Blogger Themes

News Update :

Film Bejat: Akibat Pemerintah dan DPR Tidak Menyelesaikan RUU APP

Rabu, 14 Mei 2008

Tuesday, 13 May 2008 23:34 Syabab.Com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta pemerintah dan Lembaga Sensor Film (LSF) melarang film "Mau Lagi" yang disingkat ML. MUI juga meminta pemerintah membatalkan izin pemutaran film tersebut. Judul dan isi film ini sarat pronografi dan pornoaksi dan pelecehan terhadap perempuan. Negeri ini benar-benar diserang budaya rusak yang siap menghancurkan generasi akibat kapitalisme.

Lukai Umat Islam


Penduduk di negeri ini bermayoritas Muslim, tetapi para pelaku bisnis dan hiburan murahan tak lagi memandang aktivitas mereka apakah dimurkai Allah atau tidak. Halal dan haram sudah bukan tolok ukur mereka dengan menyebarkan adegan-adegan bejat, seronok dan sarat dengan kemungkaran. Merekalah para pengundang murka Allah di negeri ini. Bila dibiarkan maka, tinggal menunggu saatnya kerusakkan akibat murka dari sang Pencipta siap menerpa.

"Kami sudah kirim surat ke Depbudpar dan sudah ditanggapi, pemutarannya sekarang ditangguhkan, tapi kami minta supaya film itu sama sekali tidak diputar. Jangan sampai pemerintah membiarkan masyarakat terpapar tayangan yang demikian," kata Ketua MUI, Amidhan di Jakarta, Selasa.

Menurut MUI rencana perusahaan Indika mengedarkan film ML dinilai telah melukai umat Islam. Sebab MUI menilai film yang mulai diputar pada 15 Mei mendatang ini sarat pornografi dan pornoaksi, termasuk judulnya.

Ferry Irawan selaku associate producer sekaligus pemain film tersebut menyebutkan film ML dibuat bukan hanya mengedepankan tema seks bebas saja.

"Ceritanya juga ada tentang narkoba. Film ini bukan sex education, tapi kejadian nyata. Film ini dibuat dengan analisa mendalam dan pemikiran mendalam karena diangkat berdasarkan pengalaman di masyarakat," tegas Ferry.

Benar-benar para pelaku hiburan tersebut sudah tak lagi kreatif yang selalu mengedapankan seks demi uang. Sudah tak mendidik, penuh maksiyat, mengundang murka Allah lagi. Menyedihkan.

Dampak DPR acuh pada RUU APP

Amidhan telah mendapat kabar dari tiga menteri yakni Menteri Pariwisata, Menteri Komunikasi dan Informatika, serta Menteri Peranan Wanita yang akan memutuskan nasib film itu. Selain ML, banyak film sejenis beredar akibat pemerintah dan DPR tidak menyelesaikan RUU AP.

Amidhan juga menyampaikan imbauan kepada para produsen film supaya tidak memproduksi film untuk semata meraup untung tanpa perduli dampak terhadap masyarakat.

"Janganlah membikin film-film yang justru memicu timbulkan kerusakan moral masyarakat, tapi bikinlah film yang bisa menjadi inspirasi untuk melakukan kebaikan," demikian Amidhan.

Yang paling bertanggungjawab

Ketika sekularisme mencengkram benak negeri ini demikianlah kerusakkan terjadi di mana-mana. Generasi muslim berada di bawah ancaman bahaya, yakni perusakkan perilaku mereka oleh nilai-nilai hewani. Ketika pemerintah diam membisu dan tak peduli, maka merekalah yang paling pertama dan paling berat pertanggungjawabannya di akhirat kelak, ketika Sang Pencipta menghisabnya. Demikianpula para anggota DPR ketika acuh terhadap aturan-aturan-Nya, maka di akhirat kelak mereka akan ditanya oleh Sang Pencipta. Termasuk di dalamnya yang terlibat dari penghancuran generasi, produser, aktor, aktrsi, dll. Takutkah mereka dengan azab-Nya?

Tidak ada kata lagi untuk menyelamatkan generasi ini, bagi kaum Muslim untuk bangun dan kembali kepada Islam. Bentengi keluarga dan anak-anak dengan Islam serta berjuang mengembalikan Khilafah yang akan menjaga akidah umatnya. [m/a/ant/l6/syabab.com]

Share this Article on :

0 komentar:

 

© Copyright AL-FATIH ZONE 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.