obama.jpghizbut-tahrir.or.id - “Saya berjanji kepada Anda bahwa saya akan melakukan apapun yang saya bisa dalam kapasitas apapun untuk tidak hanya menjamin kemanan Israel tapi juga menjamin bahwa rakyat Israel bisa maju dan makmur dan mewujudkan banyak mimpi yang dibuat 60 tahun lalu,”(Barack Obama)

Islam dan Israel adalah dua isu sensitif dalam dunia politik Amerika Serikat. Dalam pemilu presiden AS misalnya, Islam merupakan citra yang negative. Tidak heran kalau lawan-lawan politik Obama berupaya membangun opini dia pernah menjadi muslim atau dekat dengan Islam.

Jody Rose, juru kampanye sukarelawan dari Jones County kubu Clinton, pernah menyebarkan email 21 November 2007. Associated Press, hari Minggu (9/12) mempublikasikan isi email tersebut yang bunyinya, “Kita semua harus tetap waspada terkait pencalonan Obama sebagai kandidat presiden. Sebarkan email ini ke setiap orang yang anda kenal. Umat Islam sudah mengatakan bahwa mereka berencana menghancurkan AS dari dalam dan dari luar… “

Obamapun pernah diisukan pernah mengecap pendidikan madrasah Islam saat bermukim di Indonesia. Disebut-sebut madrasah itu mengajarkan ajaran wahabi. Tudingan ini langsung ditolak oleh Obama. Dia berulang kali membantah tuduhan bahwa dirinya seorang Muslim karena ia adalah anggota dari United Church of Christ.

Ketika ditanya pengalaman masa kecilnya di Indonesia Obama menjawab:” Saya pernah tinggal di Indonesia selama 41/2 tahun ketika saya masih kecil. Sekolah pertama yang saya masuki adalah sebuah sekolah katolik kemudian saya masuk ke sekolah umum, tapi mayoritas negara itu adalah muslim. Dan Islam yang dipraktekkan di Indonesia ketika itu adalah Islam yang sangat toleran. Negara itu sendiri secara eksplisit adalah negara sekuler dalam konstitusinya.”.

Obama pun menjelaskan bahwa Islam bisa kompatible dengan dunia modern. Islam dapat menjadi partner dengan agama-agama Kristen, Kristen , Yahudi, Hindu dan Budha dalam menciptakan dunia yang lebih baik. “Saya selalu mencurigai usaha untuk mewarnai Islam dengan cat yang lebih luas karena kebanyakan moyoritas orang Islam adalah orang-orang baik, yang berlawanan dengan retorika politik seolah terjadi benturan peradaban”, ujarnya

Obama juga mengkritik kampanye yang menjelek-jelekkan orang Yahudi dan ia membantah tuduhan bahwa ia memiliki latar belakang seorang Muslim. Menurutnya, tuduhan itu palsu. “Saya tidak pernah menganut agama Islam. Saya dibesarkan oleh seorang ibu yang menganut paham sekular dan saya adalah seorang Kristen yang aktif serta menjadi anggota jamaah agama Kristen, ” tukas Obama.

Menjadikan Islam sebagai isu politik untuk menjatuhkan lawan membantah klaim bahwa faktor agama tidak penting bagi masyarakat AS. Sekaligus membuktikan bahwa Islam masih dianggap sebagai ancaman dan cendrung dicitrakan negatif di negara Paman Sam itu. Islam memang menjadi common enemy (musuh bersama) dalam perang melawan terorisme yang dilakoni oleh Bush.

Saat memulai perang melawan terorisme Bush menyatakan bahwa perang ini adalah perang Salib (Crusade). “This Crusade, this war on terrorism, is going to take a along time(Perang salib ini, perang melawan terorisme , akan memakan waktu yang lama)” , ujar Bush. (BBC, 16/sept/2001). Penggunakan kata perang Salib (crusade) tentu bukan tanpa makna, perang salib jelas mengisyaratkan dalam perang melawan terorisme ini , Islam adalah musuh.

Hal senada dinyatakan Wakil menteri pertahanan urusan intelijen Letnan Jenderal William Boykin mengatakan: “the U.S. battle with Islamic terrorists as a clash with the devil (bahwa perang melawan teroris Islam sama dengan perang melawan setan) .”(VOA,22 oktober 2003).

Wajib Membela Israel

Isu sensitif kedua adalah Yahudi dan Israel. Siapapun politisi, lebih-lebih lagi yang ingin menjadi presiden AS harus bisa membuktikan dirinya menjadi pelindung setia kepentingan Yahudi dan negara Israel. Pengaruh Yahudi dalam dunia politik AS memang sangat menggurita.

Kedatangan orang Yahudi di AS diperkirakan dimulai saat Columbus melakukan penjajahan ke benua Amerika. Ekpedisi Columbus yang penuh darah banyak membawa orang-orang Yahudi Italia dan Spanyol. Jumlah orang Yahudi semakin lama semakin meningkat. Ketika terjadi revolusi Amerika melawan Inggris jumlah mereka ditaksir sekitar empa ribu jiwa. Namun setengah abad kemudian jumlahnya membengkak menjadi 3,3 juta jiwa.

Pengaruh Yahudi pun semakin menguat, ketika ekonomi AS dibangun oleh Rothschild yang dikenal sebagai tokoh Yahudi internasional. Gurita kerajaan ekonomi Rothshild pun semakin menguat hingga saat ini, menguasai berbagai sektor terutama perbankan.

Keluarga Bush yang dikenal sebagai konglomerat minyak pun diperkirakan memiliki hubungan dengan garis keturunan Yahudi. Eramuslim Digest mengutip sebuah artikel yang berjudul “Goerge W. Bush, Zionist Double Agent,American Traitor”. Artikel yang ditulis Texe Marrs, investigator independen - setelah selama lebih kurang enam tahun meneliti akar silsilah keluarga Bush- membuktikan hubungan itu.

Kekuatan lobi Yahudi di dunia politik AS pun tidak diragukan lagi. Dua organisasi yang sangat menentukan sikap politik luar negeri AS adalah JINSA (Jews Institute for National Security Affairs) dan CSP (Centre for Security Policy) yang dekat dengan CPD (Committee on The Present Danger). CPD sendiri merupakan tempat berkumpulnya para Hawkist Gedung Putih dan Pentagon seperti Paul Wolfowitz, Dick Cheney, Karl Rove. Terdapat juga AIPAC (American Israel Public Affairs Committee) yang juga memiliki peran yang besar.

Tidaklah mengherankan kalau Obama juga mengikuti tradisi politik AS ini, tunduk kepada Yahudi dan siap membela negara Zionist Israel. New York Sun Editorial (January 9, 2008) mengungkap bagaimana sikap Obama terhadap Israel.“saya memiliki komitmen yang jelas dan kuat atas keamanan Israel sekutu terkuat kita di wilayah itu dan satu-satunya di wilayah itu negara dengan demokrasi yang mapan. Dan itu akan menjadi titik awal saya”, ujarnya.

Obama juga mengatakan. “Jika saya menjadi presiden Amerika, maka negara ini harus bahu membahu dengan Israel,” seperti dikatakan. Obama kepada Dewan Demokrasi Yahudi Nasional (The National Jewish Democratic Council) bulan February 2007.

“Mereka yang telah bekerja dengan saya di Chicago pada Dewan dan sekarang ada di Senat AS akan menyaksikan bahwa saya bukan cuma omong besar, saya akan melakukan apapun jika menyangkut keamanan Israel. Saya piker ini hal yang fundamental. Saya kira ini menyangkut kepentingan AS kerena hubungan kami yang istimewa, karena Israel tidak hanya telah membangun demokrasi di wilayah itu tapi juga merupakan sekutu terdekat dan loyal kepada kita,” katanya pada NJDC..”

Kandidat presiden Partai Demokrat, Barack Obama mengatakan dia akan melakukan apapun semampunya untuk menjamin keamanan Israel dan melindungi hubungan yang ada antara Amerika Serikat dan Israel. “Saya berjanji kepada Anda bahwa saya akan melakukan apapun yang saya bisa dalam kapasitas apapun untuk tidak hanya menjamin kemanan Israel tapi juga menjamin bahwa rakyat Israel bisa maju dan makmur dan mewujudkan banyak mimpi yang dibuat 60 tahun lalu,” kata Obama dalam sebuah acara yang disponsori oleh Kedutaan Besar Israel di Washington untuk menghormati hari jadi negara Israel yang ke-60. Dia diperkenalkan oleh duta besar Israel kepada AS, Sallai Meridor

Sikapnya terhadap Hamas juga tidak berbeda dengan presiden Bush. “Saya sudah mengatakan bahwa mereka adalah organisasi teroris, yang tidak boleh kita ajak negosiasi kecuali jika mereka mengakui Israel, meninggalkan kekerasan, dan kecuali mereka mau diam oleh perjanjian sebelumnya antara Palestina dan Israel.

Walhasil, umat Islam tidak perlu berharap Obama akan bersikap lebih adil kepada umat Islam terutama kaum muslim Palestina. Tidak perlu juga berharap Obama akan menghentikan Israel membantai umat Islam di Palestina. Tidak akan pernah, karena sikap politik AS sangat jelas, siapapun yang menjadi presiden harus mendukung kepentingan Yahudi dan menjamin keamanan negara Israel. Ini adalah perkara yang wajib bagi politik AS.

Yang mungkin terjadi malah sebaliknya, kebijakan Obama bias jadi lebih keras terhadap umat Islam dan Palestina. Pasalnya, dia merasa harus membuktikan isu yang selama ini mengatakan dia dekat dengan Islam dan mendukung HAMAS adalah tidak benar.(Farid Wadjdi)