereka mengakui Israel sebagai sebuah Negara pada tahun 1949 dan mengunci nasib kami menjadi seperti pada hari ini. Jangan menoleh ke Amerika atau Inggris, bukankah mereka yang menyerbu ummat Islam di Irak dan Afghanistan? Panggilah para tentara di Mesir, Syria, Turki, Arab Saudi, dan Pakistan. Dimanakah tentara Bangladesh, Negara-negara Teluk, Indonesia dan Libya? Apakah mereka cukup hanya menonton para wanita menjerit meminta pertolongan ketika musuh mengubur anak-anak kecil kami? Apakah kuping mereka tuli hingga tidak bisa mendengar jeritan saudaranya laki-laki dan perempuan? Bukankah kami memiliki hak untuk makan dan minum dengan selamat dan aman. Bukankah kami juga punya hak untuk tertawa dan hidup dengan memiliki harapan?

Ya.... Kami lelah, ketika kami mendengar roket dan bom serta melihat pesawat-pesawat yang terbang mendekati gedung, aku menjerit bersama anak laki-lakiku yang masih muda dan suamiku merasa tidak mampu melakukan apa-apa.

Saudara muslim laki-laki akan tahu seperti apa rasanya ketika merasa putus asa untuk bisa melindungi kehormatan dan kehidupan keluarga Anda. Ada sesuatu yang membunuh dia dari dalam. Kami sering bertanya-tanya kapan mereka akan menjual tanah kami dengan harga murah, apakah serangan ini akan merenggut nyawa seribu atau dua ribu orang. Kami masih menunggu dan melihat. Orang-orang Israel sudah merencanakan di tempat mana mereka akan buat pemukiman baru di Gaza. Seperti inilah keadaan kami.

Dalam hal ini tidak ada yang bisa menyelamatkan kami selain Allah. Jangan lupakan kami karena hanya kalianlah yang kami miliki. Sadaqah baik kalian tidak sampai kepada kami dan ketika mereka membuka perbatasan hanya segelintir orang yang mendapatkan (sumbangan) itu yang tidak tahu harus berbuat apa karena akan beresiko bagi hidup kami hanya untuk membeli makanan. Mereka akan membunuh siapapun, siapapun apakah dia adalah anak umur lima tahun yang sedang membawa makanan untuk keluarganya. Kami ingin hidup dari keringat kaum laki-laki kami, bukan dari keringat orang lain karena kami sedang sekarat. .

Tetaplah berjuang di Jalan Allah dan berdoalah agar kemenangan itu segera datang inshaAllah..

Semoga Allah SWT membuat kami teguh dalam din ini, selama masa perjuangan ini dan selama masa kemudahan. Ya Allah, berilah kemenangan kepada kami segera dan segeralah tegakkan kembali Islam sebagai otoritas yang dengannya kami hidup, Ya Allah, kirimlah kepada kami anak-anak Salahudin, bala tentara Islam untuk menyelamatkan ummat Muhammad SAW dari penindasan di mana kita hidup. Ya Allah lindungilah anak-anak kami dan usirlah kaum zionis dari tanah kami. Ya Allah, hari ini saksikanlah pada hari ini kami telah meminta pertanggung jawaban para pemimpin kami, kami berdoa semoga Engkau segera mengembalikan kepada kami seorang pemimpin sejati, seorang Khalifah. Amin.

Wassalam,
Saudaramu Umm Taqi

Surat dalam Bahasa Inggris:

Asaalam Alykum,

My dear sisters and brothers I wanted to take this opportunity to send you a message from the sisters in Gaza . Please hear our situation and tell everyone that you know and dont know.

When the Zionists attacked us on 27th December 2008, they not only attacked Hamas, they not only attacked the Muslims of Gaza, they attacked Muslims everywhere. They attacked Islam in the hope that they will weaken it and ultimately destroy it and ummah of Muhammad SAW.

And they will never stop here. They want the beloved Al Aqsa, they want the West Bank and believe me when I tell you that they want the whole of the Middle East.

But they will never succeed. They will never remove the light of Allah inshAllah.

Our situation is dire but our eman is strong alhamdulillah, even though we have no water to speak of, and when we do it is polluted and we have no money to buy mineral water. When we find the money those that sell it say that it is too dangerous for them to travel out to get new supplies. We have no gas, and have not had for the last four months. We cook the little food we have on real fires that we have learned to prepare.

Our men have lost all of their jobs. They spend their days at home now. My husband can spend a day just going from place to place just for the basic need of water. He usually returns empty handed. There are no schools, no banks, hardly any hospitals open. You are constantly aware that you risk your life when you go out and when you are indoors. They give us a curfew between 1-4pm. We can go out, they say, in safety to get your supplies, but that is a lie. They have ofetn used that opportnity to add more shuhada to their list.

We eat one day rice and one day bread. Meat and milk are a luxury. They are using chemical warfare in the areas which are on the borders. They are killing us by bullets and tanks and B52s, but they are also killing us slowly by starving our children, inflicting indescribable diseases with their chemical warfare and laughing as our suffering becomes prolonged and unbearable.

All this and we are being told that people demonstrate all over the world. Masha Allah. the fact that you go to embassies and leave your homes makes us feel truely that we are not alone in our struggle.

But you go home at night and lock your door. We cannot do that. I have to leave my home on the second floor every night and stay with my sister on the ground floor. Should there be an attack, it's quicker to leave from the ground floor.

But the ummah is asking where are the Muslim armies? Where is the victory? And where is our true leader who will save us from this death? Where are the armies of Salahadeen Ayubi? Do not look to the UN, they recognised Israel in 1949 as a state and sealed our fate as it is today. Do not turn to America or Britain, did they not invade our ummah in Iraq and Afghanistan. Call the armies in Egypt, in Syria, in Turkey, in Saudi Arabia, and Pakistan. In Bangladesh, in the Gulf, in Indonesia and in Libya where are they? Are they content to watch women scream for their help as they bury their young children? Are the screams of their sisters and brothers falling on deaf ears? We have a right to eat and drink in safety and security. We have a right to laugh and live in hope, do we not?

Yes we are tired. When we hear rockets and bombs and see planes that fly too close to our building, I scream with my young son and my husband feels helpless. The brothers will know what it must be like to feel helpless to protect the honour and lives of your family. It kills something of him inside. We often wonder when will they sell our land cheaply, will it take one thousand or two thousand deaths. We wait to see. The Israelis have started to plan where their settlements will be in Gaza. This is what we have become.

In all this there is no one but Allah (swt) that can save us. Don't forget us because you are all that we have now. Your sadaqaat is not reaching us, and when they open borders it only reaches a few who can do nothing with it because we risk our lives just to buy food. They will kill anyone, anyone even if he is a five year old child carrying food for his family. We want to live from the sweat of our men, not from the sweat of others because we are dying.

Keep up the work of Allah and pray and work for the victory that will come soon and rescue our ummah everywhere inshAllah.

May Allah SWT make us steadfast in our deen, during struggle and during ease. Ya Allah bring us the victory soon and re-establish Islam as the authority by which we live, Ya Allah send us the sons of Salahudeen, the army of Islam to rescue Mohammed's SAW ummah from the oppression under which we live. Ya Allah protect our children and remove the zionists from our land. Ya Allah witness today that we account our rulers, we pray that you return our true leader the Khaleefah soon. Ameen.

Wass.

Your sister umm Taqi.

Demikianlah jeritan dari Gaza untuk diketahui oleh umat Islam di berbagai pelosok negeri. Sungguh, siapa pun yang membaca dengan seksama surat dari Gaza di atas, selayaknya merasa malu dan tentunya tersentak. Betapa hari demi hari mereka yang diliputi oleh kesulitan dalam kehidupan dan kebiadaban Israel yang siap di setiap saat. Seperti yang disampaikan dalam surat itu mereka bertanya, di manakah tentara-tentara kaum Muslim?

Ketika mereka mengetahui aksi protes yang dilakukan oleh kaum Muslim di berbagai penjuru dunia yang mendesak para penguasa negara-negara Muslim mengerahkan tentara perang mereka untuk melindungi Gaza, bagi mereka itu adalah harapan baru. Mereka merasa tidak sendiri dan deritanya selalu diingat oleh saudaranya di penjuru dunia tanpa mengenal batas-batas pemisah, nasionalisme.

Sebagai salah satu wujud kepedulian Anda untuk Muslim Gaza, silahkan untuk ikut serta menyebarluaskan surat ini agar kenyataan di Gaza ini diketahui oleh seluruh umat Islam. Sehingga, umat Islam segera bergerak untuk membebaskan Gaza, Palestina dan juga negeri-negeri Muslim lainnya dari penjajahan kekafiran. Dan itu hanya dapat dilakukan jika umat bersatu di bawah kepemimpinan yang tulus, Khilafah Rasyidah. [z/scg/amee/syabab.com]

Sekedar alat Penjajahan, Wajib Keluar Dari PBB

Jumat, 09 Januari 2009

PBB sudah tidak berguna lagi. Sekarang yang ada hanya komunitas internasional, yang hanya bisa dipimpin oleh satu-satunya adidaya, yakni Amerika Serikat.’ (John Bolton, saat menjadi Duta Besar AS untuk PBB tahun 2004)

Kegagalan PBB menghentikan pembantaian umat Islam di Gaza dikritik banyak pihak. PBB memang sering kali mandul dan tidak berkutik berhadapan dengan Israel. Puluhan resolusi PBB pun sudah dikeluarkan . Negara Zionis Israel pun ngotot tidak mematuhi . Namun tidak ada aksi apapun dari organisasi internasional ini. Paling keras hanya sekedar mengecam. Resolusi PBB mengecam Israel, lagi-lagi diveto oleh Amerika Serikat.

PBB hanya sekedar alat legitimasi negara-negara Barat yang digunakan untuk kepentingannya. Sebaliknya PBB tidak berbuat apa-apa kalau tidak sejalan dengan kepentingan Barat. Memang sejak awal menurut PBB didirikan oleh negara-negara pemenang perang dunia kedua untuk kepentingan mereka.PBB adalah organisasi kufur yang didirikan oleh negara-negara kufur penjajah untuk kepentingan mereka, wajib hukumnya keluar dari PBB

Asal-usul kelahiran PBB memang tidak bisa dilepaskan dari keluarga Kristen Eropa. Liga Bangsa Bangsa (LBB) yang menjadi cikal bakal PBB pada awalnya adalah keluarga besar Kristen Eropa , yang lahir dari komunitas negara-negara Kristen untuk menghadapi Daulah Islam (abad ke 16 sd 19 M ) . Kemudia disebut sebagai keluarga Internasional atau Komunitas Internasional , meskipun pada mulanya negara non Kristen tidak dibolehkan masuk. Dari sinilah kemudian lahir berbagai kesapakatan diantara komunitas negara kristen yang kemudian melahirkan UU Internasional .

Bahwa PBB sekedar alat letimasi kepentingan Barat memang banyak terbukti Berdirinya Negara Israel tidak bisa dilepaskan dari resolusi PBB . Setelah Liga Bangsa-bangsa (LBB) memberikan mandate kepada Inggris untuk menjajah Palestina. Beberapa tahun kemudian tahun 1948 setelah terjadi perdebatan seru di PBB seputar masalah Palestina, keluarlah resolusi PBB No.151 yang menetapkan pembagian wilayah Palestina menjadi dua negara yaitu negara Yahudi dan Palestina. Resolusi ini dijadikan alasan untuk membenarkan keberadaan negara Israel.

Organisasi ini juga bertanggung jawab memprovokasi dan mendukung disintegrasi Timor Timur; Irak, Aceh, Papua . Legitimasi pun diberikan PBB melegalkan penjajahan Barat Irak dan Afghanistan. Dewan Keamanan PBB lewat resolusi PBB 1483, tanggal 22 Mei 2003, yang memberikan legitimasi hukum dan undang-undang internasional bagi pendudukan Amerika dan Inggris atas Irak.

Pada bagian awal resolusi itu antara lain disebutkan, “Dewan Keamanan mengakui bahwa kekuatan pendudukan (Amerika dan sekutunya, red.) atas Irak memiliki sejumlah kewenangan, tanggung jawab, dan kewajiban tertentu sebagaimana yang dituntut undang-undang internasional.” Dalam resolusi tersebut juga disebutkan bahwa kewenangan kekuatan pendudukan adalah mengelola ekonomi dan harta kekayaan Irak.

AS juga menggunkan PBB untuk menghancurkan Irak. Usai perang teluk yang pertama, Richard Buttler, ketua komisi pelucutan senjata –UNSCOM- yang dibentuk PBB untuk melucuti sistem persenjataan Irak. Irak sendiri telah meminta kepada PBB untuk mengganti Richard Buttler yang berkewarganegaraan AS itu. Alasannya karena ia adalah agen AS untuk memata-matai sistem persenjataan Irak. Hal yang sama sekarang terjadi pada Iran. AS memanfaatkan PBB menghentikan pengembangan teknologi nuklir Iran.

Tuntutan restrukturisasi PBB sudah lama digulirkan banyak pihak. Hak veto yang dimiliki hanya 5 negara anggota tetap dewan keamanan PBB menunjukkan ketidakadilan dan diskriminasi. Secara substansial hak veto juga bertentangan dengan prinsip demokrasi, yang sering mengatakan suara mayoritas adalah penentu kebenaran. Lewat Hak Veto yang dimiliki oleh negara Amerika Serikat, Perancis, Inggris, China, Rusia, ini keputusan apapun meskipun disetujui oleh mayoritas anggota PBB yang lainnya bisa dibatalkan. Walaupun hanya satu negara pemilik hak veto tidak setuju.

Tidak heran kalau PBB selalu mandul untuk menindak Israel. Sebab hampir setiap resolusi yang berkaitan dengan Israel yang dianggap merugikan negara itu akan segara diveto oleh Amerika Serikat. Washington telah memveto 32 resolusi yang dianggap merugikan Israel sejak tahun 1982.

Disamping keluar dari PBB adalah membubarkan PBB dan membentuk tatanan dunia baru yang lebih adil. Dalam kondisi seperti ini kebutuhan akan keberadaan Khilafah Islam semakin terasa. Sebab, Khilafah akan menghilangkan penyebab penderitaan dunia (PBB dan UU Internasional, Koalisi Negara adi daya, Imperialisme). Negara Khilafah akan menerapkan syariat Islam yang akan memberikan kebaikan pada semua manusia . Terakhir, khilafah akan membangun opini umum melawan kapitalisme global dan mendakwahkan Islam rahmatan lil alamin. (Farid Wadjdi)

Catatan :

KETERLIBATAN PBB DALAM PEMBANTAIAN MASSAL

Rwanda.

Pada 1994, PBB gagal mencegah pembantaian massal di Rwanda, sehingga hampir satu juta jiwa tewas terbunuh, akibat penolakan para anggota Dewan Keamanan untuk melakukan tindakan militer di sana. Perancis (salah satu anggota tetap Dewan Keamanan) mendukung tindakan rezim suku Hutu yang hendak menumpas pemberontakan suku Tutsi, dalam perang saudara yang berlangsung sejak era kolonial.

Di tengah merebaknya krisis, pasukan penjaga perdamaian PBB ditugaskan hanya untuk mengevakuasi warga negara asing dari Rwanda, bukannya melindungi etnis Tutsi. Akibatnya, pasukan penjaga perdamaian asal Belgia meninggalkan sebuah sekolah kejuruan teknik yang menampung 2000 pengungsi Tutsi, sementara milisi-milisi Hutu mengepung sekolah itu di luar. Segera setelah berlalunya pasukan Belgia, milisi-milisi Hutu itu memasuki sekolah dan membantai semua orang yang ada di dalamnya, termasuk ratusan anak-anak. Hanya berselang empat hari kemudian, Dewan Keamanan malah mengurangi jumlah personelnya hingga hanya mencapai 260 orang saja.

Srebrenica.

Peristiwa hampir serupa terjadi setahun kemudian dalam pembantaian Srebrenica. Sekalipun -baik Inggris maupun AS- menginginkan pembagian wilayah, AS ingin agar keamanan di sana dipegang oleh NATO secara de facto. PBB merencanakan Srebrenica sebagai ‘tempat aman’ bagi para pengungsi dengan menempatkan 600 orang pasukan penjaga perdamaian asal Belanda untuk melindungi kawasan tersebut. Namun, mereka kemudian malah menyerahkan kamp tersebut kepada pasukan Serbia yang langsung membantai para pengungsi di kamp tersebut.

Kongo.

PBB juga kembali gagal mengintervensi Perang Kongo ke-2 di Republik Demokratik Kongo. Pada Pebruari 2000, berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1291, sepasukan tentara penjaga perdamaian dikirim untuk memantau proses perdamaian. Namun kegagalan pasukan perdamaian tersebut dalam mengintervensi pasukan perdamaian sepanjang perang saudara harus dibayar oleh tewasnya hampir lima juta orang di sana

Kerahkan Pasukan untuk Berperang …

بسم الله الرحمن الرحيم

Setengah Kata!

KERAHKAN PASUKAN UNTUK BERPERANG; Itulah satu-satunya Kewajiban para Penguasa terhadap Pembantaian Gaza. Jika Tidak, Mereka benar-benar telah Mengkhianati Allah, Rasul-Nya dan Orang-orang Mukmin

Sejak Dhuhur, Sabtu, 28 Desember 2008 M, entitas Yahudi membombardir dengan pesawat-pesawat tempurnya secara brutal, dengan terus-menerus dan kadangkala secara sporadis, terhadap sejumlah kawasan di jalur Gaza. Sementara warga Gaza menghadapi serangan itu dengan dada-dada mereka, dengan sikap kepahlawanan yang sulit dicari tandingannya. Mereka menyabung nyawa mereka dengan senang hati; ada yang menjadi syahid, sementara ratusan dan ratusan lainnya terluka. Di saat pesawat-pesawat musuh memasuki wilayah udara mereka dengan aman dan tenang, tanpa sedikitpun rasa takut akan hadangan rudal-rudal yang akan merontokkannya atau pesawat-pesawat tempur yang menghadangnya. Karena, para penguasa di negeri-negeri kaum Muslim telah menetapkan ”larangan bergerak” kapada pasukan dan pesawat-pesawat kita. Mereka hanya menjadikan pesawat-pesawat tempur sebagai pameran dan hiasan. Begitulah, akhirnya pesawat-pesawat Yahudi itupun merasa tenang dan terbang dengan aman. Padahal pesawat-pesawat itu membombardir manusia dan bebatuan, namun tetap aman dari setiap serangan dan bahaya!

Sesungguhnya para penguasa itu telah melakukan kejahatan, sejak mereka mengalihkan masalah Palestina dari agenda Islam menjadi agenda Arab, kemudian menjadi agenda Palestina. Mereka pun memposisikan diri sebagai pengamat yang bersikap netral. Bahkan, tidak hanya itu, justru mereka berpihak kepada musuh. Hingga mereka mempunyai kebiasaan dalam kondisi diserang, sebagaimana yang terjadi dalam tragedi pembantaian Gaza saat ini. Mereka sibuk mengamati pesawat-pesawat tempur Yahudi yang terbang silih berganti, lalu menghitung korban yang tewas dan terluka, setelah itu mereka berlomba-lomba mengeluarkan kecaman dan penolakan keras. Baik mereka yang ikut memblokade jalur Gaza secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Semuanya akan mengeluarkan kecaman dan penolakan keras. Bahkan penguasa Mesir, yang dari istananya, ketika menjelang serangan, Livni telah mengancam dan berjanji akan melakukan serangan, lalu pada hari berikutnya pengeboman pun mulai dilakukan terhadap jalur Gaza. Bahkan, penguasa seperti ini pun tetap mengeluarkan kecaman dan penolakan keras!

Memang, para penguasa itu sudah tidak punya rasa malu, baik kepada Allah, Rasul-Nya maupun kepada orang Mukmin. Mereka telah memblokade jalur Gaza sebelum diblokade oleh musuh. Mereka menginginkan warga Gaza menjadi mayat, dan tidak menginginkan mereka hidup-hidup. Karena itu, mereka menolak membuka pintu perbatasan mereka, ketika denyut kehidupan itu masih ada. Mereka baru mau membukanya setelah darah mengalir di atas kolam. Sekarang, mereka menyerukan diadakannya serangkaian pertemuan untuk ”mengkaji” respons yang harus diberikan terhadap pembantaian Gaza. Seolah-olah respons tersebut masih kabur. Sekali waktu mereka menyerukan diadakannya konferensi tingkat tinggi. Kali lain mereka menyerukan pertemuan tingkat menteri luar negeri. Berikutnya, mereka menyerukan pertemuan bersama… Itulah kebiasaan yang mereka ikuti. Mereka berkumpul, untuk makan dan minum. Kemudian mereka mengeluarkan pernyataan. Setan membisikkan kepada para pengikutnya bahwa itulah “sebaik-baik” perang! Tidak hanya sampai di situ, mereka pun menyandang kehinaan dan aib mereka dengan pergi ke Dewan Keamanan PBB. Mereka meminta negara-negara yang telah mendirikan entitas Yahudi dan mendukungnya dalam merampas Palestina, tanah yang diberkahi, agar negara-negara itu mengeluarkan resolusi untuk membantu Palestina dan rakyat Palestina:

“Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka putuskan itu.” (QS. an-Nahl [16]: 59)

Sesungguhnya respons terhadap pembantaian Gaza itu sudah jelas, bukannya tidak jelas. Dan itu tidak membutuhkan rapat, pertemuan dan evaluasi. Demikian juga respons itu tidak tergantung kepada resolusi dari negara-negara yang telah mendirikan dan mendukung entitas Yahudi. Tetapi respons itu, hanya dan hanya dengan cara mengerahkan tentara untuk berperang dan menghimpun orang-orang yang mampu untuk menjadi tentara. Dan, tidak ada lagi yang lain. Para penguasa itu pun memahami hal itu. Namun, mereka itu ibaratnya hanyalah kayu-kayu yang menjadi alat. Mereka memang sangat mahir dengan bersilat lidah, melakukan kebohongan dan penyesatan.

“Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?” (QS. al-Munâfiqûn [63]: 4)

Wahai Kaum Muslim

Waspadalah jangan sampai para penguasa itu berhasil mengelabuhi Anda, sehingga Anda merasa puas hanya dengan izin yang mereka berikan kepada Anda untuk melakukan long march, pawai, demonstrasi atau pengamanan yang mereka berikan. Semuanya itu sekali-kali tidak akan bisa menghalangi kebenaran sedikit pun. Tetapi hendaknya Anda mengambil tugas berat Anda menuju istana-istana mereka, sehingga Anda bisa memaksa mereka agar mau mengerahkan pasukan untuk berperang.

Lalu, Anda wahai para tentara; apakah Anda tidak merindukan salah satu dari dua kebaikan (yaitu, kemenangan atau mati syahid)? Bagaimana mungkin pembunuhan dilakukan terhadap saudara-saudara Anda, meski begitu Anda tetap berdiam diri di barak-barak Anda? Apakah para penguasa yang telah menjual agamanya dengan dunia, bahkan dengan dunia pihak lain itukah yang menghalangi Anda untuk menolong dan membela saudara-saudara Anda?

Allah, Allah wahai para tentara! Sesungguhnya Hizbut Tahrir menyerukan Anda untuk meraih kemuliaan dunia dan akhirat, pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat, atau surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang telah disiapkan bagi orang-orang yang bertakwa:

“Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman (QS. at-Taubah [9]: 14)

Begitulah caranya menolong warga Gaza. Begitulah seharusnya respons terhadap pembantaian Gaza. Begitulah seharusnya menghancurkan blokade dari mereka. Begitulah Allah melegakan hati orang-orang Mukmin:

“Sesungguhnya (apa yang disebutkan) dalam (surat) ini, benar-benar menjadi peringatan bagi kaum yang menyembah Allah) (QS. al-Anbiyâ’ [21]: 106)

Ya Allah, kami telah menyampaikan, ya Allah saksikanlah.

01 Muharram 1430 H Hizbut Tahrir
28 Desember 2008 M

Hanya Dua Kata: Khilafah dan Jihad yang Bisa Menghentikan Kebiadaban Israel

KANTOR JURUBICARA HIZBUT TAHRIR INDONESIA

Nomor: 151/PU/E/01/09

Jakarta, 04 Januari 2009 M

08 Muharram 1430 H

PERNYATAAN

HIZBUT TAHRIR INDONESIA

Hanya Dua Kata: Khilafah dan Jihad

yang Bisa Menghentikan Kebiadaban Israel!

Sudah sembilah hari, Israel dengan brutal membantai umat Islam di Gaza. Lebih dari 450 orang telah gugur sebagai syuhada’, dan 2300 lainnya menderita luka. Simpati dan reaksi pun berdatangan dari seluruh dunia. Aksi menggema di mana-mana untuk mengecam dan mengutuk kebiadaban Israel. Mulai dari negeri-negeri Arab dan non-Arab, bahkan di negara-negara Barat sekalipun. Semuanya mengecam dan mengutuk kebrutalan Israel.

AS dan negara Yahudi pun terdesak oleh opini dunia. Menlu AS, Condoleezza Rice pun mulai mencari kambing hitam. HAMAS dituding sebagai penyebab terjadinya tragedi pembantaian ini. AS takut situasi ini akan memburuk, dan terkena batunya. Kemarahan umat Islam kepada para penguasa mereka pun membuncah, sebagaimana yang ditunjukkan kepada rezim otoriter Mesir, Husni Mubarak, Raja Abdullah Yordania dan Raja Abdullah Saudi. Tidak mustahil, kemarahan ini akan berujung pada kejatuhan mereka, dan berdirinya Khilafah.

Karena umat Islam mulai sadar, bahwa hanya Khilafah yang bisa menyelesaikan masalah Palestina. Khilafahlah yang akan menyatukan seluruh potensi umat Islam dan mengumumkan jihad untuk melawan kebrutalan Israel dan sekutu-sekutunya.

Oleh karena itu, Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:

1. Tindakan brutal Israel ini jelas merupakan tindakan biadab, yang bukan hanya harus dikecam dan dikutuk dengan keras, tetapi juga harus dihadapi dan dilawan dengan kekuatan yang sama. Sesungguhnya gelombang protes tiada henti yang dilakukan oleh umat Islam diseluruh dunia menunjukkan, bahwa mereka sesungguhnya ingin melakukan itu, dan dengan izin Allah mereka mampu mengalahkan Israel, namun para penguasa merekalah yang justru menjadi penghalang. Bukan hanya itu, para penguasa mereka jugalah yang telah menutup pintu perbatasan Palestina dengan negara mereka, sehingga anak-anak, kaum perempuan dan orang tua pun menjadi sasaran pembantaian brutal Israel.

2. Terhadap serangan brutal itu, AS dan negara-negara Barat justru memaklumi tindakan Israel, padahal serangan brural ini nyata-nyata merupakan tindakan terorisme, dan melanggar HAM. Ini membuktikan, bahwa HAM hanyalah omong kosong, yang hanya diperuntukkan buat AS dan sekutunya, tapi tidak untuk warga Palestina dan umat Islam. Serangan biadab Israel itu juga menunjukkan bahwa global war on terrorism itu hanyalah kedok untuk memerangi Islam. Bila sungguh-sungguh ingin memerangi teroris, mengapa tindakan ini dibiarkan dan para pejabat Israel yang bertanggung jawab juga tidak disebut teroris?

3. Menyerukan kepada penguasa negeri-negeri Muslim untuk segera mengerahkan kekuatan militernya untuk menghentikan kebiadaban Israel dan melindungi umat Islam di Palestina. Bila tidak, berarti para penguasa negeri-negeri Muslim telah mengkhianati Allah, Rasul dan orang-orang Mukmin, dengan membiarkan terjadinya pembantaian terhadap warga Palestina.

4. Menyerukan kepada pemerintah Indonesia untuk tidak sekedar mengecam kebiadaban Israel. Pemerintah Indonesia seharusnya mengirim Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke Palestina tanpa menunggu instruksi dari PBB. Karena, PBB jelas tidak bisa diharapkan berpihak kepada umat Islam yang ditindas. Organisasi dunia ini terbukti lemah di hadapan Amerika Serikat dan sekutunya. PBB selama ini justru hanya dijadikan legitimasi kepentingan negara-negara penjajah seperti AS.

5. Menyerukan kepada umat Islam untuk secara sungguh-sungguh berjuang demi tegaknya Khilafah, karena hanya Khilafahlah yang mampu menyatukan 1,4 milyar umat Islam di seluruh dunia dengan segenap potensi yang dimilikinya. Dengan kekuatan inilah, mereka akan memiliki kekuatan untuk melindungi diri, termasuk melawan kebiadaban seperti yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina sekarang ini. Khilafah akan memobilisasi tentara-tentara negeri-negeri Islam dan seluruh umat Islam dengan jihad fi sabilillah menghancurkan Israel dan negara-negara pendukungnya seperti AS dan sekutunya.

Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia

Muhammad Ismail Yusanto

Hp: 0811119796 Email: Ismaily@telkom.net

 

© Copyright AL-FATIH ZONE 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.