Blogger Themes

News Update :

Vatikan Undang Kalangan Muslim dalam Dialog Agama yang Membahayakan

Kamis, 10 Januari 2008

Tuesday, 08 January 2008

 Syabab.Com - Vatikan mengundang para 'intelektual' muslim untuk berdialog di Roma. Agenda 'interfaith' ini sangat berbahaya bagi umat Islam. Para 'ulama' yang diundang pun tentu 'ulama' yang telah direstui penguasa. Seharusnya mereka berdebat untuk menunjukkan kebenaran dan kesalahan agama kufur mereka, bukannya berdialog yang kemudian merestui agama mereka.

Menurut sumber di Vatikan, sebuah pertemuan tersebut untuk pertama kalinya akan digelar para pendeta katolik dan ulama Islam yang akan berdialog antara Kristen dan Islam di Roma.

Pegawai resmi tertinggi vatikan yang bertanggungjawab dalam hubungan dengan Islam, Cardinal Jean-Louis Tauran mengatakan bahwa beliau mengundang tiga wakil ulama Islam pada bulan Februari atau Maret untuk bersedia menghadiri pertemuan tersebut.

"Dari satu segi, (pertemuan itu) boleh diartikan sebagai pertemuan bersejarah," kata Tauran dalam surat kabar Vatikan, L'Ossevatore Romano.

Sebelumnya, pada bulan Oktober, lebih kurang 138 cendekiawan Muslim telah mengirim surat ke Paus Pope Benedict dan pemimpin Kristen lainnya untuk mengajak dialog dengan para pemuka agama Kristiani tersebut.
Mereka mengatakan, "kalangsungan hidup dunia sendiri" mungkin bergantung pada dialog ini. Para cendekiawan ini menulis, bila para penganut Islam dan Kristiani tidak berdamai, maka tidak akan ada perdamaian di dunia ini.

Bennedict yang merupakan pimpinan Gereja Katolik dan mewakili lebih setengah panganut Kristen dunia, telah mencetuskan bantahan umat Islam pada tahun 2006 apabaila ucapannya memnyebutkan Islam sebagai agama yang mendukung terorisme dan tidak rasional.

Beliau berkali-kali menyesali ucapan itu tetapi tidak memohon maaf seperti yang diminta umat Islam.

"Dialog Antaragama" Agenda Kufur yang Berbahaya

Tiga wakil dari kelompok Islam akan datang ke Roma dalam beberapa bulan mendatang untuk merumuskan kerangka kerja pertemuan lanjutan yang lebih besar.

Agenda pertemuan dipecah menjadi tiga tema. Yaitu, menghormati martabat setiap manusia, saling menghormati kepercayaan masing-masing, dan toleransi agama di kalangan muda. Topik-topik ini diharapkan bisa mengatasi kekerasan dan ekstremisme agama. Sebuah perangkap bagi kaum Muslim untuk merestui agama Kristen.

Sangat jelas pihak kuffar ingin memberikan perangkap ini kepada umat Islam. ‘Ulama Islam’ yang menyahut seruan ‘dialog’ ini tentunya ulama yang telah ‘direstui’ oleh negara masing-masing, bukannya 'ulama yang sebenar-benarnya 'ulama. 'Ulama yang benar merupakan ulama yang bertugas sebagaimana tugasnya para Nabi, yakni mengajak orang kafir kepada Islam, bukannya berdialog dengan orang kafir untuk menerima agama kufur mereka, yang kemudian berkesimpulan bahwa semua agama adalah benar. Jelas ‘ulama bayaran’ ini begitu jahil seolah-olah tidak pernah membaca ayat-ayat Allah dan mengambil pelajaran dari apa yang terjadi.

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah ridha kepada kamu sehingga kamu mengikuti milah mereka” (TQS al-Baqarah [2]: 120).

Dialog antar agama (interfaith) merupakan salah satu agenda kuffar untuk menghilangkan kesucian Islam yang direncanakan oleh mereka sejak dahulu. Mereka sungguh membenci melihat perkembangan Islam dan mereka sudah tak mampu lagi untuk mencegahnya. Mereka juga tahu peperangan sudah tidak mampu menundukkan kaum Muslim. Karena Islam memiliki semangat jihad. Maka ‘dialog’ dilihat sebagai salah satu cara untuk melemahkan Islam dengan mencari titik temu antara agama. Dengan demikian, umat Islam akan ‘menghormati’ agama kufur dan menerimanya dengan ridha karena semua agama adalah sama. Di sinilah para ‘ulama’ ini akan dipergunakan sebaik-baiknya oleh pihak kuffar agar dapat diajak berbicara untuk ‘meridhai’ agama selain Islam. Alangkah buruknya ulama ini yang seolah-olah tidak memahami firman Allah,

“Sesungguhnya agama (yang benar dan diridhai) di sisi Allah ialah Islam...” (TQS. Ali Imran [3]:19)

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi.” (TQS. Ali-Imran [3]:85).

Apa sebenarnya yang dikehendaki oleh cendekiawan muslim yang sepakat berdialog dengan Pope Benedict ini? Adakah ini jawaban ulama Islam ini setelah Pope Benedict menyatakan Islam adalah agama yang mendukung terorisme dan tidak rasional padahal Pope sendiri tidak pernah memohon maaf? Mengapa mereka tidak melakukan debat? Inilah salah satu akibat apabila ‘ulama’ yang tidak memahami politik dan memisahkan politik dari Islam. Mereka tidak pernah faham agenda politik kaum kuffar dalam memerangi umat Islam. Berbagai bentuk serangan pemikiran dilancarkan orang kafir untuk melemahkan pemikiran kaum Muslimin. Sesungguhnya Allah swt telah mengingatkan kita semua tentang makar-makar kuffar ini,

“...mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. ...” (TQS al-Baqarah [2]: 217)

Seharusnya Berdebat, Bukan Dialog Antar Agama

Yang semestinya dilakukan oleh umat Islam adalah ‘berdebat’, bukannya berdialog dengan pihak kuffar ini. Kita wajib berdebat dengan mereka untuk menerangkan ‘kebenaran’ agama Islam dan ‘kesalahan’ agama mereka. Kita wajib berdebat (tidak memaksa) untuk mengajak mereka masuk ke dalam satu-satunya agama Allah yang benar Islam), bukannya berdialog yang kemudian setuju terhadap agama kufur mereka. Inilah yang telah ditunjukkan oleh Rasulullah dan para sahabat dan inilah caranya bagi kaum Muslim ‘melayani’ orang-orang kafir ini. [z/hdyt/myk/syabab.com]

Share this Article on :

0 komentar:

 

© Copyright AL-FATIH ZONE 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.