080401ademo-fitna1.jpgPenyiaran film dari anggota Parlemen Belanda Geert Wilders yang menyerang Islam, khususnya Quran yang Mulia adalah bukti akan sikap hipokrit dari apa yang senantiasa didengungkan oleh Eropa sebagai “kebebasan berbicara”. Seruan Wilders untuk melarang Quran bertentangan dengan kebebasan berbicara yang dia dan yang lainnya senantiasa junjung. Masalah ini tidak hanya pada penyiaran filmnya tapi juga pada kartun dari Denmark, yang keduanya dibuat untuk menyerang, memprovokasi dan menghasut Islam dan kaum muslim. Penggunaan istilah yang sama atas “kebebasan berbicara” yang diberikan pada orang-orang yang menyebarkan propaganda melawan Islam ditolak ketika orang-orang berbicara menentang imperialisme Barat. Penggunaan prasangka semacam ini atas apa yang dinamakan prinsip yang tidak dapat diganggu gugat tidaklah konsisten dengan kebijakan-kebijakan pemerintah Eropa, yang secara terus-menerus membangkitkan propaganda mereka. Hal ini sesuai dengan sejarah unik Eropa atas rasisme dan xenophobia (kebencian atas orang asing) atas kaum minoritas dari semua kepercayaan dan warna kulit.

Penyokong liberalisme sekuler selalu berargumen bahwa, melalui penghapusan agama dari urusan kehidupan, maka liberalisme dapat melakukan apa yang tidak dapat dilakukan agama: yakni mengharmoniskan masyarakat sehingga masyarakat dengan keyakinan dan perilaku yang berbeda dapat hidup berdampingan. Namun, ilusi bahwa Eropa yang Sekular adalah merupakan benteng toleransi, sekarang tampaknya menjadi hal yang menggelikan. Demonstrasi yang sering terjadi atas tindakan intoleransi yang dilakukan oleh kaum ekstrimis sekuler atas jutaan kaum muslim yang tinggal di Eropa sukar untuk dibandingkan dengan keyakinan Eropa masa lalu di bawah Gereja. Asimilasi melalui pengkontrolan mesjid, membungkam perbedaan politik dan tuntutan atas kesetiaan yang membabi buta kepada negara atas seperangkat nilai yang tidak jelas sekarang menjadi norma di banyak ibu kota Eropa.

Seruan Wilders untuk melarang Quran juga menggambarkan ketidak mampuan yang nyata musuh-musuh Islam menghadapi Islam dengan cara intelektual dan rasional yang terjadi selama berabad-abad. Mereka terjebak pada sikap selalu menyalahkan kaum muslim (dan yang lainnya) , dengan mengatakan reaksi kaum muslim ketika agama mereka dihina sebagai sikap yang emosional. Sementara argumentasi mereka sendiri menjadi melemah dengan kebencian dan seruan yang berulang kali diutarakan untuk melarang sejumlah besar hal: hijab, niqaab, partai-partai politik dan sekarang Al Quran. Sangat berbeda dengan al Quran yang mendorong pemikiran rasional untuk berpikir dan bertanya atas tujuan penciptaan manusia.

Pemerintahan di Eropa yang mendukung perang atas Islam, pendudukan di Irak, Afghanistan dan Palestina, dan mendukung para penguasa tiran di Dunia Islam tidak diragukan lagi akan menyambut propaganda lebih besar untuk mengobarkan petualangan imperialis mereka. Tapi tidak ada seorangpun yang ragu bahwa kebijakan-kebijakan itu hanya akan memberi semangat di Dunia Islam untuk melihat sebuah pemerintahan yang kuat, yang bebas dari cengkraman kolonial untuk menggantikan para penguasa dictator yang lemah di negeri-negeri Islam . Pemerintah diktator yang bersedia melakukan penyerangan ketika diperintahkan melakukannya untuk kepentingan barat, namun hampir tidak terdengar sepatah katapun ketika serangan dilakukan berulang kali atas Islam.

Pesan Hizbut Tahrir kepada kaum muslim adalah untuk merespon serangan semacam itu seperti yang telah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW; ketika beliau dihina, dan dakwahnya dilarang. Namun, beliau mendebatnya dengan suatu alasan, argumen yang paling bijaksana dan dengan cara yang paling baik. Serangan-serangan ini hanya akan menambah semangat beliau untuk melaksanakan Dakwah. Dalam beberapa minggu kedepan, Hizbut Tahrir Inggris akan mengorganisir serangkaian ceramah publik dan debat mengenai isu-isu kebebasan bicara, hukum Syariah, penindasan atas wanita dan meningkatnya rasisme dan fasisme di Eropa.

Kami juga menyerukan kaum muslim untuk lebih bersungguh-sungguh lagi menegakkan Negara Khilafah , yang merupakan solusi satu-satunya atas segala permasalahan yang terjadi pada Umat Muslim. Negara Khilafah tidak hanya akan membebaskan Umat Muslim dari Kolonialisme dan pendudukan tapi juga akan melawan dengan keras orang-orang yang menyerang Agama Islam.

Hizbut Tahrir Inggris

21 Rabi al Awwal 1429

28 Maret 2008

(Riza Aulia ; sumber www.hizb.org.uk)