Blogger Themes

News Update :

Rahmat Kurnia: Hanya Islam Untuk Kebangkitan Indonesia yang Hakiki

Rabu, 21 Mei 2008

Tuesday, 20 May 2008 21:11

Syabab.Com - Negeri ini benar-benar di gerbang kebangkrutan. Indonesia yang sejatinya menjadi negeri yang besar, maju dan bangkit tetapi realitasnya negeri ini belum bangkit. Indonesia menyatakan bukan negara sekular, bukan negara agama. Jadi wajar tidak bangkit-bangkit. Karena landasannya tidak ideologis, hanya setengah-setengah. Hanya Islam yang dapat mengantarkan pada kebangkitan Indonesia yang hakiki.

Demikian ungkapan Muhammad Rahmat Kurnia dari DPP HTI dalam Diskusi Publik Menuju Kebangkitan Indonesia, Selasa (20/05) di Masjid Istiqamah Bandung. Sekitar 1000 jamaah memadati ruangan utama Masjid Istiqamah, baik kawula muda maupun tua, pria maupun perempuan dari berbagai latar belakang.

"Indonesia itu sejarahnya, sejarahnya umat Islam. Sejatinya Indonesia itu bergerak berada di rel Islam. Tetapi sayang di dalam perjalannya Indonesia ini belok ke kiri pada orde lama, ke sosialis komunis. Kemudian belok ke kanan sampai sekarang ke kapitalis bahkan neoliberal. Akhirnya tidak sedikit diantara kalangan umat Islam sendiri yang tidak percaya diri dengan Islamnya," kata Muhammad Rahmat Kurnia.

Apa yang menimpa Indonesia menurut Rahmat Kurnia, bahwa negeri ini ekonominya amblas, dikuasai oleh segelintir orang dan pihak asing.

Menurut Rahmat, Akidah umat Islam tidak terjaga. Masalah Ahmadiyah saja pemerintah tidak tegas dan dengan mudah diintervensi oleh pihak luar.

"SKB akan keluar, tetapi tidak melarang melainkan peringata. Jadi hanya kompromi-kompromi saja," kata Rahmat.

Melihat generasi di negeri ini, Rahmat Kurnia mengungkapkan generasi menuju jurang kehancuran dengan pergaulan beas, narkoba, dan lain-lain. Kemudian menurutnya lagi pihak asing bebas berkeliaran di Indonesia. Belum lagi terdapatnya mata-mata dan komprador asing juga banyak beroperasi di negeri ini.

Rahmat Kurnia melihat Indonesia ini merupakan negeri Muslim terbesar baik dari luar daeah, penduduk, kekayaan, dan lain-lain.

"Maka, umat Islam di Indonesia mempunyai tanggung jawab terbesar terhadap umat Islam di dunia. Jadi, kebangkitan Indonesia harus menjadi lokomotif kebangkitan umat Islam dunia," tegasnya lagi.

"Indonesia adalah rumah kita, ya terserah kita, jangan terserah orang asing. Maka itu ayo bangkitkan dengan Islam," tambahnya lagi.

Rahmat Kurnia yang juga menjadi ketua Lajnah Siyasiyah DPP Hzbut Tahrir Indonesia memaparkan bahwa Hizbut Tahrir memberikan kontribusi penting untuk membangkitkan Indonesia. Menurutnya, Hizbut Tahrir memandang bahwa kebangkitan itu dimulai dari kebangkitan pemikiran. Dengan Islam itulah kebangkitan akan menghantarkan negeri ini menuju kebangkitan hakiki.

"Kebangkitan itu adalah meningkatnya taraf berfikir. Selama kita ini merasa dijajah dan penjajah lebih hebat dari kita, maka kita tidak akan pernah bangkit," tambahnya lagi.

"Pikiran yang paling utama adalah akidah dan syariah yang diyakini bahwa aturan itu adalah yang benar," tambahnya lagi.

Menurut ketua DPD HTI Jabar Muhammad Ryan dalam sambutannya, acara Diskusi Publik ini diselenggarakan bukan untuk merayakan peringatan 100 tahun kebangkitan nasional melainkan untuk memberikan secercah harapan dan kesadaran kepada kita semua, bahwa setelah kita mengalami lebih dari seratus tahun meomen perjuangan ini diperingati, tetapi masih menghadapi persoalan-persoalan di berbagai bidang.

"Realitas-realitas itu menunjukkan indikator-indikator bukanlah kepada suatu kebangkitan tetapi malah mengarah kepada suatu kebangkrutan suatu bangsa," kata Muhammad Ryan dalam sambutannya.

Telah terjadi pembohongan publik yang menghapus peran Islam dari perjuangan di negeri ini. 100 tahun kebangkitan nasional yang mengacu pada lahirnya Boedi Oetomo menujukkan hal ini dengan tegas. "BO itu hadir pertama sifatnya kesukuan, hanya untuk orang Jawa dan hanya untuk orang Madura. Jadi kalau orang memperingati kebangkitan nasional acuannya 1908 berarti mendukung kebangkitan hanya untuk orang Jawa dan hanya untuk orang Madura. Kedua, tokoh-tokoh di Boedi Oetomo bekerja kepada orang-orang Belanda dan sangat manut dan tunduk kepada Belanda," kata Lutfi Affandi, Humas HTI Jabar dalam memberikan pengantarnya dalam acara Diskusi Publik ini. [z/m/syabab.com]























Share this Article on :

0 komentar:

 

© Copyright AL-FATIH ZONE 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.