Pertanyaan:

Benarkah bahwa konflik di Libanon telah memasuki sebuah babak yang baru, sebagaimana yang telah diumumkan? Jika demikian, maka apakah aturan-aturan permainan yang baru di Libanon ada dalam babak baru?

Jawab:

Benar jika mengatakan bahwa konflik Libanon telah memasuki sebuah babak baru, dan untuk memahami hal ini dengan jelas, kami paparkan permasalahannya dari awal agar bisa memberikan suatu perspektif:

1. Amerika Serikat menikmati pengaruhnya dan mengendalikan Libanon sejak dilakukannya Kesepakatan Ta’if hingga terjadinya pembunuhan Rafiq Hariri, dan Syria melindungi pengaruh AS di Libanon ketika negara itu mengirimkan tentaranya atas perintah AS.

2. Setelah pembunuhan Hariri, Prediden Perancis Chirac melihat suatu kesempatan emas saat dia berharap untuk mengembalikan pengaruhnya di Libanon. Karena itu Chirac mengeksploitir kejadian-kejadian dan memobilisir para loyalis Perancis di Libanon dan berhasil dalam memalingkan opini public dari Amerika, Syria dan kelompok loyalisnya agar berpaling kepada Perancis hingga Amerika setuju untuk mengusir tentara Syria dari Libanon. Syria dengan patuhnya mengikuti perintah AS untuk keluar dari sana.

Konflik itu berlanjut dan menjadi isu yang memanas diantara AS, Syria dan para pengikutnya di satu sisi, dan Perancis bersama kelompok loyalisnya di sisi lain. Sementara itu Inggris bersama kelompok loyalisnya di Libanon, tetap menjaga tradisinya untuk ‘tidak secara terbuka memusuhi Amerika’, dengan mendukung Perancis dari belakang tanpa berkonfontrasi dengan Amerika secara langsung.

3. Hal ini berlanjut hingga Sarkozy melanjutkan Chirac sebagai presiden Perancis. Dia dikenal sebagai seorang sahabat pemerintah AS dan hal ini terlihat jelas selama kampanye pilpresnya. Karena itu konflik antara AS dan Perancis menguap dan digantikan ileh kompetisi dengan semangat yang sportif diantara kedua belah pihak. Sarkozy berharap untuk mencapai pemahaman dengan AS mengenai solusi atas konflik Libanon dan dengan begitu melindungi kepentingan Perancis. Dia terlihat memainkan peranannya dengan mengunjungi Libanon dan secara serius bekerja ke arah penyelesaian semacam itu.

4. Solusi seperti itu berada dalam jangkauan dan kemacetan satu-satunya adalah bahwa Inggris dan para pendukungnya tidaklah puas dengannya. Masalahnya Inggris tidak siap untuk meninggalkan Libanon dan menyerahkannya pada AS dan Perancis untuk berbagi dalam menyelesaikan persoalan diantara mereka. Sementara Inggris menjadi penonton yang bisu di luar lapangan. Tapi karena Inggris terkenal dengan kepiawaian dan kelicikan politiknya , orang-orangnya yang berada di Libanon menciptakan serangan atau semacamnya ketika penyelesaian semacam itu tampak di depan mata. Namun, hal ini tidak menghalangi kedua belah pihak, baik Perancis maupun AS dan Syria dan mereka terus melanjutkan dan kompetisi persaingan itupun menjadi berlarut larut. Manuver yang dilakukan Inggris memang mempengaruhi solusi itu secara sporadis, tapi tidak dapat memanaskan konflik hingga ketingkat yang berbahaya.

5. Situasi ini terus berlanjut dengan adanya keterlibatan AS, Perancis dan para pengikutnya dalam suatu kompetisi yang sehat dan aktivitas-aktivitas subversif yang dilakukan Inggris. Namun hal ini tidak mengganggu hubungan AS dan Perancis dan Inggris gagal untuk dapat merubah aturan main diantara para pemain kunci itu. Situasi ini terus ada hingga Presiden Perancis Sarkozy bertemu dengan Perdana Menteri Gordon Brown pada tanggal 27 Maret, 2008 untuk mendiskusikan akibat krisis perusahaan-perusahaan hipotik Amerika yang berakibat pada hutang yang amat besar bagi perbankan dan perusahaan-perusahaan keuangan di Eropa dan juga runtuhnya perusahaan-perusahaan peminjaman kredit perumahan Amerika.
Tampaknya kepiawaian Inggris telah berhasil menciptakan ketidak percayaan di hati Sarkozy pada isu akan amat besarnya kerugian yang diderita oleh perusahaan-perusahaan Eropa sebagai akibat dari krisis pinjaman kredit perumahan Amerika. Ketidak percayaan ini telah tercermin pada hubungan Perancis dengan Amerika di Libanon khususnya ketika Perancis telah mengamati bahwa Amerika menunda solusi di Libanon untuk mempersiapkan landasan agar bisa memperkuat cengkramannya dan tidak rela membiarkan potongan kue di Libanon bagi Perancis.
Sejak saat itu, kemudian diketahui bahwa hubungan Perancis-AS di Libanon tidak lagi kompetitif, melainkan sedikit bermusuhan. Aktivitas-aktivitas Inggris telah menjadi lebih tidak harmonis lagi bagi orang-orang pendukung Perancis di pemerintahan yang sebelumnya telah terhenti karena pertengkaran para pendukung Walid Jumblat …pemerintah Libanon telah mengambil langkah-langkah ini tanpa mempengaruhi kebijakan-kebijakannya. Tapi pada saat ini skenarionya berubah dan Perancis secara serius menjadi prihatin atas situasi ini.

6. Pada bulan April, 2008, isu atas jaringan komunikasi dan kamera-kamera pada airport menjadi isu yang memanas untuk menjadi hanya sekedar krisis, dan menjadi sedemikian rupa sehingga Walid Jumblat menyerukan sebuah konperensi pers mengenai isu ini termasuk isu direktur keamanan airport …

7. Pemerintah, alih-alih meladeni provokasi Jumblat sebagaimana yang telah dilakukan sebelumnya tanpa mempengaruhi kebijakan-kebijakannya, sekarang merespon dengan mengambil keputusan yang berkaitan dengan jaringan komunikasi airport, isu-isu kamera dan isu direktur keamanan airport. Hal ini dikarenakan kenyataan bahwa Inggris dan Perancis pada saat ini bekerja bersama-sama.

8. Ringkasnya, setelah isu jaringan komunikasi dan isu direktur keamanan meledak, Inggris membujuk Perancis untuk mendukungnya pada isu tersebut, dengan berasumsi bahwa reaksi-reaksi AS, Syria dan penentangannya tidak menjadi kenyataan karena Amerika disibukkan oleh kampanye pemilu. Dan kemudian konflik itu akan menyebabkan terjadinya scenario ‘angkatan bersenjata versus pihak oposisi …yang diikuti oleh sebuah solusi dimana Inggris, Perancis dan para kaum loyalisnya akan memastikan bahwa kepentingannya tetap aman.

9. Inggris dan Perancis ternyata salah dalam memprediksi situasi ini, AS, Syria dan pihak oposisi memiliki pegangan yang kuat baik dalam hal angka dan kesiapan, dimana penguasa yang cerdik seharusnya sadar bahwa reaksi kebalikannya adalah tidak terbatas pada kompetisi atau bahkan persaingan sederhana, tapi meledak menjadi permusuhan yang menyala-nyala. Tidak dapat dipungkiri bahwa Inggris sadar akan hal ini, tapi membiarkan isu ini untuk meledak di depan hubungan Perancis-Amerika!

10. Sekarang hal-hal ini diantisipasi untuk menghasilkan sebuah solusi, tapi tampaknya cenderung berpihak pada oposisi Amerika, Syria dan and Libanon, yang secara berlawanan mempengaruhi keseimbangan dari Eropa dan sekutu-sekutunya. Sebenarnya solusi-solusi yang baru (baik itu hanya namanya saja yang baru atau bahkan memang benar-benar solusi yang baru) mungkin muncul dari Kesepakatan Ta’if sedemikian rupa sehingga sebuah landasan Kesepakatan Ta’if yang baru muncul.

11. Karena itu, untuk mengatakan bahwa konflik ini telah memasuki sebuah babak yang baru adalah benar jika dilihat dari satu perspektif.

5 jumadil awwal 1429 H
9 Mei 2008
(Sumber :
www.khilafah.com; Senin, 19 Mei 2008)