Blogger Themes

News Update :

Ramalan Nasib? Ke Laut Aje!

Sabtu, 02 Februari 2008

Tidaklah seseorang memiliki panjang angan-angan, melainkan amalnya menjadi buruk.
(Imam Hasan al-Bashri)

Ramalan, emang dari dulu jadi kepercayaan banyak orang di seluruh dunia. Di Perancis, Michel de Notredame yang lebih populer sebagai Nostradamus dikenal sebagai tukang ramal legendaris. Di Korea, Jepang, dan Cina, shio sering jadi acuan dalam menetapkan hari baik dan buruk. Di Jawa, pernah muncul nama Ranggawarsito sebagai peramal masa depan. Bahkan dalam dunia properti, posisi rumah sampe tata letak ruangan pun banyak yang dipengaruhi feng shui. Ramalan emang nggak ada matinya!
Tren ramalan juga membidik dunia remaja lewat rasi bintang zodiak. Pokoknya, heboh banget deh kalo udah ngobrolin zodiak. Soalnya, zodiak ngasih tahu remaja tentang masa depan asmara, keuangan, sampe pertemanan. Udah gitu, infonya diupdate tiap minggu. Gimana nggak seru kalo bisa ’tahu’ apa yang bakal terjadi dalam satu minggu.

Banyak yang bilang, ngikutin info zodiak sekedar iseng aja alias numpang nyari sugesti positif. Tapi lucunya, nggak sedikit yang bener-bener percaya dan dimasukkin ke hardisk, eh hati. Pas dapet ramalan baik, wajahnya sumringah kaya baru menang undian. Giliran dapet ramalan buruk, tampangnya mendadak lecek dan uring-uringan nggak jelas. Padahal mah, itu kan cuman ramalan yang penuh ketidakpastian. Kalo bener, ya kebeneran dan kalo salah, ya kesalahan. Gitu aja kok repot!

Banyak Jalan Menuju Ramalan

Hari gini, makin banyak metode ramalan baru yang nongol di media dan jadi tren. Ada astrologi, Palmistry, atau ramalan kartu. Tapi bukan pake kartu bayaran sekolah lho. Biasanya pake kartu tarot.

Istilah “Astrologi” berasal dari bahasa Yunani, yaitu: astron yang berarti bintang, dan logos yang artinya ilmu. Jadi sebenernya, Astrologi adalah ilmu tentang perbintangan dan benda-benda luar angkasa. Dan sesalahnya, ada yang meyakini kalo benda-benda angkasa itu ada kaitannya dengan nasib peruntungan manusia.

Kemudian muncullah ramalan-ramalan astrologi yang biasanya berupa diagram benda-benda langit yang dikenal sebagai horoskop. Dari horoskop ini kemudian mempopulerkan tiga belas simbol rasi bintang yang lazimnya disebut dengan istilah “zodiak” yang terdiri dari Capricornus, Aquarius, Pisces, Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpius, Ophiuchus (ini pendatang baru lho!), dan Sagitarius. Sementara di China, zodiaknya dikenal dengan sebutan shio yang diambil dari nama hewan, yaitu: tikus, kerbau, macan, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam, anjing, dan babi. Tiap zodiak mewakili waktu lahir seseorang yang mempengaruhi peruntungan seumur hidupnya.

Kalo Palmistry, di India dikenal dengan istilah Hast Samudrika atau Lautan Pengetahuan. Ilmu ini percaya kalo beberapa garis yang ada dalam telapak tangan adalah cerminan dari pikiran bawah sadar yang membentuk garis-garis tersebut. Karena garis tersebut mewakili pikiran kita, sikap positif yang kita miliki akan berdampak pada garis lurus yang memiliki arti baik, sedangkan pikiran negatif membuat efek sebaliknya.

Sementara kartu tarot tersusun oleh 78 kartu yang terdiri dari 22 kartu Arcana Mayor sering disebut sebagai kartu trump, yang berarti mereka memiliki keunggulan dibandingkan dengan 56 kartu Arcana Minor. Tarot yang paling populer saat ini adalah Tarot versi Rider-Waite-Smith. Dalam budaya Barat, kartu yang berasal dari Itali ini dipercaya memiliki kemampuan untuk meramal masa depan, peruntungan nasib, bahkan dipakai sebagai alat untuk mencapai alam bawah sadar.

Nggak cukup dengan rasi bintang, garis tangan atau kartu tarot, ramalan juga merambah dunia maya. Tinggal kunjungi situsnya, masukkin tanggal lahir, lalu keluar deh ramalannya. Malah ada juga yang memanfaatkan kecanggihan teknologi ponsel. “Cukup kamu ketik ramal spasi nama lengkap dan kirimkan ke 1234. Inget ya, TULISKAN NAMA LENGKAP KAMU, biar ramalannya nggak nyasar ke orang lain. Yang pasti, sms yang kamu terima, langsung dari hape peramalnya. Bukan hape saya. Soalnya saya mah cuman mak comblang aja, sekedar ngasih obyekan ke tukang ramal.” Hehehe….

Irasional Namun Tetep Fenomenal

Bukan rahasia lagi kalo ramalan nasib itu irasional alias nggak masuk akal (kecuali ramalan cuaca lho). Faktanya, penerawangan masa depan seseorang hanya dipenuhi dugaan dan kemungkinan. Maybe yes maybe no. Karena emang belon terjadi. Masalahnya sekarang, meski irasional, masih banyak orang yang betah diramal. Dan tukang ramal juga nggak pernah sepi order. Kalo menurut hasil penerawangan penulis, eh pengamatan penulis, ada tiga faktor yang bikin ramal-meramal nggak ada matinya.

Pertama, rasa penasaran tentang masa depan. Setiap orang pastinya selalu pengen tahu apa yang akan terjadi pada dirinya besok, lusa, atau suatu saat nanti. Rasa penasaran ini yang memancing orang untuk minta diramal atau melototin info zodiak terbaru. Siapa tahu setelah diramal, ternyata someday bakal jadi idola remaja, bisa menikmati hidup serba ada, setiap sisi kehidupannya disorot kamera, tapi karena terlalu hedonis akhirnya terjerat narkoba, lalu mendekam di penjara, semua harta bendanya habis tanpa sisa, setelah keluar dari penjara keadaannya kembali seperti semula sebelum jadi idola. Huehehe…masih penasaran dengan masa depan?

Kedua, second opinion. Udah jadi kebiasaan kalo lagi ada masalah, kita sering cerita ke teman, keluarga, atau orang dekat untuk dapetin pemecahannya. Tapi terkadang, banyaknya masukan malah bikin kita khawatir keliru ngambil solusi. Biar pede, ada yang ngerasa perlu bantuan second opinion alias pendapat kedua. Pastinya, second opinion ini bukan dari orang biasa. Tapi dari orang pinter (bukan pinter ngibul lho) yang ngasih pemecahan sekaligus ’bocoran’ tentang masa depan kehidupannya. Seperti pengakuan seorang peramal, Mama Lauren. Orang-orang yang jadi pasiennya membutuhkan second opinion untuk mengatasi problem mereka. Gitchu!

Ketiga, media massa. Dunia ramal emang komoditi bisnis yang laris manis. Nggak heran kalo media massa dengan senang hati menayangkan lika-liku tren dunia ramal dan supranatural. Sehingga orang jadi kenal dengan tukang ramal kaya Mama Lauren, Putri Wong Kam Fu, atau Ki Joko Bodo. Orang juga nggak keberatan ’buang pulsa’ demi sms sugesti dari Romy Rafael atau ramalan Dedy Cobuzier yang iklannya sering nongol di layar kaca. Malah media cetak remaja nggak mau ketinggalan ngasih tempat untuk rubrik ramalan bintang.

Nah pren, dunia ramal jadi fenomenal lantaran lingkungan sekitar kita ikut mensukseskan kehadirannya. Seolah nggak tersentuh oleh hukum negara apalagi norma agama. Emang kaya gitu kalo hidup di alam kapitalis sekuler. Selama praktik ramal dan supranatural nggak bikin rugi banyak orang, negara ogah turut campur. Padahal jelas-jelas ramalan nasib itu sesat dan menyesatkan. Terutama bagi umat Islam. Bisa merusak akidah. Makanya jangan mau hidup di alam kapitalis sekuler seumur hidup. Bakal tekor dunia akherat tau!

Islam Tak Kenal Dunia Ramal

Pren, dari asal muasalnya aja udah keliatan kalo dunia ramal dan supranatural datang dari budaya orang-orang kafir. Mereka yakin kalo perkara ghaib yang tidak terjangkau oleh akal dan indera manusia bisa diketahui dengan perantaraan rasi bintang, garis tangan, atau kartu tarot. Persis kaya zaman jahiliyah dulu. Padahal dalam Islam, keyakinan model gitu udah lama dikubur. Karena yang tahu perkara ghaib hanya Allah swt dan Rasul yang diridhoi-Nya. Seperti dipastiin dalam firman-Nya:

(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib, Maka dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, Maka Sesungguhnya dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. (QS. al-Jin [72]: 26-27)

Imam al-Qurthubi menyebutkan ketika menafsirkan ayat di atas “bahwa ramalan bintang tak ada faedahnya sama sekali, dan tidak menunjukkan celaka atau bahagia (seseorang). Ramalan tersebut tiada lain adalah penentangan terhadap al-Quran yang agung. Sikap penentangan terhadap al-Quran ini berarti telah menghalalkan darah orang yang melakukan ramalan perbintangan itu.”

Terus, kalo ada hasil ramalan yang kebeneran terjadi, bukan berarti peramal tahu perkara ghaib.

Aisyah r.a. berkata, beberapa orang bertanya kepada Nabi saw tentang dukun. Jawab Nabi: ’Mereka bukan apa-apa.’ Berkata mereka: ’Adakalanya mereka itu menceritakan dan terjadi benar.’ Nabi bersabda: ’Itu kalimat yang hak dicuri oleh Jin, maka disampaikan kepada dukun dan ditambah dengan seratus kalimat dusta.” (HR. Bukhari-Muslim)

Nggak cuman tak berfaedah, percaya ramalan atau zodiak juga bisa bikin ibadah shalat kita hangus dan akidah kita kendor lho. Nabi saw bersabda:

“Siapa yang datang kepada tukang tebak dan menanyakan sesuatu lalu dipercayainya, maka tidak diterima sembahyangnya empat puluh hari.” (HR. Muslim).

Kalo kamu diramal, bersikaplah seperti Ali bin Abi Thalib yang pernah dilarang oleh seseorang untuk tidak bepergian dengan alasan bahwa bulan sedang pada posisi Scorpio. Dan itu akan mengakibatkan bencana bagi Ali r.a. dan para sahabatnya. Tapi sahabat Nabi ini tidak mempedulikan saran orang tersebut, kemudian beliau berkata: Kami mendustakan dan menyalahi perkataanmu. Kami akan berangkat pada waktu yang kamu larang untuk berangkat. Ali kemudian menghadapkan dirinya pada orang banyak dan berkata: Wahai manusia, hindarkanlah diri kalian dari belajar ilmu perbintangan, kecuali apa yang dapat menunjuki kalian di kegelapan darat dan laut. Seorang peramal bintang (ahli nujum) tak lain adalah seperti tukang sihir, sedangkan tukang sihir adalah seperti orang kafir, dan orang kafir tempatnya di neraka…. (kitab Nahjul Balaghah juz I, hlm. 128).

Dalam Islam, kehadiran paranormal, tukang ramal, atau tukang sihir akan membahayakan akidah umat. Makanya, negara bakal ngasih sanksi yang tegas bagi mereka. Seperti sabda Rasul saw:

“Hukuman terhadap tukang sihir itu dipenggal lehernya dengan pedang.” (HR. Tirmidzi dan Daruqutni).

Nah pren, udah jelas banget dong kalo kebencian Islam terhadap dunia ramal-meramal bukan main-main dan nggak pilih-pilih. Yang meramal atau yang diramal, sama tekornya. Daripada buang-buang waktu untuk nyari ramalan nasib yang gratisan, mendingan diisi dengan kegiatan positif seperti ikut ngaji yang bisa mencerahkan masa depan kita dunia akherat. Dan pastinya, hidup akan lebih seru dan produktif kalo masa depan kita tetep jadi misteri. Hari gini masih percaya ramalan nasib? Jangan gila dong! [hafidz341@gmail.com]

Share this Article on :

0 komentar:

 

© Copyright AL-FATIH ZONE 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.