Blogger Themes

News Update :

BENAZIR 'PINKIE' BHUTTO

Senin, 31 Desember 2007

Ia senang berpesta di masa mudanya.

Nama tengah itu adalah panggilan akrab Benazir Bhutto. Nama yang diberikan keluarganya sejak bayi. Memang secara fisik, ia pantas dipanggil Pinkie. Wajahnya cantik, segar, dengan rona pipi kemerahan. Sewarna dengan lipstik yang selalu ia gunakan.

Ia masih terlihat cantik hingga akhir hayatnya, di usia 54 tahun. Boleh jadi kemolekan wajahnya itu terpelihara lantaran ia hidup bahagia, bergelimang harta. Ini wajar saja, lantaran kakek dari ayahnya, Sir Shahnawaz Bhutto, adalah seorang bangsawan yang pertama kali membuka daerah Larkana, Provinsi Sindh, Pakistan.

Baru sekali Bhutto ke sekolah tanpa diantar sopir. Itu terjadi pada 1969 saat belajar di Harvard University's Radcliffe College, Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat. Ketika itu musim dingin dan ia merasa sangat kedinginan. "Itu sangat sulit karena baru pertama saya berjalan kaki ke sekolah," katanya.
Kehidupan glamor terus menggelayuti masa mudanya. Selama tinggal di Negeri Abang Sam itu, ia sering membeli pakaian di pusat belanja papan atas Saks Fifth Avenue, Manhattan, New York. Perilakunya kian menjadi-jadi ketika ia belajar hukum internasional dan diplomasi di Oxford University, Inggris.

Di sana ia sering berpesta-pora yang dipenuhi minuman beralkohol dan kemungkinan seks bebas. Namun, Bhutto membantah jika dikatakan ia terlibat dengan dua jenis barang haram itu. Hanya, ia mengaku senang menari dalam pelbagai pesta.

Meski begitu, ia adalah perempuan yang pintar. Pada Desember 1976, ia terpilih sebagai Presiden Oxford Union, sebuah kelompok debat bergengsi di universitas tersebut. Ia adalah perempuan Asia pertama yang menduduki posisi tersebut.

Masa sulit bagi Pinkie Bhutto mulai terjadi setelah ayahnya, Presiden Zulfikar Ali Bhutto, dihukum gantung pada 1979. Bersama ibunya, Begum Nusrat Bhutto, dan suaminya, Asif Ali Zardari, ia pernah mendekam di tahanan. Ia pun terpaksa mengasingkan diri selama delapan tahun di London dan Dubai setelah digulingkan Nawaz Sharif pada 1996.

Kesulitan itu tak membuatnya menjadi penakut. "Tak penting kehidupan seperti apa yang akan saya jalani, yang pasti itu sebuah kesempatan, tanggung jawab, dan kewajiban," ujar Bhutto dalam kata pengantar buku otobirografinya berjudul Daughter of the East yang akan diterbitkan lagi awal tahun depan.

Ia juga tidak peduli disebut sebagai perempuan yang bergaya hidup Barat. Kenyataannya, ia memang tidak memakai jilbab seperti tradisi keluarganya. Ia hanya mengenakan kerudung. Meski begitu, ia mengidolakan Khadijah, istri Nabi Muhammad. Ia pun bangga menjadi seorang muslim. "Saya merasa menjadi seseorang yang istimewa dan berkewajiban memperlihatkan Islam sebagai agama toleransi dan pluralisme," katanya.

Kini Pinkie sudah tiada. Selain berpisah dengan Ali Zardari, ia meninggalkan seorang putra, Bilawal, 19 tahun, dan dua putri: Bakhtwar (17) dan Assefa (14). (Koran Tempo, 29 Desember 2007)

www.korantempo.com/korantempo/2007/12/29/Internasional/krn,20071229,32.id.html


ANALISIS POLITIK :

Konspirasi Gedung Putih-Musharraf di Balik Tragedi Bhutto, Mengapa Tidak?

Share this Article on :

0 komentar:

 

© Copyright AL-FATIH ZONE 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.