Blogger Themes

News Update :

Demokrasi Penghalang Kebangkitan

Rabu, 14 Mei 2008

EDITORIAL/MEI/2008
Bergulirnya era reformasi di negeri ini, mencuatkan harapan masyarakat untuk menuju kepada kebangkitan. Bangkit dari kemiskinan dan keterpurukan. Bangkit dari kebodohan dan kesengsaraan.

Umat Islam pun mendambakan kehidupan yang lebih baik. Terutama dalam menjalankan syariat Islam yang selama Orde Lama dan Orde Baru terbelenggu.

Benih-benih kebangkitan itupun tampaknya mulai merekah. Ditandai dengan makin tingginya kesadaran umat untuk kembali ke jalan lurus yang mampu menghantarkan kepada kebangkitan hakiki, yakni ideologi Islam.

Masyarakat mulai melirik Islam sebagai solusi atas berbagai himpitan masalah yang terjadi akhir-akhir ini akibat penerapan sistem kapitalisme. Mereka mulai sadar, betapa kapitalisme telah menindas sisi-sisi kemanusiaan mereka hingga kelaparan merajalela, gizi buruk mengancam generasi, minyak tanah menghilang, dst.

Namun, kebangkitan yang didambakan tak jua menyapa karena sistem sekular-kapitalisme masih setia bercokol di negeri ini. Kendati sudah jelas impotensinya dalam menghadapi berbagai persoalan bangsa, sistem ala Barat yang notabene buatan manusia itu masih juga dipertahankan. Bahkan anehnya, digadang-gadang menjadi resep jitu untuk memulihkan kondisi bangsa menuju lebih baik.

Demokrasi misalnya, masih dipuja-puja sebagai satu-satunya model pembangunan yang mampu membawa masyarakat pada kemajuan. Padahal kenyataannya, demokrasi justru penghambat kebangkitan. Sebaliknya, demokrasi membawa masyarakat pada kemunduran, kembali ke zaman jahiliyah.

Gara-gara demokrasi yang melegalkan kebebasan beragama misalnya, aliran sesat bertumbuhan bak jamur di musim hujan. Akidah umat yang lurus, poran-poranda oleh berbagai paham nyeleneh. Akibatnya, pola pikir umat merosot ke dalam jurang irasionalitas.

Gara-gara demokrasi pula yang menawarkan pemilihan pimpinan langsung, mulai ketua RW, kepala desa, bupati, walikota, gubernur hingga presiden, konflik horisontal antarwarga meluas. Umat yang satu terancam terpecah-belah karena beda partai, beda kandidat, dan bahkan beda isi amplop.

Gara-gara demokrasi yang mensahkan kebebasan bertingkah-laku, pornografi dan pornoaksi merebak hingga menjungkirbalikkan harkat dan martabat manusia lebih rendah dari binatang.

Jadi, masihkah berharap pada demokrasi sebagai resep jitu pembawa kebangkitan umat? Kalau iya, sampai kapanpun kita hanya mengejar fatamorgana. Karena itu, sudah saatnya melengserkan demokrasi dari percaturan politik, bahkan peradaban dunia. Karena demokrasi sesungguhnya tak layak disebut sebagai sebuah peradaban, kecuali peradaban jahiliyah. Mari kembali kepada Islam. [asri]


http://www.gaulislam.com/demokrasi-penghalang-kebangkitan/

Share this Article on :

0 komentar:

 

© Copyright AL-FATIH ZONE 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.