Intisari wawancara dengan Radio Republik
Kenaikan harga BBM selalu saja menjadi momok. Ketika harga minyak dunia melonjak, kondisi perekonomian dalam negeri langsung terganggu. Sayangnya, setiap terjadi kenaikan harga BBM dunia selalu diikuti oleh pengurangan ’subsidi’ hingga harga minyak naik. Alasannya, untuk menyelamatkan APBN. Padahal, banyak sekali komponen yang mempengaruhi APBN. Diantaranya memang belanja subsidi. Kontribusi belanja subsidi hanyalah berpengaruh sebesar 15%-18% terhadap kue ekonomi. Namun, yang lebih besar adalah belanja utang yang untuk tahun ini mencapai 200 triliun rupiah. Mengapa yang selalu diotak-atik adalah belanja subsidi? Mengapa belanja hutang tidak mau pernah diotak-atik? Mengapa hutang tidak ditangguhkan saja? Ini menggambarkan bahwa pemerintah memang tidak mempedulikan kepentingan rakyat banyak. Padahal, kondisi rakyat semakin berat.
Daya beli masyarakat telah menurun sejak tahun 2007. Realitas menunjukkan inflasi umum sekitar 6,6%, dan inflasi pangan dua kalinya 11,3%. Kondisi 2008 lebih parah daripada tahun 2007. Sejak Januari 2008 inflasi pangan melonjak, daya beli masyarakat makin tertekan. Menurut BPS, inflasi yang akan dirasakan oleh masyarakat miskin sebesar dua kali lipat inflasi pangan, yakni sebesar 20%. Sungguh kondisi ini sangat menekan rakyat.
Industri pun demikian. Harga minyak di
Oke, bila pemerintah mengatakan kenaikan BBM adalah langkah terakhir. Tapi, sudahkah langkah-langkah yang mungkin telah dilakukan. Bila belum dilakukan, mestinya tidak dulu dilakukan kenaikan BBM. Beberapa jalan yang dapat ditempuh adalah:
Penghasilan dari minyak itu ada bagi hasil antara pusat dengan daerah. Bagusnya, daerah-daerah berbicara dengan pusat bahwa dana bagian untuk daerah ditahan dulu dan digunakan untuk menutupi harga BBM. Andaikan dana tidak ditahan juga, sementara harga BBM naik, tetap saja pemerintahan daerah harus mengeluarkan dana resiko sosial.
Hutang
Keuntungan Pertamina dipotong, untuk dialokasikan ke BBM.
Realitas menunjukkan bahwa pemerintah membeli minyak impor lebih mahal daripada harga semestinya. Sebab, ada rantai broker yang cukup panjang. Mestinya rantai broker ini diputus. Dengan cara seperti itu, kalau dapat menghemat 2 dollar per barrel saja akan dapat dikumpulkan banyak dana.
Jelaslah, bila harga BBM dinaikkan berarti kezhaliman tengah diberikan oleh pemerintah kepada rakyat![]
0 komentar:
Posting Komentar