Blogger Themes

News Update :

Ledakan Xinjiang: Kesempatan China Memberangus Gerakan Pejuang Khilafah

Selasa, 12 Agustus 2008

Ledakan kembali terjadi di Xinjiang daerah bagian Barat Daya China pada Ahad (10/08/08), pada hari kedua Olimpiade Beijing. Dua orang tewas pada ledakan yang terjadi hampir sepekan setelah peristiwa ledakan yang menewaskan 16 orang tersebut.

Sementara, ledakan yang menewaskan 16 orang dan 16 lainnya mengalami luka-luka tersebut terjadi pada Selasa (4/8) di Propinsi Xinjiang, Barat Laut China yang berpenduduk mayoritas muslim.

Menurut beberapa saksi ledakan terjadi pada wakut fajar. Mereka melihat kobaran api dan mendengar tembakan-tembakan sporadis. Pemerintah China menyatakan militan Uighur di Xinjiang yang mengkampanyekan kemerdekaan “Turkestan Timur” menjadi ancaman tehadap Olimpiade.

Upaya China Memberangus Gerakan Islam

Sejak serangan bom yang telah menewaskan 16 orang tersebut, pejabat resmi Xinjiang menuduh kelompok Islam di balik aksi penyerangan tersebut. Mereka juga menyebut-nyebut partai politik global Hizbut Tahrir. Bahkan sebelumnya, berbagai propaganda larangan terhadap gerakan ini gencar di kawasan tersebut.

Beberapa media internasional ikut serta meneruskan tuduhan ini. Seperti dikutip oleh Times Online, Turkish Weekly, dan media lainnya.

“Baru-baru ini media China menyebutkan juga Hizbut Tahrir, sebuah kelompok yang bertujuan menjatuhkan pemerintahan sekular di Asia dan menggantikannya dengan Khilafah,” tulis media Turkish Weekly yang mengutip berita dari Radio Free Europa Radio Liberty (RFE/RL).

Sementara itu Times Online memberitakan hal yang sama.

“Pejabat resmi di Xinjiang meningkatkan perhatiannya terkait meluasnya sebuah kelompok sunni internasional yang disebut Hizbut Tahrir, atau Partai Pemebebasan, yang bertujuan untuk menyusun Khilafah Islamiyyah di penjuru Asia dan telah menggelar protes di kota sebelah Barat Khotan di bulan Maret,” tulis Jane Macartney pada media Times Online.

Hizbut Tahrir Menolak Tuduhan Cina

Pemerintah China berulangkali menuduh partai politik global anti kekerasan Hizbut Tahrir sebagai pelaku sebuah serangan di perbatasan China yang telah menewaskan 16 orang polisi. Menanggapi tuduhan pemerintah China tersebut, Taji Mustafa, perwakilan media Hizbut Tahrir Inggris (HTB) dengan tegas menolak tuduhan yang tak berdasar tersebut.

“Kami menolaK tuduhan tak beralasan ini. Semua mengetahui sejak didirikan pada tahun 1953, Hizbut Tahrir hanya melakukan pekerjaan politik untuk mendirikan kembali Khilafah Islam di dunia Muslim,” kata Taji Mustafa.

“Seperti tuduhan-tuduhan yang dilakukan secara berkala oleh para tirani di dunia Muslim, seperti Karimov atau Mubarak, sebagai perintah untuk memberikan sebuah justifikasi untuk penindasan brutal mereka terhadap aktivitas politik partai ini,” tegasnya lagi.

Taji Mustafa menegaskan bahwa rejim China secara kejam telah menindas warga Musim dibawah jubah “perang melawan teror”. Masjid-masjid telah dimusnahkan, para Imam ditahan untuk berhaji ke Makkah dan kaum Muslim dintimidasi.

“Meskipun penindasan kejam ini, Islam di kawasan itu mengalami pembangkitan kembali yang terpantul seluruh Asia Tengah dan Tenggara, dengan tumbuhnya keinganan massa menyerukan untuk kembali pada Islam dalam negara dan masyarakat,” tambahnya lagi.

Taji menegaskan kejadian ini akan seperti yang mereka inginkan, akan digunakan oleh pemerintah China untuk menekan Hizbut Tahrir dan kaum Muslim di China.

“Pemerintah China akan terus berlanjut untuk mencegah, memenjarakan, menyiksa, dan mengintimidasi kaum Muslim di China, tidak lebih dari menyaingi model pemerintah Barat yang telah konsisten menggunakan “war on terror” untuk membisukan penolakan politik dan penyerangan mereka atas dukungan yang terus tumbuh terhadap Khilafah di dunia Muslim,” tegas Taji Mustafa. (q/li)

Share this Article on :

0 komentar:

 

© Copyright AL-FATIH ZONE 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.